70.000 Yahudi Isfahan Menjadi Tentara Dajjal, Benarkah Berasal dari Iran?

Jum'at, 19 April 2024 - 17:46 WIB
70.000 Yahudi Ishafan dan Khurasan akan menjadi tentara Dajjal. Ilustrasi: Ist
70.000 Yahudi Isfahan menjadi tentara Dajjal , benarkan berasal dari Iran? Terdapat beberapa riwayat yang menyebutkan tentang Dajjal dan satu di antaranya tentang tentara Yahudi yang menjadi tentara Dajjal.

Hadis dari Fatimah binti Qais bahwa beliau pernah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda:

أَلاَ إِنَّهُ فِى بَحْرِ الشَّامِ أَوْ بَحْرِ الْيَمَنِ لاَ بَلْ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ ما هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ». وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِقِ


“Tidaklah dia (Dajjal) di laut Syam, atau laut Yaman, tidak. Tetapi dari arah Timur. Dia dari arah Timur, dia dari arah Timur..” dan beliau berisyarat dengan tangannya ke arah Timur. (HR Muslim 2942, dan Abu Daud 4326).

Arah mata angin dalam bahasa syariat, hanya ada 4: utara, selatan, timur, dan barat. Tidak dikenal arah tenggara, timur laut, barat daya, atau barat laut.



Hadis sahih lainnya menegaskan: Dari Abu Bakr ash-Shidiq radhiyallahu ‘anhu , bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

الدَّجَّالُ يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ بِالمَشْرِقِ يُقَالُ لَهَا: خُرَاسَانُ


“Dajjal keluar dari daerah di sebelah Timur, namanya Khurasan.” (HR Ahmad 33, Tumudzi 2237, Ibnu Majah 4072, dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Keterangan ini diperkuat oleh riwayat lain dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:

يَخْرُجُ الدَّجَّالُ مِنْ يَهُودِيَّةِ أَصْبَهَانَ، وَمَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْيَهُودِ


“Dajjal akan keluar dari daerah Yahudiyah Asbahan. Dia bersama 70 ribu orang Yahudi.” (HR Ahmad 13344, Abu Ya’la al-Mushili dalam musnadnya 3639, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Khurasan dan Ashbahan (Isfahan)

Khurasan adalah wilayah yang luas di sebelah Timur Jazirah Arab. Yang termasuk wilayah Khurasan: Nishapur (Iran), Herat (Afganistan), Merv (Turkmenistan), dan berbagai negeri di Selatan sungai Jihun (sungai Amu Darya) (Mu’jam al-Buldan, 2:350).

Dalam buku Fitnah dan Petaka Akhir Zaman oleh Abu Fatiah Al-Adnani disebutkan Khurasan bermakna tempat terbit matahari. Luas Khurasan memanjang sampai ke Asia antara Sungai Amudariya sebelah utara serta timur dan Gunung Hindukus sebelah selatan serta beberapa daerah Persi bagian barat. Selain itu, juga memanjang ke beberapa negara seperti Bukhari, Khawarizi, Ghaznah, dan Isfahan.



Saat ini, Khurasan terbagi menjadi negara Afghanistan (kota terpentingnya adalah Harah dan Balakh. Harah disebut juga Khurasan sebagaimana Damaskus disebut Syam) dan Iran bagian utara (kota terpentingnya adalah Naisabur dan Masyhad).

Khurasan yang diketahui saat ini adalah negara Persi yang terletak di bagian timur dan timur laut Iran. Kebanyakan penduduknya adalah kaum Syiah, sedangkan yang non-Muslim berada di Qillah.

Sedangkan Ashbahan, sering juga disebut Isfahan, termasuk wilayah Iran, 340 km di Selatan Teheran.

Ketika Bukhtanshar menyerang Baitul Maqdis dan menjadikan penduduknya sebagai tawanan, bersama orang Yahudi, mereka ditempatkan di Isfahan. Akhirnya wilayah tersebut dinamakan Kampung Yahudiyah. Ibu kota Isfahan saat ini adalah Yahudiyah (Mu’jam al-Buldan, 1:208).

Jika kita perhatikan peta Iran, Khurasan dan Isfahan berimpit di bagian Timur Laut wilayah Iran. Kita tidak tahu pasti awal kali Dajjal muncul di titik yang mana. Yang jelas, di dua daerah, pertama kali Dajjal muncul dan mendapatkan banyak pengikut.

Catatan dari Frances Harrison dari BBC News, yang dilansir pada September 2006, bahwa di Teheran ada sekitar 25 ribu Yahudi. Pemimpin komunitas Yahudi Iran, Mr Hammami mengaku bahwa Khomaini membedakan antara Yahudi dan Zionis. "Dan dia mendukung kami," katanya.

Hanya saja, fenomena kehadiran Dajjal mulai semarak dan dikenal di kalangan umat manusia, setelah dia berada di daerah antara Irak dan Syam (kawasan 4 negara: Suriah, Palestina, Libanon, dan Yordania).



Dari Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنه خارج خلة بين الشأم والعراق، فعاث يمينا وعاث شمالا، يا عباد الله فاثبتوا


“Dajjal keluar di daerah antara Syam dan Irak. Kemudian dia membuat kerusakan di sebelah kanan dan kirinya. Wahai hamba Allah! Kuatkan iman kalian!” (HR. Muslim 2937 dan Ibn Majah 4075).

Al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan: “Pertama mulai munculnya Dajjal di Asbahan, tepatnya di dataran bebatuan, yang dinamakan kampung Yahudiyah. Dajjal dibela oleh 70.000 orang Yahudi dari penduduk Ashbahan.” (An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, Hal. 59).

Hal ini sesuai dengan hadis dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda,

يَخْرُجُ الدَّجَّالُ مِنْ يَهُودِيَّةِ أَصْبَهَانَ مَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفاً مِنَ الْيَهُودِ عَلَيْهِمُ التِّيجَانُ


“Dajjal akan keluar dari Yahudiyah Ashbahan dan 70.000 orang Yahudi yang memakai mahkota akan jadi pengikutnya.”

Terbit Matahari

Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Hadith Al-Nabawi , mengungkapkan, saat ini, Khurasan terletak di ujung timur Laut Iran. Pusat kotanya adalah Masyhad. Dalam hadis tersebut, desa ini dihuni mayoritas Yahudi.

Letak geografis Khurasan sangat strategis dan banyak diincar para penguasa dari zaman ke zaman. Pada awalnya, Khurasan Raya merupakan wilayah sangat luas membentang meliputi; kota Nishapur dan Tus (Iran); Herat, Balkh, Kabul dan Ghazni (Afghanistan); Merv dan Sanjan (Turkmenistan), Samarkand dan Bukhara (Uzbekistan); Khujand dan Panjakent (Tajikistan); Balochistan (Pakistan, Afghanistan, Iran).



Kini, nama Khurasan tetap abadi menjadi sebuah nama provinsi di sebelah Timur Republik Islam Iran. Luas provinsi itu mencapai 314 ribu kilometer persegi. Khurasan Iran berbatasan dengan Republik Turkmenistan di sebelah Utara dan di sebelah Timur dengan Afganistan. Dalam bahasa Persia, Khurasan berarti ‘Tanah Matahari Terbit.’

Jejak peradaban manusia di Khurasan telah dimulai sejak beberapa ribu tahun sebelum masehi (SM). Sejarah mencatat, sebelum Alexander Agung pada 330 SM menguasai wilayah itu, Khurasan berada dalam kekuasaan Imperium Achaemenid Persia. Semenjak itu, Khurasan menjelma menjadi primadona yang diperebutkan para penguasa.

Simbol

Keluarnya al-Masih ad-Dajjal di akhir zaman adalah salah satu keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Hadis-hadis tentang keluarnya Dajjal sangat banyak, bahkan mencapai derajat mutawatir.

Al-Imam Ahmad bin Hambal dalam kitabnya, Ushulus Sunnah, berkata, “Wajib mengimani bahwa al-Masih ad-Dajjal akan keluar, tertulis di antara dua matanya ‘Kafir’, demikian pula mengimani semua hadis-hadis tentang Dajjal, dan mengimani bahwa semua itu akan terjadi.”

Hanya saja, Abul A’la Al-Maududi mengatakan bahwa Dajjal itu hanyalah simbol, bukan sosok manusia yang berwujud.

Serupa dengan Abul A’la al-Maududi, Muhammad Rasyid Ridha berkata, “Sesungguhnya keluarnya Dajjal adalah simbol bermunculannya berbagai kebatilan. Adapun turunnya Isa dan berita bahwa Isa akan membunuh Dajjal adalah simbol kemenangan kebenaran atas kebatilan.”



Lepas dari itu, keluarnya Dajjal adalah ujian yang sangat besar hingga Rasulullah SAW memerintah kita untuk selalu berlindung kepada Allah dari fitnah al-Masih ad-Dajjal. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ، يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ


Jika kalian bertasyahud, mintalah perlindungan kepada Allah dari empat perkara, “Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta aku berlindung dari kejelekan fitnah al-Masih ad-Dajjal.” (HR. Muslim)

Pada zaman Rasulullah SAW, Dajjal sudah ada. Dia terbelenggu di sebuah pulau sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang sahih. Rasulullah SAW juga mengabarkan bahwasanya Dajjal akan keluar dari arah timur, dari Khurasan. Walla'hualam
(mhy)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari empat perkara, yaitu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak didengar.

(HR. Ibnu Majah No. 3827)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More