Para Rasul Tidak Pernah Memerintahkan Umatnya Berdoa kepada Dirinya
Rabu, 29 November 2023 - 14:35 WIB
Imam dan Khatib Masjid Nabawi , Dr Abdul Muhsin bin Muhammad Al-Qasim dalam bukunya berjudul " Doa " mengatakan kesempurnaan dan kemuliaan hanya milik Allah. Ibadah tidaklah pantas kecuali hanya untuk Allah, tiada yang berhak untuk diberikan penghambaan diri kecuali Dia yang Mahaagung.
"Setinggi apapun kedudukan yang dicapai manusia tidaklah menjadikannya layak untuk menerima panjatan doa dan ibadah, sedikit ataupun banyak," jelasnya.
Barang siapa tidak mampu menciptakan satu ciptaan kecil di alam semesta ini, maka ia tidak pantas menyandang status sebagai sesembahan yang ditujukan ibadah dan doa kepadanya.
Allah berfirman:
"Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya." [ QS Al-Hajj : 73]
Allah memilih para rasul dari semua makhluk-Nya dan meninggikan mereka dari yang lain, akan tetapi tidak ada satupun Rasul yang berani mengklaim sebagai tandingan Allah dalam rububiyyah, memerintahkan manusia agar berdoa kepadanya, atau menyetujui hal demikian atas dirinya.
Allah berfirman:
"(Ingatlah) ketika Allah berfirman, 'Wahai Isa putra Maryam, apakah engkau mengatakan kepada orang-orang, ‘Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?’ Dia (Isa) menjawab, 'Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa pun yang bukan hakku.'” [ QS Al-Maidah : 116]
Mereka bisa terkena penyakit dan melemah. Sebagian ada yang terbunuh, ada pula yang tersihir. Mereka adalah manusia biasa, mereka juga makan dan minum. Bagaimana mungkin mereka dinobatkan sebagai Tuhan, sementara mereka tak bisa bertahan hidup tanpa makanan?!
Bahkan makhluk paling mulia sekalipun, Nabi Muhammad SAW , gigi gerahamnya sempat patah, kepalanya terluka parah, sempat terjatuh dari kuda, terkelupas kulit betisnya, dan beliau sempat salat dalam keadaan duduk lantaran efek jatuh yang beliau rasakan!
Lihat Juga: Hanya Allah yang Mampu Mengabulkan Doa, Begini Penjelasan Imam Masjid Nabawi Abdul Muhsin
"Setinggi apapun kedudukan yang dicapai manusia tidaklah menjadikannya layak untuk menerima panjatan doa dan ibadah, sedikit ataupun banyak," jelasnya.
Barang siapa tidak mampu menciptakan satu ciptaan kecil di alam semesta ini, maka ia tidak pantas menyandang status sebagai sesembahan yang ditujukan ibadah dan doa kepadanya.
Allah berfirman:
اِنَّ الَّذِيۡنَ تَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ لَنۡ يَّخۡلُقُوۡا ذُبَابًا وَّلَوِ اجۡتَمَعُوۡا لَهٗ
"Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya." [ QS Al-Hajj : 73]
Allah memilih para rasul dari semua makhluk-Nya dan meninggikan mereka dari yang lain, akan tetapi tidak ada satupun Rasul yang berani mengklaim sebagai tandingan Allah dalam rububiyyah, memerintahkan manusia agar berdoa kepadanya, atau menyetujui hal demikian atas dirinya.
Baca Juga
Allah berfirman:
وَاِذۡ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ ءَاَنۡتَ قُلۡتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُوۡنِىۡ وَاُمِّىَ اِلٰهَيۡنِ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِؕ قَالَ سُبۡحٰنَكَ مَا يَكُوۡنُ لِىۡۤ اَنۡ اَقُوۡلَ مَا لَـيۡسَ لِىۡ بِحَقٍّؕ
"(Ingatlah) ketika Allah berfirman, 'Wahai Isa putra Maryam, apakah engkau mengatakan kepada orang-orang, ‘Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?’ Dia (Isa) menjawab, 'Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa pun yang bukan hakku.'” [ QS Al-Maidah : 116]
Mereka bisa terkena penyakit dan melemah. Sebagian ada yang terbunuh, ada pula yang tersihir. Mereka adalah manusia biasa, mereka juga makan dan minum. Bagaimana mungkin mereka dinobatkan sebagai Tuhan, sementara mereka tak bisa bertahan hidup tanpa makanan?!
Bahkan makhluk paling mulia sekalipun, Nabi Muhammad SAW , gigi gerahamnya sempat patah, kepalanya terluka parah, sempat terjatuh dari kuda, terkelupas kulit betisnya, dan beliau sempat salat dalam keadaan duduk lantaran efek jatuh yang beliau rasakan!
Lihat Juga: Hanya Allah yang Mampu Mengabulkan Doa, Begini Penjelasan Imam Masjid Nabawi Abdul Muhsin
(mhy)