Kisah Para Penunggang Unta yang Membawa Islam ke Pedalaman Australia

Sabtu, 01 Juli 2023 - 05:25 WIB
Seorang penunggang unta Afganistan, Mahomed Usef, difoto di Australia pada tahun 1935. (Ilustrasi/MEE)
Nama lengkap pengurus masjid Museum Masjid Broken Hill, Australia, itu adalah Aminnullah “Bobby” Shamroze. Laki-laki ini sudah sepuh. Ia berusia 81 tahun.

Broken Hill adalah sebuah kota pertambangan terpencil Australia dengan berpenduduk 17.000 orang. Di sini kaya akan sejarah Islam , meskipun sedikit yang tahu.

Masjid Museum Masjid Broken Hil merupakan masjid tertua yang berdiri di Australia karena dibangun pada tahun 1887. Masjid tersebut didirikan oleh "penunggang unta Afghanistan ". Ini adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan 2.000-4.000 orang penunggang unta yang datang ke Australia dari Pakistan modern, India dan Afghanistan dari awal tahun 1800-an. Mereka inilah yang membawa Islam pertama di Australia.



Mereka tiba setelah para pemukim Eropa yang melakukan perjalanan ke tambang emas di pusat Australia menyadari bahwa mereka membutuhkan cara baru untuk mengangkut perbekalan.



Karena pasir yang lembut dan panas, kuda tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya, sehingga diambil keputusan untuk mengimpor unta. Tapi begitu unta tiba di Australia, para pemukim menyadari bahwa mereka tidak memiliki pengalaman untuk mengendalikan mereka. Mereka membutuhkan ahli.

Masuklah para penunggang unta Afghanistan, yang segera mulai berdatangan melalui laut di pelabuhan-pelabuhan yang ramai seperti Fremantle, Port Pirie, dan Port Augusta. Antara tahun 1860 dan 1930, sekitar 20.000 unta dikirim ke Australia. Dari tiga penunggang unta yang pertama tiba pada tahun 1860, dua di antaranya beragama Islam (yang lainnya beragama Hindu).

Para penunggang unta bertugas membawa perbekalan untuk pemukim yang bekerja di tambang emas Australia tengah, memandu ekspedisi antara peternakan sapi dan domba yang terpencil, dan mengidentifikasi sumber air bagi para pelancong. Mereka juga akan mendirikan depot pasokan di sepanjang jalan, terkadang mendirikan masjid di samping sungai kecil atau laguna.

Pekerjaan yang melelahkan ini sangat penting untuk pengembangan industri perkeretaapian dan pertambangan Australia.

Suhu di pedalaman Australia sangat bervariasi. Rata-rata mencapai 38 derajat Celcius di bulan-bulan musim panas dan secara teratur turun di bawah titik beku selama malam musim dingin. Para penunggang unta akan pergi selama berbulan-bulan, meninggalkan anak-anak mereka untuk diasuh oleh istri mereka, yang sering kali adalah wanita setempat.



Jejak penunggang unta terasa di seluruh Australia modern, baik di kota-kota besar seperti Adelaide, tempat mereka mendirikan Masjid Central Adelaide, maupun di pusat-pusat regional yang lebih terpencil seperti Broken Hill.

Ghan, jalur kereta api sepanjang 3.000 km yang terkenal di Australia yang membentang antara pantai utara dan selatan, mengambil namanya dari penunggang unta Afghanistan.

Seperti jalur kereta itu, yang sebelumnya dijuluki The Afghan Express, para penunggang unta melintasi medan terberat di Australia.

“Pasti kerja keras,” kata Bobby seperti dikutip Midle East Eye (MEE). “Mereka biasa membuang air di sekitar pohon dalam wadah baja besar. Ketika mereka kembali, mereka tahu di mana air itu berada.”



Bobby, yang memiliki seorang istri dan tiga anak perempuan, adalah keturunan langsung dari penunggang unta yang pernah terkenal di Broken Hill, dan salah satu generasi terakhirnya. Ayah Bobby, Shamroze Khan, dan kakek dari pihak ibu, Zaidullah Faizullah, keduanya adalah penunggang kuda yang sukses.

Setelah menghabiskan 30 tahun terakhir meneliti para penunggang unta, Bobby menjadi juru bicara keturunan yang paling terkenal, memimpin tur masjid dan sesekali memberikan wawancara ke stasiun TV.

Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اِنَّ الۡاِنۡسَانَ خُلِقَ هَلُوۡعًا ۙ‏ (١٩) اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوۡعًا (٢٠) وَاِذَا مَسَّهُ الۡخَيۡرُ مَنُوۡعًا (٢١) اِلَّا الۡمُصَلِّيۡنَۙ (٢٢) الَّذِيۡنَ هُمۡ عَلٰى صَلَاتِهِمۡ دَآٮِٕمُوۡنَ (٢٣) وَالَّذِيۡنَ فِىۡۤ اَمۡوَالِهِمۡ حَقٌّ مَّعۡلُوۡمٌ (٢٤) لِّلسَّآٮِٕلِ وَالۡمَحۡرُوۡمِ (٢٥)
Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat, mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan yang tidak meminta

(QS. Al-Ma'arij Ayat 19-25)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More