Al-Musanna Pahlawan Asal Bahrain Pelopor Pembebasan Irak
Sabtu, 13 Januari 2024 - 14:02 WIB
Sementara Khalifah sedang merenungkan dan lama sekali memikirkan masalah ini, tiba-tiba Musanna datang ke Madinah. Ia pun diterima oleh Abu Bakar.
Setelah mendapat keterangan dari Musanna sendiri, Abu Bakar makin yakin bahwa untuk memulai langkah ke Irak sudah tambah pasti, dan tak akan menemui perlawanan seperti yang terjadi dulu di Syam.
Irak yang terletak di kedua pantai Sungai Tigris dan Furat dan pulau yang ada di antara keduanya itu, tak kalah indah dan cemerlangnya dari Syam.
Kalaupun penduduk Hijaz tak pernah bicara tentang Irak seperti tentang Syam, karena Syam itu dekat ke Hijaz, dan karena jalan yang menuju ke sana jalan yang biasa dilalui dalam perjalanan musim panas, maka percakapan dan perhatian mereka kini tertuju ke Irak, seperti ke Syam dulu. Kalau begitu sebaiknya Abu Bakar meneruskan saja niatnya, dengan bertawakal kepada Allah.
Musanna memberi tahu khalifah bahwa kabilah-kabilah Arab yang tinggal di Delta Tigris dan Furat yang kaya dengan berbagai macam tanaman, buah-buahan, unggas dan binatang lain itu, cenderung pada pemukiman dan hidup menetap, dan kebanyakan penduduknya cenderung bertani, sedang yang menguasai basil buminya adalah pejabat-pejabat Persia.
Penduduk asli memperoleh hasil tani itu sedikit sekali. Di mana pula ada lahan yang lebih subur dari ini untuk menyebarkan ajakan sesama Arab itu, dan untuk mengamankan Semenanjung dari intrik-intrik dan permusuhan Persia.
Orang-orang Arab yang menetap di tanah Irak pasti menyambut baik ajakan itu. Bagi mereka hubungan dengan para penguasa berarti langkah untuk melawan mereka.
Setelah mendapat keterangan secukupnya dari Musanna, Abu Bakar menganggap ini adalah kesempatan emas yang tak boleh dilewatkan begitu saja.
Setelah mendapat keterangan dari Musanna sendiri, Abu Bakar makin yakin bahwa untuk memulai langkah ke Irak sudah tambah pasti, dan tak akan menemui perlawanan seperti yang terjadi dulu di Syam.
Irak yang terletak di kedua pantai Sungai Tigris dan Furat dan pulau yang ada di antara keduanya itu, tak kalah indah dan cemerlangnya dari Syam.
Kalaupun penduduk Hijaz tak pernah bicara tentang Irak seperti tentang Syam, karena Syam itu dekat ke Hijaz, dan karena jalan yang menuju ke sana jalan yang biasa dilalui dalam perjalanan musim panas, maka percakapan dan perhatian mereka kini tertuju ke Irak, seperti ke Syam dulu. Kalau begitu sebaiknya Abu Bakar meneruskan saja niatnya, dengan bertawakal kepada Allah.
Musanna memberi tahu khalifah bahwa kabilah-kabilah Arab yang tinggal di Delta Tigris dan Furat yang kaya dengan berbagai macam tanaman, buah-buahan, unggas dan binatang lain itu, cenderung pada pemukiman dan hidup menetap, dan kebanyakan penduduknya cenderung bertani, sedang yang menguasai basil buminya adalah pejabat-pejabat Persia.
Penduduk asli memperoleh hasil tani itu sedikit sekali. Di mana pula ada lahan yang lebih subur dari ini untuk menyebarkan ajakan sesama Arab itu, dan untuk mengamankan Semenanjung dari intrik-intrik dan permusuhan Persia.
Orang-orang Arab yang menetap di tanah Irak pasti menyambut baik ajakan itu. Bagi mereka hubungan dengan para penguasa berarti langkah untuk melawan mereka.
Setelah mendapat keterangan secukupnya dari Musanna, Abu Bakar menganggap ini adalah kesempatan emas yang tak boleh dilewatkan begitu saja.
(mhy)