Kisah Raja Hirah Terakhir saat Nabi Diangkat Menjadi Rasul
Senin, 08 Januari 2024 - 05:15 WIB
Amr bin Hindun menjadi raja Irak menggantikan ayahnya al-Munzir III. Pada tahun ke-9 ia memegang kekuasaan, Rasulullah SAW lahir. Sesudah Amr, kemudian berturut-turut yang naik takhta raja Hirah anak-anak al-Munzir sampai naiknya Abu Qabus an-Nu'man anak al-Munzir IV, teman penyair al-A'sya Maimun bin Qais, - antara tahun 583 dan 605 M.
Kerajaan Nu'man di Persia meluas sampai Tigris, tempat dibangunnya kota an-Nu'maiya di dekat Ctesiphon, ibu kota Kisra .
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Abu Bakr As-Siddiq" yang diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah (PT Pustaka Litera AntarNusa, 1987) menulis, meskipun mukanya buruk Nu'man hidup dalam serba mewah dan kesukaannya yang enak-enak dan hidup senang. Ia mengawini istri ayahnya al-Mutajarridah yang amat cantik.
Al-Munakhkhal al-Yasykari juga mencintai perempuan itu, tetapi oleh Nu'man laki-laki itu dibunuh. Nu'man membangun taman-taman bunga dan mendatangkan berbagai macam bunga ke sana. Bunga syaqa'iq an-nu'man (bunga anemone) itu dianggap berasal dari taman ini.
Rupanya Kisra Parvez tidak senang dengan kekuasaan yang telah dicapai oleh Nu'man dengan segala kesenangannya itu. Ia dipenjarakan kemudian dibunuh.
Selanjutnya semua kekuasaan Banu Lakhm dikikis habis. Sebagai gantinya yang menjadi raja Hirah ialah Iyas bin Qubaisah, bersama-sama dengan seorang marzaban Persia bernama Bahrajan.
Peristiwa Zu Qar
Pada masa Iyas inilah Nabi diangkat sebagai rasul, dan pada masanya juga terjadi peristiwa Zu Qar. Iyas adalah raja terakhir. Sesudah dia Dazuweh orang Persia diangkat sebagai marzaban, kuasa Kisra di Irak.
Perang Zu Qar menjadi cerita Arab yang turun-temurun. Disebutkan bahwa Nu'man bin al-Munzir menitipkan hartanya kepada Hani' bin Qubaisah ketika mengetahui kemarahan Kisra. Setelah Nu 'man dibunuh Kisra menuntut harta titipan itu, tetapi Hani menolak.
Terbunuhnya Nu'man itu menimbulkan kemarahan Banu Bakr bin Wa'il. Mereka menyerang pedesaan Irak dan melakukan penjarahan.
Kisra bermaksud hendak menghajar mereka. Ketika itu kekuatan keduanya bertemu di Zu Qar. Pihak Arab mendapat kemenangan besar menghadapi Persia. Disebutkan bahwa Nabi berkata mengenai peristiwa Zu Qar itu:
"lnilah hari pertama orang Arab menuntut keadilan dari Ajam dan dapat mengalahkan mereka untukku", sebab Nabi diutus sebagai rasul ketika terjadi peristiwa Zu Qar itu.
Kerajaan Nu'man di Persia meluas sampai Tigris, tempat dibangunnya kota an-Nu'maiya di dekat Ctesiphon, ibu kota Kisra .
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Abu Bakr As-Siddiq" yang diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah (PT Pustaka Litera AntarNusa, 1987) menulis, meskipun mukanya buruk Nu'man hidup dalam serba mewah dan kesukaannya yang enak-enak dan hidup senang. Ia mengawini istri ayahnya al-Mutajarridah yang amat cantik.
Baca Juga
Al-Munakhkhal al-Yasykari juga mencintai perempuan itu, tetapi oleh Nu'man laki-laki itu dibunuh. Nu'man membangun taman-taman bunga dan mendatangkan berbagai macam bunga ke sana. Bunga syaqa'iq an-nu'man (bunga anemone) itu dianggap berasal dari taman ini.
Rupanya Kisra Parvez tidak senang dengan kekuasaan yang telah dicapai oleh Nu'man dengan segala kesenangannya itu. Ia dipenjarakan kemudian dibunuh.
Selanjutnya semua kekuasaan Banu Lakhm dikikis habis. Sebagai gantinya yang menjadi raja Hirah ialah Iyas bin Qubaisah, bersama-sama dengan seorang marzaban Persia bernama Bahrajan.
Peristiwa Zu Qar
Pada masa Iyas inilah Nabi diangkat sebagai rasul, dan pada masanya juga terjadi peristiwa Zu Qar. Iyas adalah raja terakhir. Sesudah dia Dazuweh orang Persia diangkat sebagai marzaban, kuasa Kisra di Irak.
Perang Zu Qar menjadi cerita Arab yang turun-temurun. Disebutkan bahwa Nu'man bin al-Munzir menitipkan hartanya kepada Hani' bin Qubaisah ketika mengetahui kemarahan Kisra. Setelah Nu 'man dibunuh Kisra menuntut harta titipan itu, tetapi Hani menolak.
Terbunuhnya Nu'man itu menimbulkan kemarahan Banu Bakr bin Wa'il. Mereka menyerang pedesaan Irak dan melakukan penjarahan.
Kisra bermaksud hendak menghajar mereka. Ketika itu kekuatan keduanya bertemu di Zu Qar. Pihak Arab mendapat kemenangan besar menghadapi Persia. Disebutkan bahwa Nabi berkata mengenai peristiwa Zu Qar itu:
"lnilah hari pertama orang Arab menuntut keadilan dari Ajam dan dapat mengalahkan mereka untukku", sebab Nabi diutus sebagai rasul ketika terjadi peristiwa Zu Qar itu.
(mhy)