Kemandirian Seorang Istri dalam Islam Menurut Syaikh Al-Qardhawi
Rabu, 27 September 2023 - 15:21 WIB
Syaikh Yusuf al-Qardhawi mengatakan Islam tidak membiarkan kepribadian wanita itu larut untuk mengikuti kepribadian suaminya sebagaimana tradisi barat. Mereka menjadikan wanita mengikuti suaminya, sehingga nama sang istri tidak begitu dikenal. Demikian juga nasab dan marganya, tetapi cukup dikatakan "fulanah istrinya si fulan."
"Adapun Islam telah menempatkan kepribadian wanita secara mandiri," tulis Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "Malaamihu Al Mujtama' Al Muslim Alladzi Nasyuduh" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah" (Citra Islami Press, 1997).
Oleh karena itu, al-Qardhawi melanjutkan, kita mengenal istri-istri Rasul SAW dengan nama-nama dan nasabnya seperti: Khadijah binti Khuwailid , Aisyah binti Abu Bakar , Hafshah binti Umar, Maimunah binti Al Harits, dan Shafiyah binti Huyyai. Huyyai adalah seorang Yahudi yang pernah memerangi Rasulullah SAW.
Menurut al-Qardhawi, sebagaimana kepribadian wanita saat ini tak akan terkurangi dengan ia menikah dan tidak akan kehilangan kemampuannya dalam hal perjanjian jual beli dan muamalah.
"Dia berhak menjual dan membeli, dia berhak memberi upah, dia berhak memberikan hartanya, bersedakah, memberi makan dan sebagainya," jelasnya.
"Pemahaman seperti ini belum sampai pada wanita Barat kecuali baru-baru ini saja. Dan di sebagian negara, wanita masih sangat terikat dengan keinginan suaminya," demikian Syaikh Yusuf Al-Qardhawi.
"Adapun Islam telah menempatkan kepribadian wanita secara mandiri," tulis Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "Malaamihu Al Mujtama' Al Muslim Alladzi Nasyuduh" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah" (Citra Islami Press, 1997).
Oleh karena itu, al-Qardhawi melanjutkan, kita mengenal istri-istri Rasul SAW dengan nama-nama dan nasabnya seperti: Khadijah binti Khuwailid , Aisyah binti Abu Bakar , Hafshah binti Umar, Maimunah binti Al Harits, dan Shafiyah binti Huyyai. Huyyai adalah seorang Yahudi yang pernah memerangi Rasulullah SAW.
Menurut al-Qardhawi, sebagaimana kepribadian wanita saat ini tak akan terkurangi dengan ia menikah dan tidak akan kehilangan kemampuannya dalam hal perjanjian jual beli dan muamalah.
"Dia berhak menjual dan membeli, dia berhak memberi upah, dia berhak memberikan hartanya, bersedakah, memberi makan dan sebagainya," jelasnya.
"Pemahaman seperti ini belum sampai pada wanita Barat kecuali baru-baru ini saja. Dan di sebagian negara, wanita masih sangat terikat dengan keinginan suaminya," demikian Syaikh Yusuf Al-Qardhawi.
(mhy)