Inilah Wujud Beriman kepada Kitab-kitab Allah Ta'ala

Rabu, 24 Mei 2023 - 17:03 WIB
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya”. (QS Al-Maidah: 48)

Para ahli tafsir mengatakan: makna “muhaimin” artinya adalah menjadi penjaga dan saksi atas kebenaran turunnya kitab-kitab sebelumnya, dan sebagai “mushoddiq” pembenar kitab-kitab sebelumnya, maksudnya yaitu membenarkan apa yang terkandung di dalamnya dari hal-hal yang benar (yang belum terkontaminasi kebatilan), juga untuk menafikan penyimpangan, penggantian dan perubahan yang terjadi di dalamnya, juga al-Quran sebagai kitab yang menasakh (mengangkat dan menghilangkan) hukum-hukum sebelumnya, atau untuk menyampaikan persetujuan dan pensyariatan hukum-hukum baru, oleh karenanya maka siapapun yang berpegang dengan kitab-kitab sebelumnya harus tunduk dan berserah dengan apa yang datang dalam al-Quran.

Allah berfirman:

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِهِ هُمْ بِهِ يُؤْمِنُونَ * وَإِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ قَالُوا آمَنَّا بِهِ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّنَا إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلِهِ مُسْلِمِينَ


“Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al-Kitab sebelum Al-Qur’an, mereka beriman (pula) dengan Al-Qur’an itu. Dan apabila dibacakan (Al-Qur’an itu) kepada mereka, mereka berkata, “Kami beriman kepadanya; sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkannya)”. (QS Al-Qashas: 52-53)

Menjadi kewajiban semua ummat manusia untuk mengikuti al-Quran secara lahir batin dan berpegang teguh dengannya, menunaikan nilai-nilai kebenaran yang ada di dalamnya, Allah berfirman:

وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ مُبَارَكٌ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ


“Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat”. (QS Al-An’am: 155)

Maksud dari berpegang teguh dengan al-Quran dan menunaikan nilai kebenaran di dalamnya adalah: menghalalkan apa yang dijelaskan sebagai sesuatu yang halal, mengharamkan apa yang dikatakan haram, tunduk dengan perintah yang ada, menjauhi segala bentuk larangan, memetik ibroh (pelajaran) dari setiap permisalan, mengambil pelajaran dari kisah-kisah yang ada, mengilmui ayat-ayat muhkamnya, dan pasrah menerima ayat-ayat mutasyabihatnya, berhenti pada batasan-batasannya, membela al-Quran, membaca dan menghafalnya, merenungi setiap ayatnya, mengaplikasikan isinya sepanjang siang dan malam, memberikan nasihat kepada orang lain dengan makna-makna yang terkandung di dalamnya, menyerukan/mengajak orang pada al-Quran dengan didasari ilmu.

Iman yang demikian kepada al-Qur'an akan membuahkan banyak kebaikan kepada hamba di antaranya:

A. Kita menjadi tahu bahwa Allah sangat peduli dengan hambaNya, kepedulian itu terbukti dengan diturunkannya kitab untuk setiap kaum agar mereka mendapat petunjuk.

B. Kita menjadi tahu hikmah dibalik setiap pensyariatan, dimana Allah mensyariatkan untuk setiap kaum dengan syariat yang cocok untuk kondisi mereka, sebagaimana Allah berfirman:

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا


“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang”. (QS Al-Maidah: 48)

C. Merealisasikan kewajiban syukur kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini.

D. Urgensi untuk perhatian dengan al-Quran, dengan membacanya, mentadaburinya, memahami maknanya, dan mengamalkannya.



Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat.  (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang.  (2) Wanita-wanita berpakaian tetapi (seperti) bertelanjang (pakaiannya terlalu minim, tipis, ketat, atau sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.

(HR. Muslim No. 3971)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More