Sunnah Mengandung Makna yang Lebih Prinsipil Ketimbang Hadis, Begini Penjelasan Cak Nur
Selasa, 21 Februari 2023 - 19:19 WIB
5. Rasa kasih sayang kepada sesama manusia yang kurang beruntung.
6. Senantiasa bersyukur pada Allah atas segala nikmat karunia-Nya
7. Bersikap lapang dada.
8. Memikul beban tanggungjawab dengan penuh kerelaan.
9. Tidak kecil hati karena kesulitan, sebab yakin akan masa datang yang lebih baik.
10. Menggunakan setiap waktu luang untuk kerja-kerja produktif.
11. Tetap berorientasi kepada Allah.
Menurut Cak Nur, Firman Allah yang memberi gambaran dinamika kepribadian Nabi sebagai uswah hasanah dalam al-Qur'an cukup banyak. Pengkajian terhadap firman-firman itu akan memberi gambaran yang utuh tentang siapa Nabi dan bagaimana garis besar sepak terjang beliau dalam hidup beliau baik sebagai pribadi maupun sebagai Utusan Ilahi.
"Kita dapat mendekteksi dinamika kepribadian Nabi itu dari firman-frman yang ditunjukkan khusus kepada Nabi, seperti diindikasikan oleh penggunaan kata pengganti nama 'engkau' dalam suatu format dialog antara Tuhan dan Utusan-Nya.
Jadi sunnah Nabi, khususnya segi-segi yang dinamik dan mendasar, dapat lebih banyak diketahui dari Kitab Suci daripada dari kumpulan kitab hadits. Meskipun banyak laporan dalam kitab-kitab hadits yang juga memberi gambaran tentang tingkah laku atau kepribadian Nabi, namun umumnya bersifat ad hoc terkait erat dengan tuntutan khusus ruang dan waktu.
Sedangkan yang ada dalam al-Qur'an, sekalipun dituturkan dalam kaitan dengan ruang dan waktu atau pengalaman khusus Nabi, namun ajaran moral di balik cerita selalu bersifat dinamik sehingga dapat dengan mudah diangkat pada tingkat generalitas yang tinggi, dengan demikian bernilai universal. "Karena itu sunnah Nabi sebenarnya tidak terbatas hanya pada hadis, meskipun hadis (yang sahih) memang termasuk sunnah," demikian Cak Nur.
6. Senantiasa bersyukur pada Allah atas segala nikmat karunia-Nya
7. Bersikap lapang dada.
8. Memikul beban tanggungjawab dengan penuh kerelaan.
9. Tidak kecil hati karena kesulitan, sebab yakin akan masa datang yang lebih baik.
10. Menggunakan setiap waktu luang untuk kerja-kerja produktif.
11. Tetap berorientasi kepada Allah.
Menurut Cak Nur, Firman Allah yang memberi gambaran dinamika kepribadian Nabi sebagai uswah hasanah dalam al-Qur'an cukup banyak. Pengkajian terhadap firman-firman itu akan memberi gambaran yang utuh tentang siapa Nabi dan bagaimana garis besar sepak terjang beliau dalam hidup beliau baik sebagai pribadi maupun sebagai Utusan Ilahi.
"Kita dapat mendekteksi dinamika kepribadian Nabi itu dari firman-frman yang ditunjukkan khusus kepada Nabi, seperti diindikasikan oleh penggunaan kata pengganti nama 'engkau' dalam suatu format dialog antara Tuhan dan Utusan-Nya.
Jadi sunnah Nabi, khususnya segi-segi yang dinamik dan mendasar, dapat lebih banyak diketahui dari Kitab Suci daripada dari kumpulan kitab hadits. Meskipun banyak laporan dalam kitab-kitab hadits yang juga memberi gambaran tentang tingkah laku atau kepribadian Nabi, namun umumnya bersifat ad hoc terkait erat dengan tuntutan khusus ruang dan waktu.
Sedangkan yang ada dalam al-Qur'an, sekalipun dituturkan dalam kaitan dengan ruang dan waktu atau pengalaman khusus Nabi, namun ajaran moral di balik cerita selalu bersifat dinamik sehingga dapat dengan mudah diangkat pada tingkat generalitas yang tinggi, dengan demikian bernilai universal. "Karena itu sunnah Nabi sebenarnya tidak terbatas hanya pada hadis, meskipun hadis (yang sahih) memang termasuk sunnah," demikian Cak Nur.
(mhy)