Cerita Imran Tolak Dikasih Uang dan Berlian Usai Bantu Jemaah Haji Lansia yang Tersesat
Selasa, 13 Juni 2023 - 13:01 WIB
MADINAH - Mengantar jemaah haji yang tersesat di sekitar Masjid Nabawi ke penginapan merupakan pekerjaan rutin bagi Imran (35), Petugas Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH).
Bertugas di Sektor Khusus (Seksus) Masjid Nabawi, Imran kerap berpatroli menyisir setiap sudut pelataran masjid untuk memastikan tak ada jemaah haji Indonesia yang tersesat.
Malam itu, sekitar pukul 02.00 dini hari Waktu Arab Saudi, Imran seperti biasa melakukan patroli di Masjid Nabawi dengan berjalan kaki. Setibanya di Pos I Seksus tepatnya di pintu 332, Imran dikejutkan oleh seorang jemaah haji lansia berusia 70 tahun lebih yang meminta pertolongan.
"Sambil menangis dan meluk saya, jemaah haji itu bilang ke saya, kamulah yang bisa menolong saya," ujar Imran, Selasa (13/6/2023).
Awalnya Imran tak mengira jika jemaah tersebut kesasar. Sebab saat bertemu, jemaah haji yang diketahui berasal dari Jakarta ini tengah berbicara dengan orang Arab dan Pakistan.
"Jemaah lansia itu bisa bicara bahasa Inggris, Pakistan, dan Arab. Jemaah lansia ini pinter sekali. Di Jakarta dia tinggal di daerah Menteng," tuturnya.
Sayangnya, tidak ada satu pun dari mereka yang mau menanggapinya. Apalagi, jemaah haji pria dengan ciri-ciri berambut putih tersebut tidak membawa tanda pengenal apa pun baik ID card Merah Putih, ponsel, maupun gelang identitas.
"Enggak bawa apa-apa, penampilannya juga biasa cuma baju koko dan sarung," ucapnya.
Sebelum bertemu dirinya, jemaah lansia tersebut sebenarnya sudah bertemu petugas haji lainnya. Namun karena jemaah itu tidak membawa identitas akhirnya sulit dibawa pulang ke hotelnya.
"Jemaah haji lansia ini tidak membawa identitas. Yang dia ingat itu cuma telepon rumah. Kemungkinannya paling kita bawa ke Daker atau ke KBRI," tuturnya.
Upaya Imran membawa jemaah lansia tersebut ke penginapannya mulai menemukan titik terang. Hal itu setelah jemaah menyebut nomor telepon rumahnya di Jakarta. "Akhirnya saya telepon rumahnya, anaknya yang angkat," kata Imran.
Setelah menceritakan apa yang terjadi, Imran kemudian diberi nomor telepon Satria, anaknya jemaah haji lansia yang juga ikut berhaji. "Ternyata anaknya juga sedang mencari namun tidak ketemu. Dari situ baru diketahui jemaah ini tinggal di Hotel Karam Golden dekat pintu 322," papar Imran.
Melihat kondisinya yang sudah tidak lagi sanggup berjalan, Imran memutuskan untuk mengantarkannya dengan kursi roda. "Bapak ini bilang tolong anter saya nanti saya kasih berlian, tapi saya enggak mau. Saya dorong pakai kursi roda sampai ke hotel. Sampai ke kamar beliau mau kasih duit pakai amplop tetap saya tolak. Saya bilang sudah menjadi tanggung jawab petugas untuk membantu jemaah," tutupnya.
Bertugas di Sektor Khusus (Seksus) Masjid Nabawi, Imran kerap berpatroli menyisir setiap sudut pelataran masjid untuk memastikan tak ada jemaah haji Indonesia yang tersesat.
Malam itu, sekitar pukul 02.00 dini hari Waktu Arab Saudi, Imran seperti biasa melakukan patroli di Masjid Nabawi dengan berjalan kaki. Setibanya di Pos I Seksus tepatnya di pintu 332, Imran dikejutkan oleh seorang jemaah haji lansia berusia 70 tahun lebih yang meminta pertolongan.
"Sambil menangis dan meluk saya, jemaah haji itu bilang ke saya, kamulah yang bisa menolong saya," ujar Imran, Selasa (13/6/2023).
Awalnya Imran tak mengira jika jemaah tersebut kesasar. Sebab saat bertemu, jemaah haji yang diketahui berasal dari Jakarta ini tengah berbicara dengan orang Arab dan Pakistan.
"Jemaah lansia itu bisa bicara bahasa Inggris, Pakistan, dan Arab. Jemaah lansia ini pinter sekali. Di Jakarta dia tinggal di daerah Menteng," tuturnya.
Sayangnya, tidak ada satu pun dari mereka yang mau menanggapinya. Apalagi, jemaah haji pria dengan ciri-ciri berambut putih tersebut tidak membawa tanda pengenal apa pun baik ID card Merah Putih, ponsel, maupun gelang identitas.
"Enggak bawa apa-apa, penampilannya juga biasa cuma baju koko dan sarung," ucapnya.
Sebelum bertemu dirinya, jemaah lansia tersebut sebenarnya sudah bertemu petugas haji lainnya. Namun karena jemaah itu tidak membawa identitas akhirnya sulit dibawa pulang ke hotelnya.
"Jemaah haji lansia ini tidak membawa identitas. Yang dia ingat itu cuma telepon rumah. Kemungkinannya paling kita bawa ke Daker atau ke KBRI," tuturnya.
Upaya Imran membawa jemaah lansia tersebut ke penginapannya mulai menemukan titik terang. Hal itu setelah jemaah menyebut nomor telepon rumahnya di Jakarta. "Akhirnya saya telepon rumahnya, anaknya yang angkat," kata Imran.
Setelah menceritakan apa yang terjadi, Imran kemudian diberi nomor telepon Satria, anaknya jemaah haji lansia yang juga ikut berhaji. "Ternyata anaknya juga sedang mencari namun tidak ketemu. Dari situ baru diketahui jemaah ini tinggal di Hotel Karam Golden dekat pintu 322," papar Imran.
Melihat kondisinya yang sudah tidak lagi sanggup berjalan, Imran memutuskan untuk mengantarkannya dengan kursi roda. "Bapak ini bilang tolong anter saya nanti saya kasih berlian, tapi saya enggak mau. Saya dorong pakai kursi roda sampai ke hotel. Sampai ke kamar beliau mau kasih duit pakai amplop tetap saya tolak. Saya bilang sudah menjadi tanggung jawab petugas untuk membantu jemaah," tutupnya.
(kri)