Tafsir Surat Ali Imran 190-191: Ayat yang Membuat Rasulullah SAW Menangis
Senin, 21 Agustus 2023 - 14:46 WIB
Tafsir Surat Ali Imran 190-191 ini termasuk ayat yang penuh ibrah. Saking agungnya ayat ini, Rasulullah ﷺ menangis ketika Allah menurunkannya.
Surat Ali Imran 190-191 ini menceritakan kebesaran Allah menciptakan langit dan bumi serta pergantian siang malam. Di akhir ayat 191, Allah mengajarkan doa pujian kepada-Nya dan perlindungan atas azab api neraka.
Berikut Tafsir Surat Ali Imran 190-191:
1. Surat Ali Imran Ayat 190:
Inna fii khalqis samaawati wal ardhi wakhtilaafil laili wannahaari la Aayaatil liulil albaab.
Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal." (Surat Ali 'Imran Ayat 190)
Tafsir:
Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa Rasulullah ﷺ berkata: "Wahai Aisyah, saya malam ini beribadah kepada Allah." Jawab Aisyah: "Sesungguhnya saya senang jika Rasulullah berada di sampingku. Saya senang melayani kemauan dan kehendaknya." Tetapi baiklah! Saya tidak keberatan. Maka bangunlah Rasulullah ﷺ dari tempat tidurnya lalu mengambil air wudhu, tidak jauh dari tempatnya lalu sholat.
Pada waktu sholat beliau menangis sampai air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Al-Qur'an yang dibacanya. Setelah sholat beliau duduk memuji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi tanah. Setelah Bilal mengumandangkan adzan Subuh dan melihat Nabi menangis ia bertanya, "Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang?"
Nabi ﷺ menjawab, "Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada malam ini Allah telah menurunkan ayat kepadaku (Ali Imran 190). Selanjutnya beliau berkata, "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikirkan dan merenungkan kandungan artinya."
Dalam Tafsir ringkas Kemenag dijelaskan, manusia diperintahkan untuk merenungkan langit dan bumi, pergantian siang dan malam. Semua ini menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, dari Ibnu Abbas menceritakan bahwa orang-orang Quraisy datang kepada kaum Yahudi lalu berkata, "Mukjizat apakah yang dibawa oleh Nabi Musa kepada kalian?" Orang-orang Yahudi menjawab: "Tongkat dan tangannya yang tampak putih bagi orang-orang yang memandang." Mereka datang kepada orang-orang Nasrani, lalu bertanya, "Apakah yang dilakukan oleh Nabi Isa?" Orang-orang Nasrani menjawab, "Dia dapat menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya, orang yang berpenyakit supak, dan dapat menghidupkan orang-orang yang mati."
Kemudian mereka datang kepada Nabi Muhammad ﷺ dan berkata, "Berdoalah kepada Allah, semoga Dia menjadikan bagi kami Bukit Shafa ini menjadi emas." Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Ali Imran: 190) Karena itu, renungkanlah oleh kalian hal tersebut.
Riwayat ini sulit dimengerti, mengingat ayat ini adalah ayat Madaniyah, sedangkan permintaan mereka yang menghendaki agar Bukit Shafa menjadi emas adalah di Makkah. Wallahu A'lam.
2. Surat Ali Imran Ayat 191:
Alladziina yadzkuruunal laaha qiyaamaiw-wa qu'uudanw-wa 'alaa junuu bihim wa yatafakkaruuna fii khalqis samaawaati wal ardhi, Rabbanaa maa khalaqta haadza baathilan Subhaanaka faqinaa 'adzaaban Naar.
Artinya: "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." (Surat Ali Imran Ayat 191)
Tafsir:
Surat Ali Imran 190-191 ini menceritakan kebesaran Allah menciptakan langit dan bumi serta pergantian siang malam. Di akhir ayat 191, Allah mengajarkan doa pujian kepada-Nya dan perlindungan atas azab api neraka.
Berikut Tafsir Surat Ali Imran 190-191:
1. Surat Ali Imran Ayat 190:
اِنَّ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَاخۡتِلَافِ الَّيۡلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الۡاَلۡبَابِ
Inna fii khalqis samaawati wal ardhi wakhtilaafil laili wannahaari la Aayaatil liulil albaab.
Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal." (Surat Ali 'Imran Ayat 190)
Tafsir:
Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa Rasulullah ﷺ berkata: "Wahai Aisyah, saya malam ini beribadah kepada Allah." Jawab Aisyah: "Sesungguhnya saya senang jika Rasulullah berada di sampingku. Saya senang melayani kemauan dan kehendaknya." Tetapi baiklah! Saya tidak keberatan. Maka bangunlah Rasulullah ﷺ dari tempat tidurnya lalu mengambil air wudhu, tidak jauh dari tempatnya lalu sholat.
Pada waktu sholat beliau menangis sampai air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Al-Qur'an yang dibacanya. Setelah sholat beliau duduk memuji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi tanah. Setelah Bilal mengumandangkan adzan Subuh dan melihat Nabi menangis ia bertanya, "Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang?"
Nabi ﷺ menjawab, "Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada malam ini Allah telah menurunkan ayat kepadaku (Ali Imran 190). Selanjutnya beliau berkata, "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikirkan dan merenungkan kandungan artinya."
Dalam Tafsir ringkas Kemenag dijelaskan, manusia diperintahkan untuk merenungkan langit dan bumi, pergantian siang dan malam. Semua ini menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, dari Ibnu Abbas menceritakan bahwa orang-orang Quraisy datang kepada kaum Yahudi lalu berkata, "Mukjizat apakah yang dibawa oleh Nabi Musa kepada kalian?" Orang-orang Yahudi menjawab: "Tongkat dan tangannya yang tampak putih bagi orang-orang yang memandang." Mereka datang kepada orang-orang Nasrani, lalu bertanya, "Apakah yang dilakukan oleh Nabi Isa?" Orang-orang Nasrani menjawab, "Dia dapat menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya, orang yang berpenyakit supak, dan dapat menghidupkan orang-orang yang mati."
Kemudian mereka datang kepada Nabi Muhammad ﷺ dan berkata, "Berdoalah kepada Allah, semoga Dia menjadikan bagi kami Bukit Shafa ini menjadi emas." Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Ali Imran: 190) Karena itu, renungkanlah oleh kalian hal tersebut.
Riwayat ini sulit dimengerti, mengingat ayat ini adalah ayat Madaniyah, sedangkan permintaan mereka yang menghendaki agar Bukit Shafa menjadi emas adalah di Makkah. Wallahu A'lam.
2. Surat Ali Imran Ayat 191:
الَّذِيۡنَ يَذۡكُرُوۡنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوۡدًا وَّعَلٰى جُنُوۡبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُوۡنَ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبۡحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Alladziina yadzkuruunal laaha qiyaamaiw-wa qu'uudanw-wa 'alaa junuu bihim wa yatafakkaruuna fii khalqis samaawaati wal ardhi, Rabbanaa maa khalaqta haadza baathilan Subhaanaka faqinaa 'adzaaban Naar.
Artinya: "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." (Surat Ali Imran Ayat 191)
Tafsir: