Kisah Teladan Utsman bin Affan, Khalifah Ketiga Khulafaur Rasyidin
Jum'at, 08 September 2023 - 20:59 WIB
Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu adalah sahabat Nabi yang juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. Sayyidina Utsman diangkat sebagai khalifah ketiga menggantikan Umar bin Khattab yang Syahid karena dibunuh Majusi bernama Abu Lu'lu'ah (Fairuz), budak Al-Mughirah asal Persia.
Utsman bin Affan dikenal sebagai sahabat kaya yang sangat dermawan. Jasa beliau sangat banyak bagi umat Islam. Sebagai salah satu sahabat Nabi terkemuka, Utsman bin Affan memiliki beberapa kisah teladan yang dapat dijadikan hikmah dan ibrah.
Orang yang Paling Awal Masuk Islam
Utsman bin Affan lahir pada Tahun 579 Masehi di Makkah dari keluarga Bani Umayyah, salah satu cabang dari suku Quraisy. Utsman adalah sepupu dari Abu Sufyan, sahabat yang pernah memusuhi Nabi Muhammad ﷺ pada masa awal dakwah Islam.
Utsman termasuk di antara orang-orang yang paling awal masuk Islam (Assabiqunal Awwalun). Kala itu, Tahun 611 Masehi, beliau mendengar tentang misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ dari sahabat terdekatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Berjihad dengan Harta
Selama hidupnya, Utsman dikenal seorang sahabat yang andal dalam berdagang. Kekayaannya banyak membantu umat Islam di awal dakwah Islam. Bahkan Utsman pernah menyerahkan sebagian hartanya kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk kepentingan berdakwah. Hal itu ia berikan dengan hati yang ikhlas dan mengharap ridha Allah.
Pemilik Dua Cahaya
Utsman bin Affan juga dikenal sebagai pemilik dua cahaya (Dzun Nurain) karena menikahi dua putri Nabi Muhammad ﷺ, yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Kedua putri Nabi itu meninggal dunia ketika masih bersama Utsman. Dalam kisahnya, Utsman juga termasuk sahabat yang ikut berhijrah ke Habasyah dan Madinah bersama istrinya, Ruqayyah. Utsman juga ikut andil dalam perjanjian Hudaibiyah dengan Nabi Muhammad ﷺ.
Diangkat Menjadi Khalifah Ketiga
Setelah Nabi Muhammad ﷺ wafat, Utsman terus berjuang menegakkan Islam. Beliau menjadi khalifah ketiga setelah Abu Bakar dan Umar bin Khattab meninggal dunia. Kala itu ia terpilih secara musyawarah oleh enam sahabat terkemuka yang ditunjuk oleh Umar sebelum wafatnya.
Utsman bin Affan memerintah selama 12 tahun (644-656 Masehi) dan merupakan khalifah dengan masa jabatan terlama dari Khulafaur Rasyidin. Di bawah kepemimpinannya, Islam berkembang pesat dan menyebar ke berbagai wilayah seperti Afrika Utara, Kaukasus, Persia, dan Asia Tengah.
Berjasa dalam Menyatukan Mushaf Al-Qur'an
Pada masa kepemimpinan Utsman bin Affan untuk pertama kali Al-Qur'an ditulis dalam satu Mushaf yang dikenal dengan nama "Rasm Utsmani". Penulisan Mushaf Al-Qur'an ini mulai digagas di masa Khalifah Abu Bakar hingga berlanjut ke masa Umar bin Khattab. Namun, Al-Qur'an baru sempurna dibukukan atau dijadikan Mushaf pada masa kepemimpinan Utsman bin Affan.
Beliau sangat berjasa menyatukan Mushaf Al-Quran menjadi satu versi resmi yang disebarkan ke seluruh wilayah Islam. Ia memerintahkan agar mushaf Al-Qur'an disatukan agar tidak menimbulkan perpecahan di kalangan umat muslim.
Sayyidina Utsman wafat Syahid pada Tahun 656 Masehi ketika terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba, seorang Yahudi yang menyamar sebagai Muslim. Beliau dimakamkan di Baqi' Madinah bersama para sahabat mulia lainnya.
Utsman bin Affan dikenal sebagai sahabat kaya yang sangat dermawan. Jasa beliau sangat banyak bagi umat Islam. Sebagai salah satu sahabat Nabi terkemuka, Utsman bin Affan memiliki beberapa kisah teladan yang dapat dijadikan hikmah dan ibrah.
Orang yang Paling Awal Masuk Islam
Utsman bin Affan lahir pada Tahun 579 Masehi di Makkah dari keluarga Bani Umayyah, salah satu cabang dari suku Quraisy. Utsman adalah sepupu dari Abu Sufyan, sahabat yang pernah memusuhi Nabi Muhammad ﷺ pada masa awal dakwah Islam.
Utsman termasuk di antara orang-orang yang paling awal masuk Islam (Assabiqunal Awwalun). Kala itu, Tahun 611 Masehi, beliau mendengar tentang misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ dari sahabat terdekatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Berjihad dengan Harta
Selama hidupnya, Utsman dikenal seorang sahabat yang andal dalam berdagang. Kekayaannya banyak membantu umat Islam di awal dakwah Islam. Bahkan Utsman pernah menyerahkan sebagian hartanya kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk kepentingan berdakwah. Hal itu ia berikan dengan hati yang ikhlas dan mengharap ridha Allah.
Pemilik Dua Cahaya
Utsman bin Affan juga dikenal sebagai pemilik dua cahaya (Dzun Nurain) karena menikahi dua putri Nabi Muhammad ﷺ, yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Kedua putri Nabi itu meninggal dunia ketika masih bersama Utsman. Dalam kisahnya, Utsman juga termasuk sahabat yang ikut berhijrah ke Habasyah dan Madinah bersama istrinya, Ruqayyah. Utsman juga ikut andil dalam perjanjian Hudaibiyah dengan Nabi Muhammad ﷺ.
Diangkat Menjadi Khalifah Ketiga
Setelah Nabi Muhammad ﷺ wafat, Utsman terus berjuang menegakkan Islam. Beliau menjadi khalifah ketiga setelah Abu Bakar dan Umar bin Khattab meninggal dunia. Kala itu ia terpilih secara musyawarah oleh enam sahabat terkemuka yang ditunjuk oleh Umar sebelum wafatnya.
Utsman bin Affan memerintah selama 12 tahun (644-656 Masehi) dan merupakan khalifah dengan masa jabatan terlama dari Khulafaur Rasyidin. Di bawah kepemimpinannya, Islam berkembang pesat dan menyebar ke berbagai wilayah seperti Afrika Utara, Kaukasus, Persia, dan Asia Tengah.
Berjasa dalam Menyatukan Mushaf Al-Qur'an
Pada masa kepemimpinan Utsman bin Affan untuk pertama kali Al-Qur'an ditulis dalam satu Mushaf yang dikenal dengan nama "Rasm Utsmani". Penulisan Mushaf Al-Qur'an ini mulai digagas di masa Khalifah Abu Bakar hingga berlanjut ke masa Umar bin Khattab. Namun, Al-Qur'an baru sempurna dibukukan atau dijadikan Mushaf pada masa kepemimpinan Utsman bin Affan.
Beliau sangat berjasa menyatukan Mushaf Al-Quran menjadi satu versi resmi yang disebarkan ke seluruh wilayah Islam. Ia memerintahkan agar mushaf Al-Qur'an disatukan agar tidak menimbulkan perpecahan di kalangan umat muslim.
Sayyidina Utsman wafat Syahid pada Tahun 656 Masehi ketika terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba, seorang Yahudi yang menyamar sebagai Muslim. Beliau dimakamkan di Baqi' Madinah bersama para sahabat mulia lainnya.
(rhs)