Makna Ummatan Wasatha Menurut Quraish Shihab

Senin, 13 Maret 2023 - 10:24 WIB
Ada juga yang mengatakan bahwa, angka empat puluh sudah bisa disebut umat. Pakar hadis An-Nasa'i yang meriwayatkan hadis serupa menyatakan bahwa Abu Al-Malih ditanyai tentang jumlah orang yang salat itu, dan menjawab, "Empat puluh orang."

Quraish Shihab menjelaskan kalau kita merujuk kepada Al-Quran, agaknya penjelasan Ar-Raghib dapat dipertanggungjawabkan.

Pakar bahasa Al-Quran itu (w. 508 H/1108 M) dalam bukunya Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur'an, menjelaskan bahwa kata ini didefinisikan sebagai semua kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama, waktu, atau tempat yang sama, baik penghimpunannya secara terpaksa maupun atas kehendak mereka.

Secara tegas Al-Quran dan hadis tidak membatasi pengertian umat hanya pada kelompok manusia.

Dan tidaklah binatang-binatang yang ada di bumi, dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya kecuali umat-umat juga seperti kamu ( QS Al-An'am [6] : 38).

Rasulullah SAW bersabda:

Semut (juqa) merupakan umat dan umat-umat (Tuhan) (HR Muslim).

Seandainya anjing-anjing bukan umat dan umat-umat (Tuhan) niscaya saya perintahkan untuk dibunuh (HR At-Tirmidzi dan An-Nasa'i).



Ikatan persamaan apa pun yang menyatukan makhluk hidup manusia--atau binatang-- seperti jenis, suku, bangsa, ideologi, atau agama, dan sebagainya, maka ikatan itu telah menjadikan mereka satu umat. Bahkan Nabi Ibrahim as --sendirian-- yang menyatukan sekian banyak sifat terpuji dalam dirinya, disebut oleh Al-Quran sebagai "umat" (QS Al- Nahl [16]: 120), dari sini beliau kemudian menjadi imam, yakni pemimpin yang diteladani.

Menurut Quraish Shihab, kata umat tidak hanya digunakan untuk manusia-manusia yang taat beragama, karena dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa Rasul SAW bersabda:

"Semua umatku masuk surga, kecuali yang enggan." Beliau ditanyai, "Siapa yang enggan itu?" Dijawabnya, "Siapa yang taat kepadaku dia akan masuk surga, dan yang durhaka maka ia telah enggan" (HR Bukhari melalui Abu Hurairah).

Al-Quran surat Al-Ra'd ayat 30 menggunakan kata ummat untuk menunjuk orang-orang yang enggan menjadi pengikut para Nabi. Begitu kesimpulan Ad-Damighani (abad ke-ll H) dalam Kamus Al-Quran yang disusunnya.

50 Kali dalam Al-Quran

Quraish Shihab mengatakan kata ummat dalam bentuk tunggal terulang lima puluh dua kali dalam Al-Quran. Ad-Damighani menyebutkan sembilan arti untuk kata itu, yaitu, kelompok, agama (tauhid), waktu yang panjang, kaum, pemimpin, generasi lalu, umat Islam, orang-orang kafir, dan manusia seluruhnya.

Benang merah yang menggabungkan makna-makna di atas adalah "himpunan".

Sungguh indah, luwes, dan lentur kata ini, sehingga dapat mencakup aneka makna, dan dengan demikian dapat menampung--dalam kebersamaannya-- aneka perbedaan.



Al-Quran memilih kata ini untuk menunjukkan antara lain "himpunan pengikut Nabi Muhammad SAW (umat Islam)", sebagai isyarat bahwa ummat dapat menampung perbedaan kelompok-kelompok, betapapun kecil jumlah mereka, selama masih pada arah yang sama, yaitu Allah SWT.

Sesungguhnya umatmu ini (agama tauhid) adalah umat (agama) yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku ( QS Al-Anbiya' [21] : 92).

Dalam kata "umat" terselip makna-makna yang cukup dalam. Umat mengandung arti gerak dinamis, arah, waktu, jalan yang jelas, serta gaya dan cara hidup. Untuk menuju pada satu arah, harus jelas jalannya, serta harus bergerak maju dengan gaya dan cara tertentu, dan pada saat yang sama membutuhkan waktu untuk mencapainya.

Al-Quran surat Yusuf (12) : 45 menggunakan kata umat untuk arti waktu. Sedangkan surat Al-Zukhruf (43) : 22 untuk arti jalan, atau gaya dan cara hidup.
Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari empat perkara, yaitu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak didengar.

(HR. Ibnu Majah No. 3827)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More