Tafsir Surat An-Nas: Agar Dihindarkan dari Kejahatan Godaan yang Bersembunyi

Selasa, 05 Maret 2024 - 16:26 WIB
Tafsir Surat An-Nas. Ilustrasi: SINDOnews
Surat An-Nas adalah surat terakhir dalam Al-Qur’an bersama dengan surah Al-Falaq dan Al-Ikhlas . Surat An-Nas dan Al-Falaq bersama-sama disebut Al-Mu'awwidhatan yang artinya yaitu "Ayat Perlindungan".

Membaca surah An-Nas diyakini bisa memberi perlindungan dari gangguan setan dan hal-hal buruk lainnya. Oleh karena itu, penting untuk seorang muslim mengetahui makna surah An-Nas dan tafsirnya.

Allah berfirman dalam Surat An-Nas, ayat 1-6

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)


Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.





Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan ketiga ayat yang pertama merupakan sebagian dari sifat-sifat Allah SWT yaitu sifat Rububiyah (Tuhan), sifat Al-Mulk (Raja), dan sifat Uluhiyyah (Yang disembah).

Dia adalah Tuhan segala sesuatu, Yang memilikinya dan Yang disembah oleh semuanya. Maka segala sesuatu adalah makhluk yang diciptakan-Nya dan milik-Nya serta menjadi hamba-Nya.

Orang yang memohon perlindungan diperintahkan agar dalam permohonannya itu menyebutkan sifat-sifat tersebut agar dihindarkan dari kejahatan godaan yang bersembunyi, yaitu setan yang selalu mendampingi manusia. Karena sesungguhnya tiada seorang manusia pun melainkan mempunyai qarin (pendamping)nya dari kalangan setan yang menghiasi perbuatan-perbuatan fahisyah hingga kelihatan bagus olehnya.

Setan itu juga tidak segan-segan mencurahkan segala kemampuannya untuk menyesatkannya melalui bisikan dan godaannya, dan orang yang terhindar dari bisikannya hanyalah orang yang dipelihara oleh Allah SWT.

Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا قَدْ وُكِلَ بِهِ قَرِينَةٌ


Tiada seorang pun dari kamu melainkan telah ditugaskan terhadapnya qarin (teman setan) yang mendampinginya.

Mereka bertanya, "Juga termasuk engkau, ya Rasulullah?" Beliau SAW menjawab:



«نَعَمْ إِلَّا أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ»


Ya, hanya saja Allah membantuku dalam menghadapinya; akhirnya ia masuk Islam, maka ia tidak memerintahkan kepadaku kecuali hanya kebaikan.

Dan di dalam kitab Sahihain disebutkan dari Anas tentang kisah kunjungan Safiyyah kepada Nabi SAW yang saat itu sedang i'tikaf, lalu beliau keluar bersamanya di malam hari untuk menghantarkannya pulang ke rumahnya.

Kemudian Nabi SAW bersua dengan dua orang laki-laki dari kalangan Ansar. Di saat melihat Nabi SAW, bergegaslah keduanya pergi dengan cepat. Maka Rasulullah SAW bersabda: "Perlahan-lahanlah kamu berdua, sesungguhnya ia adalah Safiyyah binti Huyayyin."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman, yakni:  Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya.  Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.  Dan dia benci kembali kepada kekufuran, seperti dia benci bila dilempar ke neraka

(HR. Bukhari No. 15)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More