Lailatulqadar: Ketika Umat Nabi Muhammad SAW Kagumi Usia Panjang Manusia Tempo Dulu
Minggu, 09 April 2023 - 17:54 WIB
Kecuali, terhadap orang yang suka minum khamar, orang yang memutuskan silaturahim dan pemakan daging babi.
Pada malam qadar itu Allah SWT menetapkan seluruh urusan yang dikehendaki-Nya seperti urusan kematian, azal, rejeki, dan sebagainya sampai tahun berikutnya.
Kemudian, Allah menyerahkannya kepada yang mengatur urusan-urusan itu. Mereka adalah Malaikat Israfil, Mikail, Izrail, dan Jibri Alaihimus Salam.
Turunnya malaikat-malaikat tadi dari Sidratul Muntaha dipimpin oleh Malaikat Jibril dan berdoa untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Sebagaimana doa firman Allah SWT
{الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (7) رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (8) وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (9) }
(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan), "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar." ( QS Al-Mu'min : 7-9)
Abu Dawud telah menceritakan kepada kami Imran Al-Qattan, dari Qatadah, dari Abu Maimunah, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
انها ليلة سابعة او تاسعة وعشرين وإن الملائكة تلك الليلية فى الأرض أكثر من عدد الحصى.
“Sesungguhnya malam kemuliaan itu jatuh pada malam 27 atau 29 Ramadhan, dan sesungguhnya para malaikat di bumi pada malam itu jumlahnya lebih banyak daripada bilangan batu kerikil”.
Malik ibnu Marsad ibnu Abdullah bertanya kepada Abu Dzar, “Apakah yang pernah engkau tanyakan kepada Rasulullah SAW tentang Lailatulqadar? Abu Dzar menjawab, bahwa dirinyalah orang yang paling gencar menanyakan tentang Lailatulqadar kepada Rasulullah SAW.
Aku bertanya “Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang Lailatuladar, apakah terdapat di bulan Ramadan ataukah di bulan yang lain?” Rasulullah menjawab, “Tidak, bahkan ia terdapat di dalam bulan Ramadan”.
Aku bertanya lagi, “Apakah Lailatulqadar itu hanya ada di masa nabi saja? Apabila mereka telah tiada, maka Lailatulqadar dihapuskan, ataukah masih tetap ada sampai hari kiamat?”
Rasulullah SAW menjawab, “Tidak, bahkan Lailatulqadar tetap ada sampai hari kiamat”.
Aku bertanya lagi, “Di bagian manakah Lailatulqadar terdapat dalam bulan Ramadan?” Rasulullah SAW menjawab, “Carilah di malam-malam sepuluh!”
Dari Abu Sa’id Al-Hudri ra ia berkata, “Kami beri'tikaf bersama-sama dengan Nabi SAW sepuluh hari pertengahan bulan Ramadan, kemudian puasa pagi hari tanggal 20, beliau keluar lalu berhutbah kepada kami, “Sesungguhnya Lailatulqadar telah diperlihatkan kepadaku, kemudian aku dilupakan, maka carilah Lailatulqadar itu pada sepuluh terakhir dalam malam ganjil”. (HR. Bukhari).
Ibnu Mas’ud pernah mengatakan bahwa barangsiapa yang melakukan salat malam sepanjang tahun, niscaya akan menjumpai Lailatulqadar. Ubay ibnu Ka'ab menjawab, “Semoga Allah merahmatinya, sesungguhnya dia telah mengetahui bahwa malam kemuliaan itu terdapat di dalam bulan Ramadan dan tepatnya di malam 27”.
Kemudian Ubay ibnu Ka’ab bersumpah untuk menguatkan perkataannya. Dan aku (Abu Munzir) bertanya, “Bagaimanakah kamu mengetahuinya?” Ubay ibnu Ka’ab menjawab, “Melalui alamat atau tandanya yang telah diberitahukan kepada kami oleh Nabi SAW, bahwa pada siang harinya matahari terbit dipagi harinya, sedangkan cahayanya lemah”.
Rasulullah SAW telah bersabda: “Sesungguhnya pertanda Lailatulqadar ialah cuacanya bersih, lagi terang seakan-akan ada rembulannya, tenang, lagi hening; suhunya tidak dingin dan tidak pula panas, dan tiada suatu bintang pun yang dilemparkan pada malam itu sampai pagi hari. Dan sesungguhnya pertanda Lailatulqadar itu dipagi harinya matahari terbit dalam keadaan sempurna, tetapi tidak bercahaya seperti biasanya melainkan seperti rembulan dimalam purnama”. (HR. Bukhari)
Pada malam qadar itu Allah SWT menetapkan seluruh urusan yang dikehendaki-Nya seperti urusan kematian, azal, rejeki, dan sebagainya sampai tahun berikutnya.
Kemudian, Allah menyerahkannya kepada yang mengatur urusan-urusan itu. Mereka adalah Malaikat Israfil, Mikail, Izrail, dan Jibri Alaihimus Salam.
Turunnya malaikat-malaikat tadi dari Sidratul Muntaha dipimpin oleh Malaikat Jibril dan berdoa untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Sebagaimana doa firman Allah SWT
{الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (7) رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (8) وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (9) }
(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan), "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar." ( QS Al-Mu'min : 7-9)
Abu Dawud telah menceritakan kepada kami Imran Al-Qattan, dari Qatadah, dari Abu Maimunah, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
انها ليلة سابعة او تاسعة وعشرين وإن الملائكة تلك الليلية فى الأرض أكثر من عدد الحصى.
“Sesungguhnya malam kemuliaan itu jatuh pada malam 27 atau 29 Ramadhan, dan sesungguhnya para malaikat di bumi pada malam itu jumlahnya lebih banyak daripada bilangan batu kerikil”.
Malik ibnu Marsad ibnu Abdullah bertanya kepada Abu Dzar, “Apakah yang pernah engkau tanyakan kepada Rasulullah SAW tentang Lailatulqadar? Abu Dzar menjawab, bahwa dirinyalah orang yang paling gencar menanyakan tentang Lailatulqadar kepada Rasulullah SAW.
Aku bertanya “Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang Lailatuladar, apakah terdapat di bulan Ramadan ataukah di bulan yang lain?” Rasulullah menjawab, “Tidak, bahkan ia terdapat di dalam bulan Ramadan”.
Aku bertanya lagi, “Apakah Lailatulqadar itu hanya ada di masa nabi saja? Apabila mereka telah tiada, maka Lailatulqadar dihapuskan, ataukah masih tetap ada sampai hari kiamat?”
Rasulullah SAW menjawab, “Tidak, bahkan Lailatulqadar tetap ada sampai hari kiamat”.
Aku bertanya lagi, “Di bagian manakah Lailatulqadar terdapat dalam bulan Ramadan?” Rasulullah SAW menjawab, “Carilah di malam-malam sepuluh!”
Dari Abu Sa’id Al-Hudri ra ia berkata, “Kami beri'tikaf bersama-sama dengan Nabi SAW sepuluh hari pertengahan bulan Ramadan, kemudian puasa pagi hari tanggal 20, beliau keluar lalu berhutbah kepada kami, “Sesungguhnya Lailatulqadar telah diperlihatkan kepadaku, kemudian aku dilupakan, maka carilah Lailatulqadar itu pada sepuluh terakhir dalam malam ganjil”. (HR. Bukhari).
Ibnu Mas’ud pernah mengatakan bahwa barangsiapa yang melakukan salat malam sepanjang tahun, niscaya akan menjumpai Lailatulqadar. Ubay ibnu Ka'ab menjawab, “Semoga Allah merahmatinya, sesungguhnya dia telah mengetahui bahwa malam kemuliaan itu terdapat di dalam bulan Ramadan dan tepatnya di malam 27”.
Kemudian Ubay ibnu Ka’ab bersumpah untuk menguatkan perkataannya. Dan aku (Abu Munzir) bertanya, “Bagaimanakah kamu mengetahuinya?” Ubay ibnu Ka’ab menjawab, “Melalui alamat atau tandanya yang telah diberitahukan kepada kami oleh Nabi SAW, bahwa pada siang harinya matahari terbit dipagi harinya, sedangkan cahayanya lemah”.
Rasulullah SAW telah bersabda: “Sesungguhnya pertanda Lailatulqadar ialah cuacanya bersih, lagi terang seakan-akan ada rembulannya, tenang, lagi hening; suhunya tidak dingin dan tidak pula panas, dan tiada suatu bintang pun yang dilemparkan pada malam itu sampai pagi hari. Dan sesungguhnya pertanda Lailatulqadar itu dipagi harinya matahari terbit dalam keadaan sempurna, tetapi tidak bercahaya seperti biasanya melainkan seperti rembulan dimalam purnama”. (HR. Bukhari)