Selamat Memperingati Maulid Nabi, Ini Bukti Kelahiran Rasulullah Disertai Cahaya

Kamis, 28 September 2023 - 11:03 WIB
Pancaran cahaya terang mengiringi kelahiran sosok manusia mulia, Muhammad SAW tepatnya pada malam Senin, 12 Rabiul Awal 40 tahun sebelum peristiwa hijrah atau bertepatan 22 April 571 M. Foto/ist
Malam itu tidak seperti malam-malam biasanya. Di 'Arasy, para Malaikat bergemuruh melafazkan dzikir memuji keagungan Allah. Sebagian sibuk menghiasi pintu surga-surga. Pintu-pintu langit pun dibuka. Menyeruaklah cahaya terang meliputi langit dan bumi.

Semua alam semesta bersuka cita. Semua binatang hingga makhluk melata sekalipun mampu bertutur seperti manusia. Sejak jagad raya diciptakan, tak pernah ada keagungan dan kemuliaan semulia malam itu. Para Jin dan Iblis pun gemetaran karena malam itu mereka tidak bisa lagi sebebas dulu lagi, mencuri berita-berita langit untuk disampaikan kepada para dukun dan ahli nujum.

Pada menit-menit itulah api sesembahan orang Majusi tiba-tiba saja padam. Padahal api itu telah menyala selama ratusan bahkan ribuan tahun. Malam yang gelap gulita, pada malam yang bertaburan kemuliaan dan keberkahan, tiba-tiba menyeruak cahaya terang benderang dari rumah yang tak jauh dari Baitullah, Makkah.

Pada menit-menit yang menentukan, para pendeta Yahudi melihat tanda-tanda kelahiran manusia agung yang akan membawa perubahan luar biasa di muka bumi ini. Tanda-tanda kelahirannya sudah tercantum jelas di kitab suci mereka. Semburat cahaya istimewa mengiringi kelahiran sosok manusia mulia, Muhammad Rasullah al-Musthafa. Tepatnya pada malam Senin, 12 Rabiul Awal 40 tahun sebelum peristiwa Hijrah atau bertepatan 22 April 571 M.

Para pendeta Yahudi di Madinah kala itu dengan sepenuh keyakinan berteriak dan memberitahukan kepada kaumnya. "Telah lahir bintang Muhammad! Bintang Muhammad telah muncul! Inilah satu menit yang sangat menentukan nasib umat manusia masa depan!"

Cahaya untuk Alam Semesta

Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an lulusan Kairo Mesir, Ustaz Miftah el-Banjary menceritakan, jelang kelahiran manusia mulia, Muhammad ﷺ, para Malaikat di langit bergemuruh mengucapkan tasbih, zikir, tahlil dan tahmid. Mereka bersuka cita menyambut kelahiran Rasul pilihan yang akan membawa cahaya petunjuk pada semesta alam. Ketika itu, api sesembahan kaum Majusi di Persia yang tak pernah padam ribuan tahun pun padam di malam itu.

Bintang kejora yang telah lama dinantikan oleh para ahli kitab pun bersinar terang, menandakan akan kelahiran Sang Nabi akhir zaman. Hingga tibalah saat yang telah dinantikan, seorang Nabi terbaik pun telah dilahirkan dari rahim mulia ibunda Aminah. Beliau terlahir dalam keadaan bersih dan suci, telah berkhitan dan mengenai celak mata. Lahir dalam keadaan sujud pada Sang Maha Pencipta Semesta Alam.

Kala itu persalinan Ibunda Aminah juga dibantu Ummu Salamah. Setelah terlahir, Ummu Salamah membawa menggendong bayi mungil Al-Musthafa yang mulia. Tiba-tiba saja Ummu Salamah mendengar pertanyaan suara ghaib tanpa wujud, "Kemana kau bawa dia?" Ada suara lain pula yang menjawab, "Ke Timur!" Suara tanpa wujud itu kemudian memerintahkan, "Bawalah dia ke Barat!"

Ketika itulah menurut penuturan Ummu Salamah, ia melihat cahaya yang terang benderang yang memenuhi antara Timur dan Barat, sehingga ia dapat menyaksikan kemegahan kerajaan Romawi. Semua itu merupakan kemuliaan dari kisah kelahiran Sayyidil Musthafa Muhammad ﷺ.

Peristiwa Luar Biasa

Pancara cahaya yang mengiringi kelahiran Nabi menjadi satu tanda kebenaran irhashat (peristiwa luar biasa sebelum diangkat menjadi seorang Nabi). Dalam Kitab Nurul Abshar fi Manaqib An-Nabiyyil Mukhtar karya Syaikh Mu'min as-Syablanji Ulama Sunni Abad ke-13 diceritakan:

"Di sana diriwayatkan ada seorang Yahudi di Makkah menanyakan tentang peristiwa kelahiran Nabi Muhammad dari indikasi cahaya terang benderang yang ia lihat di malam itu. Pada pagi harinya, dia menanyakan pada penduduk Makkah dengan mengajukan pertanyaan:

هل ولد فيكم الليلة مولود

Artinya: "Apakah tadi malam ada di antara keluarga kalian yang melahirkan?"

Beruntung, orang-orang yang dia temui belum mendengar berita kelahiran Nabi Muhammad ﷺ di malam kemarin. Mereka menjawab, "Belum atau tidak mengetahuinya!"

Di sanalah Allah menjaga kekasih-Nya dari niat jahat orang-orang Yahudi yang ingin membunuh bayi yang kelak menjadi Nabi akhir zaman yang bukan dari kalangan Bani Israil. Ada banyak referensi lainnya yang menguatkan bahwa kelahiran Nabi Muhammad ﷺ disinari cahaya Nur yang tak bisa dinafikan, hingga dilihat oleh seorang Yahudi di Makkah.

Kisah luar biasa ini juga dapat ditemukan dalam Kitab "Uyunul Atsar" karya Al-Hafidz Muhammad al-Ya'mari. Pengakuan Fathimah binti Abdillah yang menyaksikan cahaya terang benderang itu pada malam itu dengan ucapannya:

فما شيئ أنظر إليه من البيت إلا نور

Artinya: "Aku tidak melihat dari rumahku, melainkan cahaya yang terang benderang."
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More