Kisah Libya Menjadi Negara Transit Para Migran Menuju Eropa
Selasa, 01 Agustus 2023 - 16:28 WIB
Sebuah perusahaan layanan mengiklankan diri di platform media sosial TikTok. Perusahaan ini menawarkan "perjalanan teraman ke Eropa". Perusahaan ini dapat mengatur perjalanan antara Tobruk di Libya dan garis pantai Italia dengan biaya US$2.500 atau Rp37,5 juta per orang.
Ismail, mantan satpam pemerintah Libya, meninggalkan pekerjaannya dan memilih menjadi penyelundup manusia karena mendapatkan lebih banyak uang dengan cara ini.
Ismail juga menggunakan TikTok untuk menarik pelanggan. Dia mengakui bahwa video promosinya di TikTok menggambarkan skenario yang tidak realistis tentang bagaimana kehidupan para migran setelah mereka mencapai tujuan.
Migran membayar Ismail dan rekan-rekannya antara USD500 dan USD2.000 untuk perjalanan tersebut, tergantung pada jenis risiko yang bersedia mereka ambil.
Para ahli dan advokat mengatakan bahwa kebijakan pengawasan rute Mediterania tengah tidak berfungsi sehingga menyebabkan lebih banyak kematian di laut dan lebih banyak pelanggaran oleh jaringan penyelundupan manusia di Libya.
Investigasi April 2023 oleh PBB melaporkan bahwa ada "pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan meluas" dan "alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan telah dilakukan" terhadap para migran di Libya.
Ismail, mantan satpam pemerintah Libya, meninggalkan pekerjaannya dan memilih menjadi penyelundup manusia karena mendapatkan lebih banyak uang dengan cara ini.
Ismail juga menggunakan TikTok untuk menarik pelanggan. Dia mengakui bahwa video promosinya di TikTok menggambarkan skenario yang tidak realistis tentang bagaimana kehidupan para migran setelah mereka mencapai tujuan.
Migran membayar Ismail dan rekan-rekannya antara USD500 dan USD2.000 untuk perjalanan tersebut, tergantung pada jenis risiko yang bersedia mereka ambil.
Para ahli dan advokat mengatakan bahwa kebijakan pengawasan rute Mediterania tengah tidak berfungsi sehingga menyebabkan lebih banyak kematian di laut dan lebih banyak pelanggaran oleh jaringan penyelundupan manusia di Libya.
Investigasi April 2023 oleh PBB melaporkan bahwa ada "pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan meluas" dan "alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan telah dilakukan" terhadap para migran di Libya.
(mhy)