Hukum Puasa Sunnah di Hari Isra Mikraj, Begini Penjelasannya

Kamis, 08 Februari 2024 - 09:15 WIB
Tidak ada dalil yang secara khusus melarang pelaksanaan ibadah puasa saat Isra Miraj. Atas dasar itu, umat Muslim boleh dan sah berpuasa pada 27 Rajab ini. Foto ilustrasi/ist
Isra Mikraj diperingati setiap tanggal 27 Rajab Hijriah, yang tahun ini jatuh pada 8 Februari 2024 dan bertepatan dengan hari Kamis. Bolehkah menjalankan puasa sunnah atau puasa qadha di hari Isra Mikraj ini?

Ada banyak amalan yang dapat dikerjakan untuk mengisi hari Isra Mikraj. Contohnya adalah bersedekah dengan memberi makan kepada yang membutuhkan, memperbanyak dzikir taubat, atau menyemarakkan kegiatan keagamaan di lingkungan terdekat, begitu juga dengan puasa.

Tidak ada dalil yang secara khusus melarang pelaksanaan ibadah puasa saat Isra Mikraj . Karena itu, maka melaksanakan puasa pada 27 Rajab ini boleh dilakukan dengan niat sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبٌ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى


Nawaitu sauma shahri Rajabin sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa bulan Rajab sunnah karena Allah ta'ala.

Hal ini juga sejalan dengan hadis berikut:

"Saya bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa Rajab, beliau menjawab berdasarkan kisah dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam senantiasa berpuasa sampai kami berkata nampaknya beliau akan berpuasa seluruh bulan. Namun, suatu saat beliau tidak berpuasa sampai kami berkata, nampaknya beliau tidak akan puasa sebulan penuh." {HR Muslim}

Berdasarkan hadis di atas, Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa melakukan puasa di bulan Rajab, termasuk di hari Isra Mikraj, adalah sunnah, tapi dengan catatan tidak dikerjakan pada waktu terlarang.

Hari-hari Dilarang Berpuasa

Dikutip dari buku Rahasia dan Keutamaan Puasa Sunah oleh Abdul Wahid, hari-hari yang dilarang puasa adalah sebagai berikut:

1. Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Idul Fitri dan Idul Adha merupakan hari raya besar umat Islam yang memiliki banyak kemuliaan. Namun, pada hari tersebut, umat Muslim dilarang berpuasa meski tujuannya ibadah.

Ketentuan ini didasarkan dari pernyataan bekas budak Ibnu Azha. Dia mengatakan pernah menghadiri sholat Ied bersama Umar bin Khattab ra dan mendengar sahabat nabi tersebut berkata:

"Dua hari ini adalah hari yang Rasulullah saw larang untuk berpuasa, yaitu Idul Fitri, hari di mana kalian berbuka puasa. Begitu pula beliau melarang berpuasa pada Idul Adha, hari di mana kalian memakan hasil sesembelihan kalian." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari dalil di atas, sudah dipastikan umat Muslim diharamkan berpuasa pada Idul Fitri dan Idul Adha apa pun jenis puasanya. Hal itu juga berlaku meski Anda ingin mengganti puasa Ramadhan atau melanjutkan puasa Daud.

2. Hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah)

Tak hanya saat Idul Adha, hari tasyrik yang mencakup tiga hari setelahnya juga dilarang untuk berpuasa. Hal ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Hurairah radhiyallahu'anhu:

"Bahwasanya Rasulullah saw mengutus Abdullah bin Hudzafah berkeliling di Mina: janganlah kalian berpuasa hari ini, karena hari ini adalah hari makan dan minum dan mengingat Allah Azza wa Jalla." (HR Ahmad).

3. Puasa Hari Jumat secara Tunggal

Jumat merupakan hari istimewa dalam Islam. Umat Muslim tidak boleh berpuasa pada hari ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW berikut ini:

"Janganlah kalian berpuasa pada hari Jumat, kecuali jika disertai dengan sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya." (HR Bukhari)



Wallahu a'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
هُوَ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ مِّنۡ تُرَابٍ ثُمَّ مِنۡ نُّطۡفَةٍ ثُمَّ مِنۡ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخۡرِجُكُمۡ طِفۡلًا ثُمَّ لِتَبۡلُغُوۡۤا اَشُدَّكُمۡ ثُمَّ لِتَكُوۡنُوۡا شُيُوۡخًا ؕ وَمِنۡكُمۡ مَّنۡ يُّتَوَفّٰى مِنۡ قَبۡلُ وَلِتَبۡلُغُوۡۤا اَجَلًا مُّسَمًّى وَّلَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ (٦٧) هُوَ الَّذِىۡ يُحۡىٖ وَيُمِيۡتُؕ فَاِذَا قَضٰٓى اَمۡرًا فَاِنَّمَا يَقُوۡلُ لَهٗ كُنۡ فَيَكُوۡنُ (٦٨)
Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. Kami perbuat demikian agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti. Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Maka apabila Dia hendak menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya, Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu.

(QS. Ghafir Ayat 67-68)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More