Profil dan Biografi Habib Ali Kwitang, Ulama yang Ikut Berperan dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Rabu, 24 Januari 2024 - 17:25 WIB
Nama Habib Ali Kwitang tentu sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Jakarta. Memiliki nama asli Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi, beliau dulunya merupakan salah seorang pendakwah yang cukup tersohor.
Pada riwayatnya, Habib Ali Kwitang juga diketahui memiliki peranan penting menjelang kemerdekaan Indonesia. Waktu itu, beliau sempat dimintai pendapat oleh Bung Karno perihal waktu yang tepat untuk membacakan naskah proklamasi kemerdekaan.
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Habib Ali Kwitang ini? Simak ulasannya berikut untuk mengenalnya lebih jauh.
Melihat latar belakangnya, Habib Ali Kwitang berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, Abdurrahman bin Abdullah Alhabsyi, merupakan seorang ulama keturunan Arab Sayyid. Sementara ibunya, Nyai Salmah, adalah putri ulama Betawi dari Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.
Habib Ali Kwitang ditinggal wafat sang Ayah saat masih kecil. Sekitar usia 11 tahun, beliau menuju Hadramaut untuk belajar agama.
Tak sembarangan, Habib Ali Kwitang mendapat bimbingan dari ulama-ulama besar. Di antaranya seperti Shohibul Maulid Habib 'Ali bin Muhammad al-Habsyi, Habib Hasan bin Ahmad al-'Aydrus hingga Syaikh Hasan bin 'Awadh.
Setelah dari Yaman, Habib Ali Kwitang melanjutkan pencarian ilmunya di Makkah dan Madinah. Beliau dibimbing oleh ulama-ulama seperti Habib Muhammad bin Husain al-Habsyi , Sayyid Abu Bakar al-Bakri Syatha ad-Dimyati, Syaikh Muhammad Said Babsail hingga Syaikh 'Umar Hamdan.
Pasca pendirian tempat tersebut, Habib Ali Kwitang menjadi pelopor majelis taklim di Indonesia. Setelahnya, mulai muncul juga banyak organisasi keagamaan lain di Jakarta dan berbagai wilayah lain di Tanah Air.
Selama berdakwah, tak terhitung jumlah ulama-ulama dari Jakarta dan daerah lain yang pernah menjadi muridnya. Selain itu, beliau juga dikatakan sering berdakwah ke negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan lainnya.
Habib Ali Kwitang turut menjadi pendukung semangat anti penjajahan bangsa Indonesia. Pada satu momen, beliau pernah dimintai pendapat oleh Presiden Soekarno seputra waktu yang tepat untuk membacakan naskah proklamasi.
Setelah Indonesia merdeka, peran Habib Ali Kwitang belum berakhir. Sejumlah sumber menyebut bahwa beliau menjadi salah satu sosok pendorong berdirinya partai politik berazaskan Islam pertama di Tanah Air, yaitu Partai Syarikat Islam.
Sampai saat ini, namanya senantiasa abadi di telinga masyarakat. Ilmunya pun terus menyebar melalui murid-muridnya yang cemerlang.
Demikianlah ulasan mengenai profil dan biografi Habib Ali Kwitang. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam
Pada riwayatnya, Habib Ali Kwitang juga diketahui memiliki peranan penting menjelang kemerdekaan Indonesia. Waktu itu, beliau sempat dimintai pendapat oleh Bung Karno perihal waktu yang tepat untuk membacakan naskah proklamasi kemerdekaan.
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Habib Ali Kwitang ini? Simak ulasannya berikut untuk mengenalnya lebih jauh.
Profil dan Biografi Habib Ali Kwitang
1. Latar Belakang
Habib Ali Kwitang memiliki nama asli Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi. Beliau lahir di Kwitang, Jakarta, 20 April 1870.Melihat latar belakangnya, Habib Ali Kwitang berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, Abdurrahman bin Abdullah Alhabsyi, merupakan seorang ulama keturunan Arab Sayyid. Sementara ibunya, Nyai Salmah, adalah putri ulama Betawi dari Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.
Habib Ali Kwitang ditinggal wafat sang Ayah saat masih kecil. Sekitar usia 11 tahun, beliau menuju Hadramaut untuk belajar agama.
Tak sembarangan, Habib Ali Kwitang mendapat bimbingan dari ulama-ulama besar. Di antaranya seperti Shohibul Maulid Habib 'Ali bin Muhammad al-Habsyi, Habib Hasan bin Ahmad al-'Aydrus hingga Syaikh Hasan bin 'Awadh.
Setelah dari Yaman, Habib Ali Kwitang melanjutkan pencarian ilmunya di Makkah dan Madinah. Beliau dibimbing oleh ulama-ulama seperti Habib Muhammad bin Husain al-Habsyi , Sayyid Abu Bakar al-Bakri Syatha ad-Dimyati, Syaikh Muhammad Said Babsail hingga Syaikh 'Umar Hamdan.
2. Pulang ke Tanah Air
Saat menginjakan kaki kembali ke Tanah Air, Habib Ali mendirikan Masjid Al-Riyadh dan madrasah Unwanul Falah di Kwitang. Selain itu, beliau juga membangun majelis taklim yang di kemudian hari dikenal sebagai Majelis Taklim Kwitang.Pasca pendirian tempat tersebut, Habib Ali Kwitang menjadi pelopor majelis taklim di Indonesia. Setelahnya, mulai muncul juga banyak organisasi keagamaan lain di Jakarta dan berbagai wilayah lain di Tanah Air.
Selama berdakwah, tak terhitung jumlah ulama-ulama dari Jakarta dan daerah lain yang pernah menjadi muridnya. Selain itu, beliau juga dikatakan sering berdakwah ke negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan lainnya.
3. Berperan dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Pada riwayatnya, para ulama di Tanah Air memang banyak berkontribusi bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dari banyak nama, salah satunya adalah Habib Ali Kwitang.Habib Ali Kwitang turut menjadi pendukung semangat anti penjajahan bangsa Indonesia. Pada satu momen, beliau pernah dimintai pendapat oleh Presiden Soekarno seputra waktu yang tepat untuk membacakan naskah proklamasi.
Setelah Indonesia merdeka, peran Habib Ali Kwitang belum berakhir. Sejumlah sumber menyebut bahwa beliau menjadi salah satu sosok pendorong berdirinya partai politik berazaskan Islam pertama di Tanah Air, yaitu Partai Syarikat Islam.
4. Akhir Hayat
Habib Ali Kwitang wafat di Jakarta pada 10 Oktober 1968. Makamnya masih sering dikunjungi para peziarah yang datang dari berbagai wilayah Tanah Air.Sampai saat ini, namanya senantiasa abadi di telinga masyarakat. Ilmunya pun terus menyebar melalui murid-muridnya yang cemerlang.
Demikianlah ulasan mengenai profil dan biografi Habib Ali Kwitang. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam
(wid)