Kisah Para Penunggang Unta yang Membawa Islam ke Pedalaman Australia

Sabtu, 01 Juli 2023 - 05:25 WIB


Warisan Rohani

Selain sesekali memimpin salat dan memberikan khotbah Jumat di pusat studi, Dr Cook meneliti sejarah Islam Australia yang lebih luas.

Hingga saat ini, sedikit penelitian tentang penunggang unta dan pengunjung Muslim sebelumnya ke Australia, seperti para pedagang Makassar dari Indonesia modern, telah dilakukan melalui lensa Muslim, sesuatu yang dibahas oleh Dr Cook.

Dengan membaca laporan surat kabar arsip tentang penunggang unta, dia dapat menggunakan pengetahuannya tentang Islam untuk menafsirkan kebiasaan yang tidak dipahami oleh para pemukim Eropa saat itu.

“Salah satu artikel surat kabar berbicara tentang penunggang unta yang berteriak sekeras-kerasnya,” katanya. “Mungkin saja ini adalah contoh terdokumentasi paling awal dari lingkaran zikir (kebiasaan sufi) di Australia.”

Yang kurang mudah adalah menelusuri perjalanan para penunggang unta dari anak benua hingga tiba di pelabuhan Australia. Migrasi ke Australia sangat dikontrol pada saat itu, tetapi dokumen seperti kartu keberangkatan dan kedatangan menggunakan bahasa seperti Urdu, Farsi, Arab, dan Inggris, yang berarti peneliti harus multibahasa.

“Kami memiliki semua catatan itu di tempat-tempat seperti Port Augusta dan Fremantle, tetapi sulit untuk mengaksesnya,” jelas Dr Cook.

Banyak penunggang unta kembali ke negara asalnya setelah bertahun-tahun bekerja di Australia, karena undang-undang imigrasi yang diskriminatif melarang mereka melakukan naturalisasi. Tetapi yang lain memulai keluarga dengan penduduk setempat. Perkawinan campur dengan wanita Aborigin sangat umum terjadi.

“Karena penunggang unta berasal dari budaya suku yang dominan, ada pengakuan timbal balik dengan penduduk asli Australia,” kata Dr Cook. “Ada juga pembicaraan tentang wanita kulit putih yang memeluk Islam dan pergi haji.”



Saat rel kereta api dan jalan raya yang dibantu oleh para penunggang unta mulai menghubungkan lebih banyak Australia, kebutuhan akan unta dan pengemudinya berkurang. Banyak penunggang unta, seperti ayah Bobby Shamroze, mulai bekerja di pertambangan.

Yang lain mendapatkan pekerjaan di peternakan domba dan sapi yang sebelumnya mereka suplai makanan dan air.

“Tim unta terakhir yang saya tahu selesai pada tahun 1929,” kata Bobby. “Itu Sultan Aziz. Dia membawa muatan terakhir dari Broken Hill ke sebuah tempat bernama Durham Downs. Dia berusia 79 tahun saat itu.”

Hampir 100 tahun kemudian, sejarah penunggang unta seperti Sultan Aziz, Zaidullah Faizullah, dan Shamroze Khan dilestarikan di masjid, mural, dan patung di seluruh Australia, sebagai pengingat kecil akan bagian sejarah Australia yang kurang dihargai.
(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Qais bin Sa'ad bin 'Ubadah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang dapat mengantarkanmu menuju pintu-pintu surga?  Jawabku; Tentu.  Beliau bersabda: LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAH (Tidak ada daya dan upaya kecuali milik Allah).

(HR. Tirmidzi No. 3505)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More