Fenomenalnya Nabi Musa, Salah Satunya Perjumpaan dengan Nabi Khidir
Kamis, 02 November 2023 - 11:10 WIB
Di dalam Islam, dari 124.000 orang nabi dan 313 rasul, Nabi Musa as termasuk nabi yang sangat fenomenal. Setidaknya ada empat indikasi yang membenarkan hal tersebut. Salah satunya adalah kisah perjumpaan Nabi Musa dengan Nabi Khidir dalam kajian keilmuan Islam ( QS Al-Kahfi/18 : 60-82).
"Secara umum, kita mengenal ilmu Tasawuf dan ilmu Syariat ," jelas Ach. Khatib dalam artikelnya yang berjudul "Implementasi Nilai-Nilai Profetik pada Kisah Nabi Musa dalam Al-Qur’an" yang dilansir ‘Anil Islam (2019).
Menurutnya, kedua ilmu ini oleh sebagian kalangan, dinilai sebagai pembagian ilmu. "Saya akan menggunakan istilah ilmu zahir dan ilmu batin . Ilmu tasawuf sebagai ilmu batin dan ilmu syariat sebagai ilmu zahir," ujarnya.
Menurutnya, keduanya harus sama-sama ada dan saling melengkapi agar khazanah keilmuan Islam tidak kehilangan salah satu aspek pentingnya. Tentu masalah ini berdampak sampai pada pelaksanaan ibadah kita.
"Ibadah yang dilaksanakan dengan hanya mempertimbangkan aspek zahir, maka akan kering dan kehilangan roh dari pelaksanaan ibadah. Demikian sebaliknya," jelasnya.
Peristiwa perjumpaan antara Nabi Musa dan Nabi Khidir, kata Khatib, menjadi sangat fenomenal karena keduanya dinilai mewakili dua kutub di atas: "Nabi Musa mewakili kutub zahir, dan Nabi Khidir mewakili kutub batin. Hingga saat ini, kita seringkali mendengar penyebutan atau lebih tepatnya pembagian ilmu zahir dan ilmu bathin, antara Musa dan Khidir," ujarnya.
Selain perjumpaan dengan Nabi Khidir, indikasi mengapa Nabi Musa disebut nabi yang sangat fenomenal, adalah di dalam al-Qur’an, hampir dari awal sampai akhir, kisah Nabi Musa ada dan bertebaran dalam banyak surat. Para sarjana tafsir menghitung, Nabi Musa disebut 136 kali di dalam al-Qur’an.
Kedua, Nabi Musa menyelamatkan Bani Israil dari intimidasi dan siksaan Fir‘aun di Mesir. Untuk kepentingan itu Allah SWT hingga mengutus Nabi Musa—dengan Nabi Harun—hingga sampai terjadilah peristiwa yang sangat fenomenal itu, yaitu terbelahnya Laut Merah dan matinya Fir‘aun.
"Peristiwa inilah yang kemudian menjadikan Bani Israil merasa sebagai kaum terpilih. Ini pula yang menjadikan Nabi Musa sering disebut dan menjadi idola di kalangan Agama Yahudi," ujarnya.
"Secara umum, kita mengenal ilmu Tasawuf dan ilmu Syariat ," jelas Ach. Khatib dalam artikelnya yang berjudul "Implementasi Nilai-Nilai Profetik pada Kisah Nabi Musa dalam Al-Qur’an" yang dilansir ‘Anil Islam (2019).
Menurutnya, kedua ilmu ini oleh sebagian kalangan, dinilai sebagai pembagian ilmu. "Saya akan menggunakan istilah ilmu zahir dan ilmu batin . Ilmu tasawuf sebagai ilmu batin dan ilmu syariat sebagai ilmu zahir," ujarnya.
Menurutnya, keduanya harus sama-sama ada dan saling melengkapi agar khazanah keilmuan Islam tidak kehilangan salah satu aspek pentingnya. Tentu masalah ini berdampak sampai pada pelaksanaan ibadah kita.
"Ibadah yang dilaksanakan dengan hanya mempertimbangkan aspek zahir, maka akan kering dan kehilangan roh dari pelaksanaan ibadah. Demikian sebaliknya," jelasnya.
Peristiwa perjumpaan antara Nabi Musa dan Nabi Khidir, kata Khatib, menjadi sangat fenomenal karena keduanya dinilai mewakili dua kutub di atas: "Nabi Musa mewakili kutub zahir, dan Nabi Khidir mewakili kutub batin. Hingga saat ini, kita seringkali mendengar penyebutan atau lebih tepatnya pembagian ilmu zahir dan ilmu bathin, antara Musa dan Khidir," ujarnya.
Baca Juga
Selain perjumpaan dengan Nabi Khidir, indikasi mengapa Nabi Musa disebut nabi yang sangat fenomenal, adalah di dalam al-Qur’an, hampir dari awal sampai akhir, kisah Nabi Musa ada dan bertebaran dalam banyak surat. Para sarjana tafsir menghitung, Nabi Musa disebut 136 kali di dalam al-Qur’an.
Kedua, Nabi Musa menyelamatkan Bani Israil dari intimidasi dan siksaan Fir‘aun di Mesir. Untuk kepentingan itu Allah SWT hingga mengutus Nabi Musa—dengan Nabi Harun—hingga sampai terjadilah peristiwa yang sangat fenomenal itu, yaitu terbelahnya Laut Merah dan matinya Fir‘aun.
"Peristiwa inilah yang kemudian menjadikan Bani Israil merasa sebagai kaum terpilih. Ini pula yang menjadikan Nabi Musa sering disebut dan menjadi idola di kalangan Agama Yahudi," ujarnya.
(mhy)