Jalaluddin Rumi: Kebenaran Esensial Terletak Pada Kesadaran Batin
Rabu, 29 Maret 2023 - 13:33 WIB
Aku pergi ke Ka'bah. Dia tidak ada di sana.
Aku bertanya kepada Ibnu Sina tentangnya.
Dia di luar jangkauan filosuf ini ...
Aku melihat ke dalam kalbuku sendiri.
Di situlah tempatnya, aku melihatnya.
Dia tidak di tempat lain ...
Idries Shah menjelaskan kata ganti "dia" di sini maksudnya adalah realitas sejati. Sufi adalah abadi. Penggunaan kata-kata seperti "kemabukan" atau "anggur" maupun "hati" adalah penting, namun paling jauh hanya untuk mendekati realitas sejati itu dengan menggunakan suatu parodi. Sebagaimana Rumi menyatakannya:
Sebelum kebun, tanaman dan buah anggur tercipta di dunia ini,
Jiwa kami telah mabuk dengan anggur abadi.
Sufi mungkin terpaksa mempergunakan perumpamaan dari dunia yang dikenal pada jenjang awal penyampaian, tetapi Rumi mengikuti standar rumusan Sufi dengan sangat ketat.
Aku bertanya kepada Ibnu Sina tentangnya.
Dia di luar jangkauan filosuf ini ...
Aku melihat ke dalam kalbuku sendiri.
Di situlah tempatnya, aku melihatnya.
Dia tidak di tempat lain ...
Idries Shah menjelaskan kata ganti "dia" di sini maksudnya adalah realitas sejati. Sufi adalah abadi. Penggunaan kata-kata seperti "kemabukan" atau "anggur" maupun "hati" adalah penting, namun paling jauh hanya untuk mendekati realitas sejati itu dengan menggunakan suatu parodi. Sebagaimana Rumi menyatakannya:
Sebelum kebun, tanaman dan buah anggur tercipta di dunia ini,
Jiwa kami telah mabuk dengan anggur abadi.
Sufi mungkin terpaksa mempergunakan perumpamaan dari dunia yang dikenal pada jenjang awal penyampaian, tetapi Rumi mengikuti standar rumusan Sufi dengan sangat ketat.
(mhy)
Lihat Juga :