Arti Ainul Yaqin dan Haqqul Yaqin beserta Penjelasannya

Jum'at, 13 Desember 2024 - 11:36 WIB
loading...
Arti Ainul Yaqin dan...
Arti ainul yaqin dan haqqul yaqin perlu diketahui dan dipahami kaum muslim, karena menyangkut keyakinan terhadap keberadaan Allah Subhanhu Wa Taala. Foto ilustrasi/ist
A A A
Arti ainul yaqin dan haqqul yaqin perlu diketahui dan dipahami kaum muslim, karena menyangkut keyakinan dan keimanan terhadap keberadaan Allah Subhanhu Wa Ta'ala.

Secara bahasa, kata yaqin artinya nyata dan terang. Kata ini menunjukkan sesuatu yang terbukti, terwujud, jelas, dan tidak memiliki keraguan. Sementara secara istilah, Al Quran menjelaskan yaqin sebagai ilmu yang pasti dan tidak menerima keraguan.

Mengutip penjelasan At-Tahanuwi dalam kitab Nadhrah An-Naim, yaqin adalah keyakinan yang pasti, sesuai, kokoh, dan tidak hilang meskipun mendengar keraguan dari orang-orang yang ragu.

Keyakinan ini terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:

1.Ilmul yaqin, yakni tingkat keyakinan seseorang akan keberadaan Allah SWT berdasarkan ilmu pengetahuan.
2. Ainul yaqin, yakni tingkat keyakinan seseorang yang telah melewati tahapan ilmul yaqin. Orang-orang yang telah mencapai tingkatan ini menyadari bahwa ilmu Allah lebih luas dibandingkan ilmu manusia dan meyakini hal-hal yang tidak masuk akal bagi mereka.
3. Haqqul yaqin, yakni tingkat keyakinan dalam diri seseorang yang paling tinggi derajatnya. Orang-orang yang mencapai tingkatan ini telah merasakan, menjalani, dan menjiwai ilmu dan amalnya.

Arti Ainul Yaqin

Dalam kitab Al-Hikam karya Syekh Ibnu Atoilah Asyakandari disebut syu'aaul bashiirah atau cahaya akal. Ainul Yaqin ialah orang-orang yang menggunakan nurul ilmu, merasa dirinya tidak ada jika dibandingkan dengan adanya Allah SWT. Ainul Yaqin disebut juga ainul bashiirah atau cahaya ilmu.

Ainul yaqin artinya adalah keyakinan yang merupakan hasil dari pengamatan dan persaksian. Ainul yaqin lebih kuat lagi sifatnya daripada ilmul yaqin karena seseorang sudah menyaksikannya sendiri.

Firman Allah ‘Azza wa Jalla mengenai ainul yaqin terdapat dalam ayat,

ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ الۡيَقِيۡنِۙ


“Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin.” (QS At-Takatsur: 7)

Contohnya adalah seseorang yang melihat temannya minum jamu lalu menjulurkan lidahnya dan mengeluh bahwa rasanya pahit. Apa yang dia lihat ini tentunya membuat keyakinannya menguat bahwa rasa jamu itu pahit.

Arti Haqqul Yaqin

Haqqul yaqin artinya tersingkapnya rahasia cahaya (kebenaran) dan pembebasan diri dari beban yakin. Ini merupakan derajat keyakinan yang paling tinggi dan tidak semua orang mampu mengalami haqqul yaqin.

Dikutip dari Ilmu Tasawuf (Penguatan Mental-Spiritual dan Akhlaq) oleh Imam Kanafi (2020: 162), haqqul yaqin diyakini hanya bisa diperoleh oleh para Rasul. Sebab, orang yang berada pada tingkatan ini bisa merasakan akibat iman seperti yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW.

Menurut penjelasan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam salah satu kitabnya, Rasulullah melihat surga dan neraka dengan mata kepalanya sendiri di saat beliau masih hidup. Nabi Musa AS mendengar kalam Allah tanpa perantara, di mana Allah menampakkan diri-Nya kepada gunung dan Musa melihat kejadian itu hingga gunung menjadi hancur berkeping-keping.

Penjelasan tersebut mencontohkan bahwa orang pada derajat haqqul yaqin memiliki keyakinan yang pasti tidak tergoyahkan oleh apa pun yang terjadi. Sebab, keyakinan itu sudah pernah dirasakan secara langsung hingga merasuki kalbu.

Sebagai contoh, orang dengan haqqul yaqin telah menjiwai ilmu dan amalan-amalannya, sehingga ketika ia terpeleset dalam perbuatan maksiat, seakan-akan ia langsung bisa merasakan siksanya. Begitu pula ketika berbuat taat, seakan-akan bisa langsung merasakan pahalanya.

Pada tingkatan tertentu, seorang mukmin mungkin bisa mendapatkan haqqul yaqin dengan merasakan akibat iman yang berkaitan dengan hati dan amalnya. Jika hatinya dapat merasakan keyakinan ini, maka ia bisa disebut telah mengalami haqqul yaqin.

Namun, untuk perkara-perkara akhirat seperti surga dan neraka, hari kiamat, melihat Allah dengan mata kepala sendiri, serta mendengar kalam Allah secara langsung, maka seorang mukmin tidak bisa mencapai tahap haqqul yaqin.

Hal ini karena haqqul yaqin bagi orang mukmin diyakini hanya akan bisa dirasakan ketika tiba saatnya kematian.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran:

وَاعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتّٰى يَاۡتِيَكَ الۡيَـقِيۡنُ


"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal kematian)." (QS. Al-Hijr: 99)

Menurut At-Tahanuwi, ayat di atas menerangkan bahwa kematian merupakan bagian dari haqqul yaqin, di mana orang mukmin benar-benar meyakini Allah tanpa ada sedikit pun keraguan setelah menghadapi kematian dan merasakan akibat dari perbuatan amalnya selama di dunia.



Wallahu A'lam
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2138 seconds (0.1#10.140)