Ancaman Buat Suami Dayyuts, Haram Surga Baginya!
Senin, 01 Mei 2023 - 08:09 WIB
Ancaman mengerikan bagi suami atau laki-laki yang memiliki sifat dayyuts , apa itu? Dayyuts adalah laki-laki, baik itu ayah, suami, abang atau adik laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu (perasaan terusik), jika anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabnya melakukan perbuatan maksiat dan haram. Dia membiarkannya dan sama sekali tidak memperbaiki atau memberi nasehat.
Itulah laki-laki dayyuts yang diancam dengan diharamkan surga baginya. Sebagaimana diungkapkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadisnya,
“Tiga golongan yang Allah mengharamkan surga atas mereka, pecandu bir, anak yang durhaka kepada orang tuanya, dan dayyuts yang membiarkan kemaksiatan pada istrinya (keluarganya).”(HR Ahmad dan Nasa'i)
Istilah dayyuts sendiri tidak dikenal oleh bangsa Arab pra-Islam. Kata dan istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Para ulama menafsirkan istilah dayyuts sebagai seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu (karena iman) terhadap ahlinya (istri dan anak-anaknya).
Di zaman sekarang, kemunculan para laki-laki dayyuts ini seperti tidak terbendung. Mareka adalah suami-suami dan atau bapak-bapak yang sangat permisif. Banyak contoh kemunculan dayyuts ini, seperti diungkapkan Ustadz dr Raehanul Bahraen, dalam laman dakwahnya. Berikut di antaranya:
1. Suami tidak cemburu jika istrinya berpakaian ketat dan membuka aurat. Kecantikannya dinikmati oleh semua mata laki-laki. Ia membiarkannya dan tidak menasehati serta memperbaiki istrinya
2. Ayah membiarkan putrinya pacaran dan dibawa ke mana saja dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Padahal kehormatan putrinya harus ia jaga sampai diserahkan pada suami yang bertanggung jawab kelak. Ia membiarkan putrinya terjerumus dalam zina dan tidak menasehatinya.
3. Suami membiarkan istrinya foto selfie dengan gaya centil (apalagi membuka aurat) dan bisa menjadi fitnah/ujian bagi laki-laki yang melihatnya. Ia tidak cemburu jika ada laki-laki yang puas memandang, bisa dengan bebas “stalking” akun istrinya karena banyak foto-foto. Bahkan bisa jadi ada laki-laki lain yang menyimpan dan mengkoleksi foto istrinya
4. Secara umum membiarkan terjadi maksiat dalam keluarga tanggung jawabnya dan ia tidak cemburu ataupun terusik sedikitpun
Begitu murkanya Allah Subhanahu wa ta'ala kepada dayyuts ini dikarenakan dia turut memberikan kontribusi terhadap semakin meningkatnya perceraian, yang diakibatkan perselingkuhan, terjadinya perilaku seks pra nikah yang dilakukan putri-putri mereka yang masih remaja dan lain sebagainya, yang ironisnya terjadi di rumah mereka sendiri.
Munculnya dayyuts bisa disebabkan oleh banyak faktor, misalnya, yang banyak terjadi di kota-kota besar seperti di Jakarta, adalah suami dan atau bapak mengizinkan pria dewasa yang bukan mahram masuk ke dalam rumahnya untuk memperbaiki listrik, AC dan peralatan lainnya, memasang instalansi baru, peralatan baru atau kepentingan lainnya.
Sementara suami dan atau bapaknya tidak ada di rumah sedangkan di rumah hanya ada istri dan atau anak-anak remaja putrinya; membiarkan istrinya keluar rumah tanpa seizin suaminya; membiarkan aurat istri dan anak-anak remaja putrinya terbuka dan menjadi tontonan orang lain yang bukan mahram; mengizinkan pria dewasa yang bukan mahram menjadi pekerja atau pembantu rumah tangga yang bebas beraktivitas di dalam di rumahnya; dan membiarkan teman-teman pria dari remaja-remaja putrinya untuk datang ke rumah di saat bapaknya tidak ada dengan alasan mengerjarkan pekerjaan rumah.
"Dayyuts adalah membiarkan maksiat terjadi dan tidak ada rasa mengingkarinya,"ungkap dai asal Yogyakarta ini.
Padahal para ayah atau suami adalah pemimpin bagi para wanita dan dalam rumah tangga. Sebagaimana Allah Ta'ala firmankan:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka ” (QS an-Nisaa’: 34).
"Setiap suami sebagai kepala rumah tangga akam ditanya di akhirat mengenai perbuatan anggota keliarga yang menjadi tanggung jawabnya. Jika istri bermaksiat, maka suami juga akan ditanya dan diminta pertanggung jawaban di akhirat kelak,"ungkap dai yang juga seorang dokter ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Pemimpin negara adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya serta anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya.”(HR Bukhari dan Muslim)
1. Menjadi pemimpin yang bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya.
Sebuah hadist shahih riwayat Imam Bukhari :
Bahwa Abdullah bin Umar ra berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Setiap kalian adalah pemimpin & setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam (kepala negara) adalah pemimpin yg akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin & akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya & akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tsb.(HR.Bukhari).
2. Suami sebagai penyelamat keluarganya dari siksa api neraka.
Allah SWT berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.At-Tahrim:6).
3. Suami harus mawas diri bahwa isteri dan anak-anaknya dapat menjadi musuhnya.
Allah SWT berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah harta-harta dan anak-anak mu melalaikan kamu daripada memperingati Allah. Barangsiapa berbuat demikian maka mereka itulah orang2 yang rugi.” (QS.Al-Munafiqun:9).
Al-imam Ibnu Katsir rahimahullah (1301-1372 M) menafsirkan ayat ini makna “menjadi musuh bagimu” adalah melalaikan kamu dari melakukan amal shaleh & bisa menjerumuskanmu ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah Ta’ala. (Kitab Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4 hal 482).
Wallahu A'lam
Itulah laki-laki dayyuts yang diancam dengan diharamkan surga baginya. Sebagaimana diungkapkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadisnya,
ﺛَﻼَﺛَﺔٌ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟﻰَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻣُﺪْﻣِﻦُ ﺍﻟْﺨَﻤْﺮِ ﻭَﺍﻟْﻌَﺎﻕُ ﻭَﺍﻟﺪَّﻳُّﻮْﺙُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳُﻘِﺮُّ ﺍﻟْﺨَﺒَﺚَ ﻓِﻲ ﺃَﻫْﻠِﻪِ
“Tiga golongan yang Allah mengharamkan surga atas mereka, pecandu bir, anak yang durhaka kepada orang tuanya, dan dayyuts yang membiarkan kemaksiatan pada istrinya (keluarganya).”(HR Ahmad dan Nasa'i)
Istilah dayyuts sendiri tidak dikenal oleh bangsa Arab pra-Islam. Kata dan istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Para ulama menafsirkan istilah dayyuts sebagai seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu (karena iman) terhadap ahlinya (istri dan anak-anaknya).
Di zaman sekarang, kemunculan para laki-laki dayyuts ini seperti tidak terbendung. Mareka adalah suami-suami dan atau bapak-bapak yang sangat permisif. Banyak contoh kemunculan dayyuts ini, seperti diungkapkan Ustadz dr Raehanul Bahraen, dalam laman dakwahnya. Berikut di antaranya:
1. Suami tidak cemburu jika istrinya berpakaian ketat dan membuka aurat. Kecantikannya dinikmati oleh semua mata laki-laki. Ia membiarkannya dan tidak menasehati serta memperbaiki istrinya
2. Ayah membiarkan putrinya pacaran dan dibawa ke mana saja dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Padahal kehormatan putrinya harus ia jaga sampai diserahkan pada suami yang bertanggung jawab kelak. Ia membiarkan putrinya terjerumus dalam zina dan tidak menasehatinya.
3. Suami membiarkan istrinya foto selfie dengan gaya centil (apalagi membuka aurat) dan bisa menjadi fitnah/ujian bagi laki-laki yang melihatnya. Ia tidak cemburu jika ada laki-laki yang puas memandang, bisa dengan bebas “stalking” akun istrinya karena banyak foto-foto. Bahkan bisa jadi ada laki-laki lain yang menyimpan dan mengkoleksi foto istrinya
4. Secara umum membiarkan terjadi maksiat dalam keluarga tanggung jawabnya dan ia tidak cemburu ataupun terusik sedikitpun
Begitu murkanya Allah Subhanahu wa ta'ala kepada dayyuts ini dikarenakan dia turut memberikan kontribusi terhadap semakin meningkatnya perceraian, yang diakibatkan perselingkuhan, terjadinya perilaku seks pra nikah yang dilakukan putri-putri mereka yang masih remaja dan lain sebagainya, yang ironisnya terjadi di rumah mereka sendiri.
Munculnya dayyuts bisa disebabkan oleh banyak faktor, misalnya, yang banyak terjadi di kota-kota besar seperti di Jakarta, adalah suami dan atau bapak mengizinkan pria dewasa yang bukan mahram masuk ke dalam rumahnya untuk memperbaiki listrik, AC dan peralatan lainnya, memasang instalansi baru, peralatan baru atau kepentingan lainnya.
Sementara suami dan atau bapaknya tidak ada di rumah sedangkan di rumah hanya ada istri dan atau anak-anak remaja putrinya; membiarkan istrinya keluar rumah tanpa seizin suaminya; membiarkan aurat istri dan anak-anak remaja putrinya terbuka dan menjadi tontonan orang lain yang bukan mahram; mengizinkan pria dewasa yang bukan mahram menjadi pekerja atau pembantu rumah tangga yang bebas beraktivitas di dalam di rumahnya; dan membiarkan teman-teman pria dari remaja-remaja putrinya untuk datang ke rumah di saat bapaknya tidak ada dengan alasan mengerjarkan pekerjaan rumah.
"Dayyuts adalah membiarkan maksiat terjadi dan tidak ada rasa mengingkarinya,"ungkap dai asal Yogyakarta ini.
Padahal para ayah atau suami adalah pemimpin bagi para wanita dan dalam rumah tangga. Sebagaimana Allah Ta'ala firmankan:
ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝُ ﻗَﻮَّﺍﻣُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ﺑِﻤَﺎ ﻓَﻀَّﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑَﻌْﻀَﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﺾٍ ﻭَﺑِﻤَﺎ ﺃَﻧْﻔَﻘُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﻮَﺍﻟِﻬِﻢْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka ” (QS an-Nisaa’: 34).
"Setiap suami sebagai kepala rumah tangga akam ditanya di akhirat mengenai perbuatan anggota keliarga yang menjadi tanggung jawabnya. Jika istri bermaksiat, maka suami juga akan ditanya dan diminta pertanggung jawaban di akhirat kelak,"ungkap dai yang juga seorang dokter ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Pemimpin negara adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya serta anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya.”(HR Bukhari dan Muslim)
Ancaman Buat Suami Dayyuts
Al-imam Adzahabi rahimahullah di dalam kitab Al-kaba’ir mendudukan suami dayyuts termasuk dosa besar ke-34. Sedangkan dosa besar itu akan membinasakan pelakunya dengan ancaman azab diharamkan baginya surga. Kenapa ancamannya egitu mengerikan? Hal ini karena kedudukan dan peran seorang suami didalam rumah tangganya cukup berat di antaranya :1. Menjadi pemimpin yang bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya.
Sebuah hadist shahih riwayat Imam Bukhari :
Bahwa Abdullah bin Umar ra berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Setiap kalian adalah pemimpin & setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam (kepala negara) adalah pemimpin yg akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin & akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya & akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tsb.(HR.Bukhari).
2. Suami sebagai penyelamat keluarganya dari siksa api neraka.
Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.At-Tahrim:6).
3. Suami harus mawas diri bahwa isteri dan anak-anaknya dapat menjadi musuhnya.
Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah harta-harta dan anak-anak mu melalaikan kamu daripada memperingati Allah. Barangsiapa berbuat demikian maka mereka itulah orang2 yang rugi.” (QS.Al-Munafiqun:9).
Al-imam Ibnu Katsir rahimahullah (1301-1372 M) menafsirkan ayat ini makna “menjadi musuh bagimu” adalah melalaikan kamu dari melakukan amal shaleh & bisa menjerumuskanmu ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah Ta’ala. (Kitab Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4 hal 482).
Wallahu A'lam
(wid)