3 Ikhtiar Ini Diyakini Dapat Memperluas Rezeki
Kamis, 30 April 2020 - 17:20 WIB
Ustaz Dr Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Teringat nasihat Syeikh Mutawalli As-Sya'rawi, ulama kenamaan di Mesir, beliau pernah mengatakan:
إنْ كنتَ لا تعرفُ عُنْوانَ رزقِكَ# فإنَّ رزقَك يعرِفُ عُنوانَك.
"Jika kamu tidak tahu alamat dimana tempat rezekimu berada, maka sesungguhnya rezekimu tahu dimana alamat tempatmu berada."
Seringkali banyak orang yang resah, cemas, khawatir rezekinya tidak ada. Rezekinya tidak datang. Rezekinya berkurang, disebabkan suatu kondisi dan keadaan yang tidak ia harapkan.
Banyak kemudian orang yang mengeluh, terganggu pikirannya, terusik ketenangan tidurnya, memikirkan bagaimana rezeki berupa uang diperolehnya mengalir seperti yang ia inginkan.
Rezeki bagi kebanyakan orang hanyalah berupa lembaran kertas berwarna biru dan merah. Rezeki dipahami hanya berwujud materi yang bisa dipegang dan diraba. Selebihnya, hanyalah pelengkap dan penyempurna kenikmatan yang bisa dibeli dengan lembaran kertas itu.
Padahal, jika kita mau memahami konsep hakikat rezeki di dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala hanya menyebut penisbahan rezeki dalam konteks rahmat dari langit, keberkahan dari bawah bumi, kenikmatan dari ditundukkannya seluruh alam semesta bagi manusia.
Penyebutan istilah-istilah di dalam Al-Qur'an , semisal: al-Mall (aset properti), al-Dzahab (emas), al-Fiddah (perak), al-Khaiyil Musawamah (alat transportasi mewah), al-An'am (aset peternakan), al-Harts (aset perkebunan), Az-Zinat ad-Dunya (jabatan kekuasaan) dan lain sebagainya yang oleh kebanyakan manusia dipahami sebagai rezeki, justru dipandang Al-Qur'an sebagai al-Fitnah atau ujian yang berpotensi malapetaka.
Setiap manusia pasti diberikan rezekinya. Dan rezeki itu, mutlak adanya selama urat nadinya masih berdenyut, selama jantungnya masih berdetak, selama nafasnya masih keluar dan masuk di lubang hidungnya. Dipastikan jaminan rezeki itu niscaya adanya.
Tak ada rezeki yang tertukar. Tak ada rezeki yang salah alamat. Semua rezeki kita telah ditentukan kadar dan ukurannya. Tidak berkurang, tidak berlebih sesuai kebutuhan.
Namun, kapasitas rezeki bisa saja diperbesar, sesuai dengan permintaan. Diperbesar sesuai kebutuhan seorang hamba yang ia panjatkan melalui doa serta usaha ikhtiar melalui kesungguhan. [Baca Juga: Inilah Hadis-hadis yang Membangkitkan Semangat Mencari Rezeki (1)]
3 Ikhtiar Memperluas Rezeki
Salah satu ikhtiar yang dilakukan untuk memperluas rezeki adalah meningkatkan tiga hal berikut yaitu, ilmu, ibadah, dan sedekah. Tiga tipologi inilah yang paling banyak disebutkan di dalam Al-Qur'an.
Bahkan, jaminan seorang hamba yang taat ibadah semata mengharapkan ridha-Nya secara istiqamah, ikhlas dan konsisten sangat berpeluang memperoleh rezeki besar tanpa terduga.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
"Perintahkan keluargamu salat serta bersabarlah atas ibadah itu. Kami tidak meminta rezeki dari kamu. Bahkan, Kami yang akan memberimu rezeki. Itulah ganjaran bagi orang yang bertaqwa."
Jadi, rezeki itu pada hakikatnya bukan ditentukan oleh seberapa besar semangat mendapatkannya, tapi seberapa besar kebaikan dan ibadah itu kita tingkatkan.
Insya Allah semakin bagus ibadahnya, maka semakin luas dan berkah rezekinya. Yakin saja, dan lihat bukti kenyataannya.Wallahu A'lam Bisshowab! (Baca Juga: 6 Amal Perbuatan yang Membuka Pintu Rezeki)
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Teringat nasihat Syeikh Mutawalli As-Sya'rawi, ulama kenamaan di Mesir, beliau pernah mengatakan:
إنْ كنتَ لا تعرفُ عُنْوانَ رزقِكَ# فإنَّ رزقَك يعرِفُ عُنوانَك.
"Jika kamu tidak tahu alamat dimana tempat rezekimu berada, maka sesungguhnya rezekimu tahu dimana alamat tempatmu berada."
Seringkali banyak orang yang resah, cemas, khawatir rezekinya tidak ada. Rezekinya tidak datang. Rezekinya berkurang, disebabkan suatu kondisi dan keadaan yang tidak ia harapkan.
Banyak kemudian orang yang mengeluh, terganggu pikirannya, terusik ketenangan tidurnya, memikirkan bagaimana rezeki berupa uang diperolehnya mengalir seperti yang ia inginkan.
Rezeki bagi kebanyakan orang hanyalah berupa lembaran kertas berwarna biru dan merah. Rezeki dipahami hanya berwujud materi yang bisa dipegang dan diraba. Selebihnya, hanyalah pelengkap dan penyempurna kenikmatan yang bisa dibeli dengan lembaran kertas itu.
Padahal, jika kita mau memahami konsep hakikat rezeki di dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala hanya menyebut penisbahan rezeki dalam konteks rahmat dari langit, keberkahan dari bawah bumi, kenikmatan dari ditundukkannya seluruh alam semesta bagi manusia.
Penyebutan istilah-istilah di dalam Al-Qur'an , semisal: al-Mall (aset properti), al-Dzahab (emas), al-Fiddah (perak), al-Khaiyil Musawamah (alat transportasi mewah), al-An'am (aset peternakan), al-Harts (aset perkebunan), Az-Zinat ad-Dunya (jabatan kekuasaan) dan lain sebagainya yang oleh kebanyakan manusia dipahami sebagai rezeki, justru dipandang Al-Qur'an sebagai al-Fitnah atau ujian yang berpotensi malapetaka.
Setiap manusia pasti diberikan rezekinya. Dan rezeki itu, mutlak adanya selama urat nadinya masih berdenyut, selama jantungnya masih berdetak, selama nafasnya masih keluar dan masuk di lubang hidungnya. Dipastikan jaminan rezeki itu niscaya adanya.
Tak ada rezeki yang tertukar. Tak ada rezeki yang salah alamat. Semua rezeki kita telah ditentukan kadar dan ukurannya. Tidak berkurang, tidak berlebih sesuai kebutuhan.
Namun, kapasitas rezeki bisa saja diperbesar, sesuai dengan permintaan. Diperbesar sesuai kebutuhan seorang hamba yang ia panjatkan melalui doa serta usaha ikhtiar melalui kesungguhan. [Baca Juga: Inilah Hadis-hadis yang Membangkitkan Semangat Mencari Rezeki (1)]
3 Ikhtiar Memperluas Rezeki
Salah satu ikhtiar yang dilakukan untuk memperluas rezeki adalah meningkatkan tiga hal berikut yaitu, ilmu, ibadah, dan sedekah. Tiga tipologi inilah yang paling banyak disebutkan di dalam Al-Qur'an.
Bahkan, jaminan seorang hamba yang taat ibadah semata mengharapkan ridha-Nya secara istiqamah, ikhlas dan konsisten sangat berpeluang memperoleh rezeki besar tanpa terduga.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
"Perintahkan keluargamu salat serta bersabarlah atas ibadah itu. Kami tidak meminta rezeki dari kamu. Bahkan, Kami yang akan memberimu rezeki. Itulah ganjaran bagi orang yang bertaqwa."
Jadi, rezeki itu pada hakikatnya bukan ditentukan oleh seberapa besar semangat mendapatkannya, tapi seberapa besar kebaikan dan ibadah itu kita tingkatkan.
Insya Allah semakin bagus ibadahnya, maka semakin luas dan berkah rezekinya. Yakin saja, dan lihat bukti kenyataannya.Wallahu A'lam Bisshowab! (Baca Juga: 6 Amal Perbuatan yang Membuka Pintu Rezeki)
(rhs)