Mengenal ISNA, Organisasi Islam Tertua di Amerika Utara

Rabu, 06 September 2023 - 14:13 WIB
Imam Shamsi Ali (kedua dari kiri) saat menghadiri pertemuan ISNA di Chicago. Foto/ist
Imam Shamsi Ali

Direktur Jamaica Muslim Center,

Presiden Nusantara Foundation USA

Tidak dapat diingkari bahwa Islam di Amerika dan Barat secara umum menjadi perhatian tersendiri di dunia Islam. Selain karena faktor duniawi bahwa Amerika dan Barat merepresentasi kemajuan material, teknologi, bahkan nilai-nilai yang dianggap humanis (Demokrasi misalnya), minimal pada tataran persepsi. Juga karena dalam beberapa dekade terakhir Islam di Amerika dan dunia Barat semakin berkembang.

Ada semacam harapan sebagian dunia Islam bahwa kebangkitan Islam justru bakal datang dari arah Barat. Allahu A'lam. Biar Allah dan waktu yang akan membuktikan.



Yang pasti fenomena-fenomena yang ada memang mengarah kepada harapan itu. Contoh mutakhir adalah keputusan Wali Kota New York untuk mendeklarasikan bahwa suara Adzan keluar gedung adalah hak komunitas Muslim yang dijamin oleh UU. Persis hak Kristiani dan Yahudi mengeluarkan suara lonceng dan trompet dari rumah-rumah ibadah mereka di waktu-waktu ibadah.

Bedanya waktu ibadah mereka hanya sekali seminggu. Sementara umat Islam beribadah lima kali sehari semalam. Karenanya sementara ini diperkenankan sekali seminggu, di Hari Jumat. Dan setiap Maghrib selama bulan Ramadhan.

Bagi Muslim di Amerika ini tentu bukan sesuatu yang ideal, karena adzan lima waktu adalah praktik agama yang sejatinya dilindungi oleh UU. Namun di sisi lain kelonggran ini sangat disyukuri. Bagi kami ini bukan sekadar azan. Tapi pengakuan akan hak yang sama dengan Komunitas yang selama ini dikenal sebagai mainstream Amerika (Judio-Kristen). Apalagi jika hal ini dibawa ke ranah Dakwah, pastinya disadari bahwa segala sesuatu memerlukan langkah-langkah strategi panjang. Kesabaran dalam berdakwah menjadi pilar penting keberhasilannya.

Organisasi Nasional Muslim Amerika

Sebagaimana di Indonesia ada banyak organisasi-organisasi Islam nasional, yang terbesar di antaranya adalah Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Di Amerika juga banyak organisasi-organisasi Islam yang berskala nasional. Sebagaimana di Indonesia organisasi-organisasi ini menjadi pelaku terdepan dalam pengembangan Dakwah dan Islam di Amerika.

Di antara organisasi Islam besar Amerika, sebutlah misalnya ISNA (Islamic Society of North America), ICNA (Islamic Circle of North America), MAS (Muslim American Society), CAIR (Council on American-Islamic Relations), MPAC (Muslim Public Affairs Council), dan banyak lagi.

Semua organisasi tersebut memiliki keunikan dan spesifikasi perjuangan yang berbeda, namun punya tujuan yang sama (common goal). Yaitu memastikan bahwa Islam dan komunitas Muslim terus maju, berkembang, kuat dan melakukan peranan signifikan dalam kehidupan sosial, bahkan berbangsa dan bernegara di Amerika.

ISNA Sebagai Organisasi Islam Tertua di Amerika Utara



Kita ambil saja tiga organisasi Muslim Amerika yang paling besar dan paling rooted (berakar) di kalangan Muslim Amerika Utara (AS dan Kanada). Yaitu ISNA, ICNA dan MAS. Ketiga organisasi ini, dan sebenarnya banyak juga lainnya, memiliki ikatan semangat dan kerja yang dekat. Bahkan tokoh-tokoh nasionalnya didapati memainkan dua tiga kaki di organisasi-organisasi itu.

Walaupun demikian, ISNA (Islamic Society of North America) atau Masyarakat Islam se-Amerika Utara) adalah organisasi Islam tertua di Amerika Utara. Minimal sebagai organisasi Islam yang berskala nasional dan diakui oleh sebagian besar warga Muslim Amerika. ISNA didirikan di tahun 60-an. ISNA adalah lompatan dari MSA (Muslim Student Association). Walau MSA tetap eksis bahkan semakin berkembang, para alumninya kemudian memutuskan untuk mendirikan ISNA ini. Kira-kira ISNA adalah rumah para senior dan alumni MSA atah asosiasi pelajar Islam di Amerika Utara.

Di akhir pekan Hari Buruh (Labor Day) ini ISNA kembali mengadakan pertemuan tahunannya di Chicago. Minimal 20.000 umat Islam dari seluruh negeri berkumpul di kota yang dikenal dengan Windy City (kota berangin) ini. Yang menarik dari pertemuan masyarakat Muslim Amerika ini adalah keragaman yang ada. Memang masih didominasi muslim asal Timur Tengah, Asia Selatan dan Afrika. Namun hampir semua latar belakang Muslim Amerika dan dunia terwakili di perhelatan ini.

Para Ulama dan tokoh yang hadir sebagai nara sumber juga sangat ragam. Kita mengenal wajah-wajah lama seperti Dr Jamal Badawi, Sheikh Hamzah Yusuf, Imam Siraj Wahhaj, Imam Zakir Syed, Dr. Yasir Qadhi, Imam Omar Selaeman, Ingrid Mattson, Dalia Mojahid, adiknya Yasmin Mojahed dan banyak lagi. Beberapa sesi non agama diisi oleh narasumber non Muslim. Bahkan dalam isu-isu pemerintahan ada kalangan birokrasi, baik dari kalangan eksekutif maupun legislatif.

Representasi Wajah Muslim Indonesia
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَلَقَدۡ مَكَّـنّٰكُمۡ فِى الۡاَرۡضِ وَجَعَلۡنَا لَـكُمۡ فِيۡهَا مَعَايِشَ ؕ قَلِيۡلًا مَّا تَشۡكُرُوۡنَ
Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan sumber penghidupan untukmu. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.

(QS. Al-A'raf Ayat 10)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More