Kisah Ulama Menyimpang Menjadi Gembong Khawarij, Ternyata Ini Sebabnya!
Minggu, 06 Agustus 2023 - 18:27 WIB
Dalam buku "100 Kisah Menarik Penuh Ibrah" diceritakan sebuah kisah seorang ulama yang menyimpang menjadi Khawarij . Penyebabnya bukan karena kurangnya pemahaman agama, tetapi karena sosok perempuan yang memengaruhinya.
Berikut kisahnya diceritakan oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi yang menukil beberapa kitab di antaranya Siyar A'lamin Nubala' karya adz-Dzahabi, Mizaanl I'tidal adz-Dzahabi, dan Tahdzibut Tahdzib karya Ibnu Hajar.
Untuk diketahui, Khawarij (خوارج) secara harfiah berarti "Mereka yang keluar". Yaitu sebuah kelompok yang awalnya mengakui kekuasaan Sayyidina Ali bin Abi Thalib lalu menolaknya. Disebut Khowarij karena mereka keluar dari dinul Islam dan menyelisihi pemimpin umat muslimin di masanya.
Ibnul Jauzi menyebutkan, cikal bakal munculnya kaum Khawarij diinisiasi oleh pencetus pertamanya yaitu orang yang dijuluki Dzul Khuwaishirah. Dikisahkan, Imran bin Khiththan dulunya adalah seorang tokoh ulama Sunnah, namun akhirnya berubah menjadi gembong Khawarij tulen.
Ceritanya, Imran ini memiliki saudari sepupu berpemahaman Khawarij bernama Hamnah. Karena kecantikannya, Imran jatuh cinta ke padanya dan ingin menikahinya. Tatkala ditegur oleh sebagian sahabatnya, Imran malah menjawab: "Saya ingin menikahinya untuk mengentaskannya dari cengkeraman paham Khawarij! "
Namun, ternyata bukannya dia yang mengubah paham istrinya, malah dia yang diubah oleh istrinya sehingga menjadi Khawarij tulen. Na'udzubillahi min dazalik.
Diceritakan oleh al-Madaini bahwa Hamnah adalah wanita berparas cantik, sedangkan Imran memiliki rupa yang jelek. Suatu hari tatkala kecantikan istrinya membuat Imran kagum, maka sang istri berkomentar, "Saya dan kamu akan masuk surga, sebab engkau dapat nikmat lalu bersyukur (karena dapat istri cantik), dan saya terkena musibah lalu saya sabar (karena dapat suami jelek)."
Di antara faedah kisah ini adalah apa yang disebutkan oleh Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah tatkala berkomentar tentang kisah ini. "Dengan mengetahui bahaya bergaul dan menikah dengan para ahli bid'ah dan aliran-aliran sesat. Tidaklah perubahan drastis Iraq dari mayoritas Ahli Sunnah menjadi mayoritas Syi'ah melainkan karena Ahli Sunnah menikah dengan kaum Syi'ah, sebagaimana dalam al-Khuthuth al-'Aridhah oleh Muhibbuddin al-Khathib." Semoga kisah ini bermanfaat.
Wallahu A'lam
Berikut kisahnya diceritakan oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi yang menukil beberapa kitab di antaranya Siyar A'lamin Nubala' karya adz-Dzahabi, Mizaanl I'tidal adz-Dzahabi, dan Tahdzibut Tahdzib karya Ibnu Hajar.
Untuk diketahui, Khawarij (خوارج) secara harfiah berarti "Mereka yang keluar". Yaitu sebuah kelompok yang awalnya mengakui kekuasaan Sayyidina Ali bin Abi Thalib lalu menolaknya. Disebut Khowarij karena mereka keluar dari dinul Islam dan menyelisihi pemimpin umat muslimin di masanya.
Ibnul Jauzi menyebutkan, cikal bakal munculnya kaum Khawarij diinisiasi oleh pencetus pertamanya yaitu orang yang dijuluki Dzul Khuwaishirah. Dikisahkan, Imran bin Khiththan dulunya adalah seorang tokoh ulama Sunnah, namun akhirnya berubah menjadi gembong Khawarij tulen.
Ceritanya, Imran ini memiliki saudari sepupu berpemahaman Khawarij bernama Hamnah. Karena kecantikannya, Imran jatuh cinta ke padanya dan ingin menikahinya. Tatkala ditegur oleh sebagian sahabatnya, Imran malah menjawab: "Saya ingin menikahinya untuk mengentaskannya dari cengkeraman paham Khawarij! "
Namun, ternyata bukannya dia yang mengubah paham istrinya, malah dia yang diubah oleh istrinya sehingga menjadi Khawarij tulen. Na'udzubillahi min dazalik.
Diceritakan oleh al-Madaini bahwa Hamnah adalah wanita berparas cantik, sedangkan Imran memiliki rupa yang jelek. Suatu hari tatkala kecantikan istrinya membuat Imran kagum, maka sang istri berkomentar, "Saya dan kamu akan masuk surga, sebab engkau dapat nikmat lalu bersyukur (karena dapat istri cantik), dan saya terkena musibah lalu saya sabar (karena dapat suami jelek)."
Di antara faedah kisah ini adalah apa yang disebutkan oleh Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah tatkala berkomentar tentang kisah ini. "Dengan mengetahui bahaya bergaul dan menikah dengan para ahli bid'ah dan aliran-aliran sesat. Tidaklah perubahan drastis Iraq dari mayoritas Ahli Sunnah menjadi mayoritas Syi'ah melainkan karena Ahli Sunnah menikah dengan kaum Syi'ah, sebagaimana dalam al-Khuthuth al-'Aridhah oleh Muhibbuddin al-Khathib." Semoga kisah ini bermanfaat.
Wallahu A'lam
(rhs)