Wajah Asli AS: Mendukung Sepenuhnya Tindakan Israel Sejak Perang 1967
Kamis, 12 Oktober 2023 - 14:01 WIB
Pada tahap ini pemerintah memberikan pada Israel "lampu kuning," yang berarti, dalam kata-kata Quandt, "Presiden menyetujui tanpa bantahan keputusan Israel untuk memulai perang lebih dulu."
Tambah Quandt: "Pendeknya, pada hari-hari yang menentukan sebelum Israel mengambil keputusan untuk berperang, lampu dari Washington beralih dari merah ke kuning. Lampu itu tidak pernah berubah menjadi hijau, tetapi kuning sudah cukup bagi orang-orang Israel untuk mengetahui bahwa mereka dapat beraksi tanpa mengkhawatirkan reaksi Washington."
Sebuah contoh jelas tentang bagaimana para pejabat AS dan Israel bekerja sama selama perang itu terjadi di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Duta Besar Israel untuk PBB, Gideon Rafael, ingat bahwa Duta Besar AS Arthur Goldberg "sangat khawatir tentang Israel dan ekuasi militernya."
Goldberg memanggil Rafael dan bertanya: "Gideon, apa yang kau ingin kulakukan?"
Rafael berkata bahwa yang dibutuhkan Israel adalah waktu untuk menghindar agar Dewan Keamanan tidak mengeluarkan resolusi gencatan senjata sementara pasukan Israel tengah mencatat kemenangan dramatis pada hari-hari pertama perang. Untuk mencapai tujuan ini, dia ingin Goldberg menghindari pertemuan dengan rekannya dari Soviet, Nikolai Federenko. Rafael mengatakan pada Goldberg: "Kau tidak boleh terlalu mudah ditemui selama beberapa hari mendatang." Dan Goldberg menurut.
Tambah Quandt: "Pendeknya, pada hari-hari yang menentukan sebelum Israel mengambil keputusan untuk berperang, lampu dari Washington beralih dari merah ke kuning. Lampu itu tidak pernah berubah menjadi hijau, tetapi kuning sudah cukup bagi orang-orang Israel untuk mengetahui bahwa mereka dapat beraksi tanpa mengkhawatirkan reaksi Washington."
Sebuah contoh jelas tentang bagaimana para pejabat AS dan Israel bekerja sama selama perang itu terjadi di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Duta Besar Israel untuk PBB, Gideon Rafael, ingat bahwa Duta Besar AS Arthur Goldberg "sangat khawatir tentang Israel dan ekuasi militernya."
Goldberg memanggil Rafael dan bertanya: "Gideon, apa yang kau ingin kulakukan?"
Rafael berkata bahwa yang dibutuhkan Israel adalah waktu untuk menghindar agar Dewan Keamanan tidak mengeluarkan resolusi gencatan senjata sementara pasukan Israel tengah mencatat kemenangan dramatis pada hari-hari pertama perang. Untuk mencapai tujuan ini, dia ingin Goldberg menghindari pertemuan dengan rekannya dari Soviet, Nikolai Federenko. Rafael mengatakan pada Goldberg: "Kau tidak boleh terlalu mudah ditemui selama beberapa hari mendatang." Dan Goldberg menurut.
(mhy)