7 Gaya Kaligrafi, Naskh Sudah Ada Sejak Abad Pertama Datangnya Islam

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:00 WIB
Seorang pria Yaman membaca Al-Quran. Foto/Ilustrasi: AFP/MEE
Gaya penulisan kaligrafi Arab adalah bentuk seni yang berusia berabad-abad. Kaligrafi merupakan bagian penting dari warisan budaya Timur Tengah . Konon pada zaman dulu, para siswa menghabiskan waktu bertahun-tahun belajar dari orang tua mereka untuk menguasai keterampilan yang sangat dihormati ini.

Kaligrafi dikenal karena tulisannya yang cair, melengkung, dan sebagian besar tulisan tangan menggunakan tinta berwarna pada kartu atau kertas tebal. Pada awalnya, kaligrafi ditulis di atas perkamen, kulit dan kayu.

Salah satu alasan munculnya kaligrafi adalah untuk merekam dan melestarikan naskah seperti Al-Qur'an . Karena diyakini menyampaikan harmoni dan keindahan kata yang diucapkan, kaligrafi sering juga digunakan untuk menulis puisi atau bagian yang kuat.

Sebagian besar tampilan skrip bergantung pada alat artis. Untuk mendapatkan garis bersih dan halus yang dicari, kaligrafer belajar cara mengasah pena dan menyiapkan tinta.

Secara tradisional, mereka menggunakan alang-alang kering berongga yang dipotong ujungnya tajam, serta bambu dan tanaman lainnya.



Selama berabad-abad, kaligrafi Arab, yang dimasukkan UNESCO ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2022, telah mengembangkan sejumlah bentuk yang berbeda.

Gaya berkembang berdasarkan pengaruh lokal dan pendekatan filosofis, sehingga relatif mudah untuk menentukan periode di mana sebuah naskah Al-Quran diproduksi dan dari mana asalnya.

Berikut ini tujuh gaya kaligrafi yang berbeda sebagaimana dinukil dari Middle East Eye (MEE).

1. Kufi

Berasal dari kota Al-Kufa di Irak selatan, yang pernah menjadi pusat pembelajaran Islam. Aksara Kufi adalah salah satu gaya kaligrafi Arab yang paling terkenal.

Aksara tersebut, yang berkembang antara abad ketujuh dan ke-10, dapat ditemukan terukir di masjid dan istana kuno dari Spanyol , Afrika Utara hingga Iran, serta dalam kitab suci agama, khususnya manuskrip awal Al-Quran.



Itu juga mulai muncul di batu nisan, bangunan, dan koin di abad-abad berikutnya.



Kufic dikenal dengan garis vertikal pendek dan goresan horizontal panjang, semuanya dalam tipografi tebal, dengan produk akhir yang sering terlihat berbentuk "persegi".

Gaya penulisan yang diberi spasi membuatnya relatif mudah dibaca, yang sangat membantu para mualaf awal yang ingin membaca Al-Quran. Di era pers pra-cetak, tugas mereproduksi teks akan menjadi lebih mudah dengan penekanan Kufi pada sapuan kuas yang jelas dan luas.

2. Dewani

Gaya penulisan Utsmaniyah ini diperkenalkan pada abad ke-16 dan ke-17, dan khas karena gaya kursif dan mengalirnya.

Sebagian besar digunakan untuk tujuan dekoratif. Dewani dikembangkan pada masa pemerintahan Sultan Suleiman yang Agung oleh seorang desainer bernama Housam Roumi.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata: Orang yang paling Allah benci adalah orang yang suka membantah dan sengit permusuhannya.

(HR. Bukhari No. 4161)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More