3 Rangkaian Pelaksanaan Haji: Berihram, Mabit di Mina dan Wukuf di Arafah
Senin, 20 Mei 2024 - 10:46 WIB
Rangkaian pelaksanaan haji adalah: (1) Berihram. (2) Mabit di Mina. (3) Wukuf di Arafah . (4) Mabit di Muzdalifah . (5) Melontar. (6) Menyembelih kurban . (7) Bercukur. (8) Tawaf dan sa’i . (9) Mabit di Mina pada hari-hari ‘Iedul Adha dan melontar. (10) Tawaf Wada’.
Berikut ini kita bahas tentang berihram, mabit di Mina dan wukuf di Arafah.
Perihal ihram, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu dalam "Alhaju Almabrur" menjelaskan: "Pakailah pakaian ihram pada hari ke-8 (delapan) bulan Dzulhijjah di Makkah dengan berdiri menghadap kiblat seraya mengucapkan, “Labbaikallahumma hajjatan (Aku penuhi panggilan-Mu “Ya Allah” dengan mengerjakan haji).”
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Ya Allah, (jadikanlah) haji yang tidak mengandung unsur riya (pamer diri) dan unsur sum’ah (siar diri).
Lalu mengeraskan suara bacaan talbiyahnya :
“Aku penuhi panggilan-Mu “Ya Allah”, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat hanyalah milik-Mu, begitu pula kerajaan. Tidak ada sekutu bagi-Mu”
Mabid di Mina
Berangkatlah menuju Mina setelah matahari terbit dan laksanakanlah salat fardhu 5 (lima) waktu secara qashar (diringkas), yaitu melakukan salat Zuhur, Ashar dan Isya dengan dua rakaat di setiap waktunya, dan bermalamlah di Mina sehingga dapat melaksanakan shalat Shubuh di sana.
Wukuf di Arafah
Berangkatlah menuju Arafah pada hari ke-9 (kesembilan) setelah matahari terbit, sambil melakukan talbiyah dan takbir, dan dirikanlah shalat Zuhur dan Ashar secara qashar dan jam’u taqdim (mengumpulkan dua waktu salat tersebut di waktu shalat yang lebih awal (zuhur) dengan satu azan dan dua iqamat tanpa ada salat sunahnya.
"Dan pastikan bahwa anda benar-benar berada di dalam batas wilayah Arafah karena wukuf di Arafah merupakan rukun penting dalam pelaksanaan haji, barangsiapa meninggalkannya maka hajinya menjadi tidak sah," tutur Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.
Berdirilah menghadap kiblat sambil mengangkat kedua belah tangan untuk berdoa hanya kepada Allah semata, dan dilarang untuk berdoa kepada selain-Nya. Seraya melakukan talbiyah dan ucapan:
“Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya segala kerajaan dan hanya milik-Nya segala pujian. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Lihat Juga: Habib Ali Hasan Ajak Jemaah Haji Maknai Wukuf Arafah Tempat Membuka Mata dan Tak Bedakan Manusia
Berikut ini kita bahas tentang berihram, mabit di Mina dan wukuf di Arafah.
Perihal ihram, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu dalam "Alhaju Almabrur" menjelaskan: "Pakailah pakaian ihram pada hari ke-8 (delapan) bulan Dzulhijjah di Makkah dengan berdiri menghadap kiblat seraya mengucapkan, “Labbaikallahumma hajjatan (Aku penuhi panggilan-Mu “Ya Allah” dengan mengerjakan haji).”
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
اللَّهُمَّ حَجَّةٌ لاَ رِيَاءَ فِيهَا وَلاَ سُمْعَةَ
“Ya Allah, (jadikanlah) haji yang tidak mengandung unsur riya (pamer diri) dan unsur sum’ah (siar diri).
Lalu mengeraskan suara bacaan talbiyahnya :
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ ، إنَّ الْحَمْدَ وَالنّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ
“Aku penuhi panggilan-Mu “Ya Allah”, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat hanyalah milik-Mu, begitu pula kerajaan. Tidak ada sekutu bagi-Mu”
Mabid di Mina
Berangkatlah menuju Mina setelah matahari terbit dan laksanakanlah salat fardhu 5 (lima) waktu secara qashar (diringkas), yaitu melakukan salat Zuhur, Ashar dan Isya dengan dua rakaat di setiap waktunya, dan bermalamlah di Mina sehingga dapat melaksanakan shalat Shubuh di sana.
Wukuf di Arafah
Berangkatlah menuju Arafah pada hari ke-9 (kesembilan) setelah matahari terbit, sambil melakukan talbiyah dan takbir, dan dirikanlah shalat Zuhur dan Ashar secara qashar dan jam’u taqdim (mengumpulkan dua waktu salat tersebut di waktu shalat yang lebih awal (zuhur) dengan satu azan dan dua iqamat tanpa ada salat sunahnya.
"Dan pastikan bahwa anda benar-benar berada di dalam batas wilayah Arafah karena wukuf di Arafah merupakan rukun penting dalam pelaksanaan haji, barangsiapa meninggalkannya maka hajinya menjadi tidak sah," tutur Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.
Berdirilah menghadap kiblat sambil mengangkat kedua belah tangan untuk berdoa hanya kepada Allah semata, dan dilarang untuk berdoa kepada selain-Nya. Seraya melakukan talbiyah dan ucapan:
لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لََهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قديرٌ
“Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya segala kerajaan dan hanya milik-Nya segala pujian. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Lihat Juga: Habib Ali Hasan Ajak Jemaah Haji Maknai Wukuf Arafah Tempat Membuka Mata dan Tak Bedakan Manusia
(mhy)