Prihatin akan Nasib Muslim di Gaza, Shaun King Putuskan Masuk Islam
Kamis, 14 Maret 2024 - 04:34 WIB
Aktivis dan penulis Afrika-Amerika terkemuka, Shaun King, bersama istrinya Rai, dikabarkan pindah agama dengan memeluk Islam . Pernyataan pindah agama dengan membaca dua kalimah syahadat itu dilakukan di sebuah masjid di Texas pada hari Ahad lalu.
Sebuah video yang viral mengabarkan akan hal itu. Di dalam video tersebut imam Palestina -Amerika, Omar Suleiman, membimbing King membaca dua kalimah syahadat disaksikan jamaah masjid tersebut.
Usai membacakan syahadat dalam bahasa Arab dan Inggris King terlihat menyerahkan mikrofon kepada istrinya Rai untuk mengucapkan hal yang sama. Ray tampak mengenakan hijab berwarna coklat.
King menghubungkan keputusannya untuk pindah agama dengan warisan Malcom X dan persahabatan lamanya dengan umat Islam, tetapi juga dengan situasi kemanusiaan di Gaza .
“Saya tidak tahu apakah saya akan berada di sini hari ini tanpa penderitaan, rasa sakit, dan trauma selama enam bulan terakhir yang kita lihat di Gaza,” kata King setelah pindah agama.
Komentarnya, yang dibuat di masjid setempat tempat ia mendeklarasikan keyakinan barunya, direkam dan diunggah di saluran Youtube Valley Ranch Islamic Center.
“Saya sangat terharu melihat orang-orang yang saat ini berada di tempat paling berbahaya dan traumatis di muka bumi ini, terkadang masih bisa melihat apa pun kecuali puing-puing dan sisa-sisa keluarga mereka, dan masih bisa melihat makna dan tujuan hidup. " tambah King.
“Lebih dari segalanya, persahabatan dan pengabdian mendalam serta keyakinan rakyat Palestinalah yang telah menggerakkan hati saya.”
Pertobatan King terjadi sehari sebelum dimulainya Ramadan, bulan di mana umat Islam berpuasa dari subuh hingga matahari terbenam.
“Mereka berdua akan berpuasa besok insya Allah dan mereka siap untuk memulainya,” kata Suleiman kepada para jemaahg masjid tersebut.
Awalnya Shaun King adalah seorang pendeta Kristen. Ia menjadi terkenal pada pertengahan tahun 2010-an dalam gerakan Black Lives Matter.
Dia meluncurkan beberapa kampanye online untuk membela korban kulit hitam dari kebrutalan polisi dan mengumpulkan dana untuk tujuan amal, seperti untuk korban gempa bumi tahun 2010 di Haiti.
Sebuah video yang viral mengabarkan akan hal itu. Di dalam video tersebut imam Palestina -Amerika, Omar Suleiman, membimbing King membaca dua kalimah syahadat disaksikan jamaah masjid tersebut.
Usai membacakan syahadat dalam bahasa Arab dan Inggris King terlihat menyerahkan mikrofon kepada istrinya Rai untuk mengucapkan hal yang sama. Ray tampak mengenakan hijab berwarna coklat.
King menghubungkan keputusannya untuk pindah agama dengan warisan Malcom X dan persahabatan lamanya dengan umat Islam, tetapi juga dengan situasi kemanusiaan di Gaza .
“Saya tidak tahu apakah saya akan berada di sini hari ini tanpa penderitaan, rasa sakit, dan trauma selama enam bulan terakhir yang kita lihat di Gaza,” kata King setelah pindah agama.
Komentarnya, yang dibuat di masjid setempat tempat ia mendeklarasikan keyakinan barunya, direkam dan diunggah di saluran Youtube Valley Ranch Islamic Center.
“Saya sangat terharu melihat orang-orang yang saat ini berada di tempat paling berbahaya dan traumatis di muka bumi ini, terkadang masih bisa melihat apa pun kecuali puing-puing dan sisa-sisa keluarga mereka, dan masih bisa melihat makna dan tujuan hidup. " tambah King.
“Lebih dari segalanya, persahabatan dan pengabdian mendalam serta keyakinan rakyat Palestinalah yang telah menggerakkan hati saya.”
Pertobatan King terjadi sehari sebelum dimulainya Ramadan, bulan di mana umat Islam berpuasa dari subuh hingga matahari terbenam.
“Mereka berdua akan berpuasa besok insya Allah dan mereka siap untuk memulainya,” kata Suleiman kepada para jemaahg masjid tersebut.
Awalnya Shaun King adalah seorang pendeta Kristen. Ia menjadi terkenal pada pertengahan tahun 2010-an dalam gerakan Black Lives Matter.
Dia meluncurkan beberapa kampanye online untuk membela korban kulit hitam dari kebrutalan polisi dan mengumpulkan dana untuk tujuan amal, seperti untuk korban gempa bumi tahun 2010 di Haiti.
(mhy)