Inilah Proses Ta'aruf yang Benar dan Sesuai Syariat Islam

Senin, 12 Februari 2024 - 16:51 WIB
Islam mengajarkan umatnya bagaimana menemukan pasangan dengan cara yang baik dengan proses syari menuju ikatan suci pernikahan., salah satunya dengan cara Taaruf. Foto ilustrasi/ist
Proses Ta'aruf yang benar dan sesuai syariat Islam, penting diketahui oleh umat Muslim terutama yang ingin menemukan pasangan jodohnya. Kenapa penting diketahui? Karena Islam mengajarkan umatnya bagaimana menemukan pasangan dengan cara yang baik dengan proses syar'i menuju ikatan suci pernikahan.

Itulah awal ikatan yang kelak akan dipertahankan kuat hingga akhir hayat dan akan dipertanggungjawabkan di hari akhirat.

Kenapa ta'aruf? Taaruf berasal dari kata ta’arafa yata’arafu yang artinya saling mengenal. Ta’aruf muncul dalam salah ayat Al Qur’an yakni Surat Al Hujarat ayat 13, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ ذَكَرٍ وَّاُنۡثٰى وَجَعَلۡنٰكُمۡ شُعُوۡبًا وَّقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوۡا‌ ؕ اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ خَبِيۡرٌ


“Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (li-ta’arofu)…..” (QS. Al HUjarat: 13).



Dibandingkan pacaran, Ta’aruf lebih dianjurkan karena lebih menghindari perbuatan zina . Sebagaimana kita ketahui, Islam melarang keras perbuatan yang mendekat zina. Selain lebih menjauhi zina, berikut 5 alasan mengapa Ta'aruf lebih baik daripada pacaran.

1. Terhindari dari fitnah

Proses ini dianjurkan karena sesuai dengan syariat agama. Proses taaruf akan melibatkan pihak ketiga seperti orangtua atau orang terdekat. Dengan adanya pihak ketiga, calon pasangan akan terhindar dari hal-hal negatif seperti fitnah.

Taaruf ini sangat berbeda dengan pacaran yang cenderung diisi dengan kegiatan berdua-duaan yang mendekati zina dan fitnah.

2. Perjalanan cinta lebih terarah dan jelas

Taaruf dilakukan dengan tujuan untuk menikah, baik cepat atau lambat. Dengan demikian, arah hubungan kamu lebih jelas dan terarah. Sementara ketika pacaran, sering kali tujuan dari hubungan itu sendiri tidak jelas dan hanya sebagai momen saling memberi dan menerima kasih sayang.

3. Terhindari dari harapan palsu

Tak seperti pacaran, taaruf punya tahapan, mulai dari bertukar biodata, bertemu langsung, hingga prosesi lamaran atau khitbah. Ketika berada dalam tahapan tertentu, salah satu pihak merasa tidak cocok atau enggan melanjutkan, maka proses taaruf dalam segera dihentikan. Dengan cara ini juga, kita akan terhindar dari harapan palsu yang bisa membuat kamu galau.

4. Dapat memilih kriteria pasangan yang diinginkan

Saat kita melamar kerja, diharuskan menulis CV (curicullum vitae). Begitu juga ketika kita taaruf, maka kita dibebaskan menulis kriteria calon pasangan yang diinginkan. Mulai dari kepribadiannya, hobi, dan pekerjaannya. Saat kamu menemui calon pasangan yang tidak sesuai dengan kriteria, kita boleh menghentikan proses taaruf.

Walau demikian, bukan berarti kita bisa mudah menghentikan proses taaruf tanpa pertimbangan yang matang. Ingat bahwa tak ada manusia yang sempurna dan sangat sesuai dengan kriteria kita.

5. Bisa mengenal calon pasangan dari orang terdekat

Taaruf akan melibatkan orang terdekat seperti orangtua atau kerabat dekat. Lewat mereka, kita akan mendapatkan informasi yang lebih jujur dan akurat mengenai calon pasangan. Hal ini berbeda dengan pacaran yang cenderung memperlihatkan hanya kebaikan-kebaikan satu sama lain.

Dengan cara ini juga, pihak ketiga akan berusaha menggali informasi sebanyak-banyaknya guna meyakinkan kita. Dengan demikian, kita tidak memerlukan waktu lama untuk mengenal calon pasangan, kan?

Demikian beberapa alasan mengapa taaruf lebih baik daripada pacaran. Ketika kamu memilih taaruf, itu berarti kita sudah melakukan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Tahapan dan Batasan Ta'aruf

Pada prakteknya, ternyata banyak kesalahan terjadi selama proses ta'aruf tersebut. Padahal dalam ta'aruf itu ada batasan yang harus diperhatikan. Antara lain:

1. Bukan sebagai pacaran Islami

Hal ini adalah kesalahan pertama yang banyak terjadi. Tidak ada istilah pacaran dalam Islam. Sebaliknya, Islam justru melarang segala perbuatan yang biasa dilakukan orang berpacaran. Yakni bertemu pria dan wanita non mahram, berduaan, pergi bersama, berkomunikasi tanpa perantara, hingga bermesraan, berpegangan tangan, berpelukan, dan lain sebagainya. Tak sedikit muslimin yang menganggap dibolehkannya pacaran Islami, yakni pacaran tanpa bersentuhan, tidak berduaan di tempat sepi, dan lain sebagainya. Namun mereka tetap bertemu, berkomunikasi, pergi bersama, saling memandang, memikirkan pasangan, jatuh hati, dan lain sebagainya.

Padahal telah jelas dalil larangan mendekati zina. Saking beratnya dosa zina, Allah pun melarang segala hal berkaitan zina, meski sekedar mendekatinya dan tidak melakukannya.

Allah Ta'ala berfirman,
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Allah 'azza wajalla telah berfirman: Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.  Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'  Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya.

(HR. Muslim No. 1944)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More