Kisah Khalifah Umar Menuju Pelestina: Mengendarai Unta dengan Pakaian Bertambal

Kamis, 06 Juni 2024 - 09:53 WIB
Kala itu, pasukan muslim yang dipimpin Amr bin Ash tengah mengepung Yerusalem. Khalifah mengendarai unta dengan pakaian bertambal. Ilustrasi: art station
Tatkala Khalifah Umar bin Khattab berangkat dari Madinah ke Palestina , sempat berhenti di Jabiah. Ini adalah sebuah kota yang terletak di antara dataran Hauran dan Dataran Tinggi Golan. Kala itu, pasukan muslim yang dipimpin Amr bin Ash tengah mengepung Yerusalem . Khalifah mengendarai unta dengan pakaian bertambal.

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" yang diterjemahkan Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (PT Pustaka Litera AntarNusa, 2000) menyebut dalam perjalanan panjang itu Umar mengendarai unta.

"Ia menggunakan untanya sendiri dengan membawa dua buah karung, masing-masing berisi tepung gandum dan kurma; sebuah kirbat di depannya berisi air penuh dan sebuah bokor tempat makanan di belakangnya," tulis Haekal mengutip sejarawan Waqidi.



Khalifah Umar pergi dengan beberapa orang sahabat. Pagi hari ia menghidangkan bokor itu kepada mereka dan makan bersama-sama. Ia mengajarkan Muslimin yang dilaluinya dan melarang mereka melakukan sesuatu yang melanggar agama yang pernah mereka lakukan karena tidak tahu.

Sesudah mendekati Syam, mereka melihat sebuah pasukan berkuda yang dikirim oleh Abu Ubaidah untuk membawakan berita kepadanya tentang Umar dan kedatangannya.

Umar bermaksud memasuki Baitulmukadas dengan mengenakan pakaian dari wol yang sudah ditambal dengan empat belas tambalan di antaranya dengan kulit hewan.

Sahabat-sahabatnya berkata kepadanya: "Sebaiknya Anda mengganti unta itu dengan kuda dan memakai pakaian putih."

Saran itu diterimanya dan mengenakan sehelai selendang kecil dari kain linen di pundaknya yang disodorkan oleh Abu Ubaidah. dan seekor kuda beban disiapkan untuk dinaiki.

Begitu dilihatnya kuda itu jalannya meligas dan berlagak ia turun dan katanya kepada sahabat-sahabatnya: "Hapuskan kesalahanku semoga Allah menghapuskan kesalahan kalian di hari kiamat. Pemimpin kalian hampir binasa karena kemasukan rasa ujub dan sombong dalam hatinya."

Kemudian dilepasnya apa yang sudah dipakainya itu dan ia kembali mengenakan pakaiannya yang bertambal-tambal.



Dengan mengacu kepada Abu al-Galiyah ad-Dimasyiqi Ibn Kasir melukiskan perjalanan itu sebagai berikut: “Umar bin Khattab datang ke Jabiah melalui jalan Aelia dengan naik seekor unta kelabu, dan membiarkan kepalanya yang botak di bawah terik matahari, tidak mengenakan topi ataupun serban.

Kedua kakinya bergetar di kedua sisi unta itu tanpa sanggurdi. Alas duduknya pakaian bulu tebal yang kasar ketika berkendaraan dan kain bulu tebal itu juga sebagai lapik jika turun. Tempat barang-barangnya kain baju bergaris-garis hitam dan putih diisi dengan sabut.

Itulah tempat barangnya jika di alas kendaraan dan itu pula yang dijadikan bantal jika turun. Ia mengenakan baju kamis (gamis, kemeja) tebal terbuat dari kapas bergaris-garis yang sisinya sudah sobek.

Lalu katanya: "Panggilkan kepala rombongan itu."

Lalu al-Jalumas dipanggil. “Cucikan kamisku ini dan jahitkanlah yang sobek. Pinjami aku sehelai baju atau kamis.”

Lalu dibawakan kamis dari linen. “Apa ini?” tanyanya. Ini linen,” kata mereka. “Linen itu apa?” Dibukanya bajunya lalu dicuci dan ditambal kemudian diberikan kepadanya.



Baju yang dari mereka dilepaskan dan ia mengenakan bajunya sendiri. Kata Jaluma kepadanya: "Anda Raja Arab; tidak pantas ada unta di kota ini. Kalau Anda memakai selain ini dan naik kuda akan tampak besar di mata orang Romawi."
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillah (segala puji bagi Allah).

(HR. Sunan Ibnu Majah No. 3790)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More