Kedubes AS dan Masjid Istiqlal Jakarta Resmikan American Space
Rabu, 07 Juni 2023 - 01:29 WIB
JAKARTA - Kedutaan Besar (Kedubes) AS dan Masjid Istiqlal Jakarta meresmikan American Space di area Masjid Istiqlal sebagai bentuk kemitraan mempererat hubungan antara masyarakat Amerika Serikat dan WNI.
Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y Kim dan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar melakukan pengguntingan pita tanda diluncurkannya American Space di Masjid Istiqlal, bermitra dengan Voice of Istiqlal (VoIST). American Space yang baru milik Departemen Luar Negeri AS ini merupakan yang pertama terletak di dalam masjid.
"Fasilitas American Space di Istiqlal ini terbuka untuk siapa saja dan menjadi sarana bagi warga Muslim maupun non-Muslim di Indonesia yang tertarik untuk berdialog dan bekerja sama," ujar Dubes Kim saat peresmian.
Kedubes AS dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada 6 April 2023 untuk memperkokoh kemitraan ini. American Space terbaru ini menambah jumlah fasilitas sejenis di seluruh Indonesia yang saat ini berjumlah 12. Program American Spaces memiliki fokus di lima bidang yaitu pembelajaran dan pelatihan guru Bahasa Inggris; konsultasi pendidikan dan promosi studi di Amerika Serikat; jejaring, proyek dan kegiatan alumni; program kebudayaan dan penjangkauan; dan informasi umum mengenai Amerika Serikat.
"Ini akan menjadi wadah bagi komunitas lokal berdiskusi masalah global dan nilai-nilai yang dianut bersama antara masyarakat Indonesia dan AS," tambah Kim seperti dilansir dari US Embassy Jakarta.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan, American Space Voice of Istiqlal menjadi sarana memperkuat hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia. "Kami melihat Masjid Istiqlal siap untuk menjadi pusat peradaban Islam, identitas nasional dan simbol kemajuan masyarakat Indonesia yang akan mempromosikan dialog lintas agama dan Islam moderat dengan tujuan untuk memperkuat hubungan antara Timur dan Barat," kata Imam Nasaruddin Umar.
American Space ini menempati ruang yang besar dan fleksibel di dalam perpustakaan masjid dengan koleksi buku dan akses ke sumber informasi penting dan jurnal, dilengkapi dengan komputer, proyektor dan layar yang dapat digunakan masyarakat umum. Fasilitas ini dapat menampung sekitar 40 pengunjung program tatap muka. Kegiatan penjangkauannya akan fokus pada demokrasi, hak asasi manusia, dan keberagaman serta mempromosikan pendidikan dan peningkatan keterampilan untuk pemuda usia 18-35 tahun.
Tempat ini juga akan menjadi sarana untuk mempelajari seluk beluk nilai, gagasan, dan budaya Amerika, dan menjadi pusat informasi peluang program pertukaran ke Amerika Serikat.
Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y Kim dan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar melakukan pengguntingan pita tanda diluncurkannya American Space di Masjid Istiqlal, bermitra dengan Voice of Istiqlal (VoIST). American Space yang baru milik Departemen Luar Negeri AS ini merupakan yang pertama terletak di dalam masjid.
"Fasilitas American Space di Istiqlal ini terbuka untuk siapa saja dan menjadi sarana bagi warga Muslim maupun non-Muslim di Indonesia yang tertarik untuk berdialog dan bekerja sama," ujar Dubes Kim saat peresmian.
Kedubes AS dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada 6 April 2023 untuk memperkokoh kemitraan ini. American Space terbaru ini menambah jumlah fasilitas sejenis di seluruh Indonesia yang saat ini berjumlah 12. Program American Spaces memiliki fokus di lima bidang yaitu pembelajaran dan pelatihan guru Bahasa Inggris; konsultasi pendidikan dan promosi studi di Amerika Serikat; jejaring, proyek dan kegiatan alumni; program kebudayaan dan penjangkauan; dan informasi umum mengenai Amerika Serikat.
"Ini akan menjadi wadah bagi komunitas lokal berdiskusi masalah global dan nilai-nilai yang dianut bersama antara masyarakat Indonesia dan AS," tambah Kim seperti dilansir dari US Embassy Jakarta.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan, American Space Voice of Istiqlal menjadi sarana memperkuat hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia. "Kami melihat Masjid Istiqlal siap untuk menjadi pusat peradaban Islam, identitas nasional dan simbol kemajuan masyarakat Indonesia yang akan mempromosikan dialog lintas agama dan Islam moderat dengan tujuan untuk memperkuat hubungan antara Timur dan Barat," kata Imam Nasaruddin Umar.
American Space ini menempati ruang yang besar dan fleksibel di dalam perpustakaan masjid dengan koleksi buku dan akses ke sumber informasi penting dan jurnal, dilengkapi dengan komputer, proyektor dan layar yang dapat digunakan masyarakat umum. Fasilitas ini dapat menampung sekitar 40 pengunjung program tatap muka. Kegiatan penjangkauannya akan fokus pada demokrasi, hak asasi manusia, dan keberagaman serta mempromosikan pendidikan dan peningkatan keterampilan untuk pemuda usia 18-35 tahun.
Tempat ini juga akan menjadi sarana untuk mempelajari seluk beluk nilai, gagasan, dan budaya Amerika, dan menjadi pusat informasi peluang program pertukaran ke Amerika Serikat.
(rhs)