Kisah Khalifah Umar Bebaskan Baitul Maqdis, Palestina Aman dan Damai
loading...
A
A
A
Masih ingat sosok Khalifah Umar bin Khattab dan Shalahuddin al-Ayyubi? Keduanya dikenal sebagai pahlawan pembebas Al-Aqsha (Baitul Maqdis) dalam sejarah Islam. Ketika Baitul Maqdis dikuasai Islam, negeri Palestina aman dan damai.
Beda halnya saat Baitul Maqdis dalam "kekuasaan" Israel, konflik dan pertumparan darah selalu terjadi di bumi Palestina. Ketika negara Israel berdiri 1948, penjajahan terhadap Palestina kian menjadi-jadi hingga menyebabkan penderitaan panjang bagi warga Palestina. Perjuangan melawan invasi Israel pun terus dikobarkan para pejuang Palestina hingga hari ini.
Umar Bebaskan Baitul Maqdis Tanpa Perang
Masjidil Aqsha atau Baitul Maqdis adalah tempat penting dan bersejarah bagi umat Islam. Selain menjadi kiblat pertama kaum muslimin, Baitul Maqdis merupakan tempat para Nabi dan Rasul bersujud. Bahkan Masjid Al-Aqsa menjadi titik akhir perjalanan Isra' Nabi Muhammad ï·º dan titik awal perjalanan Mikraj.
Kisah Khalifah Umar bin Khattab membebaskan Baitul Maqdis menarik untuk diulas. Beliau membebaskan tempat suci itu dari cengkraman Romawi tanpa perang dan pertumpahan darah. Sayyidina Umar mengambil alih Yerussalem (Al-Quds) itu dari tangan Romawi Timur pada Tahun 637 M.
Pembebasan Syam dari penguasa Romawi ternyata tidak lepas dari perjuangan Rasulullah ï·º. Mengutip informasi dari @zainabaz, sejak Rasulullah hidup beliau sudah menyusun rencana untuk membebaskan Masjidil Aqsa dari penguasa Romawi. Nabi mengirim pasukan Usamah bin Zaid untuk menguasai kawasan di sekitaran negeri Syam.
Tiga Perang Menuju Pembebasan Baitul Maqdis
Tiga perang menjadi eskalasi menuju pembebasan Syam dari kekuasaan musuh yaitu, Perang Mu'tah, Perang Tabuk dan Perang Yarmuk. Hingga saat Rasulullah wafat dan Abu Bakar menjadi khalifah, beliau tetap mengirim pasukan Usamah untuk berjihad menuju negeri Syam. Sedangkan Abu Bakar menyelesaikan permasalahan yang muncul di jazirah Arab setelah Rasulullah ï·º wafat.
Kemenangan dalam Perang Yarmuk Tahun ke-13 Hijriyah memudahkan kaum muslimin untuk menaklukkan sisa wilayah Syam. Hingga Kaisar Heraklius mundur dari wilayah Syam karena kalah dalam perang. Khalifah Umar mengirim Amru bin Ash untuk menaklukkan Ajnadin dan melawan Artobun (orang-orang cerdas Romawi). Atas izin Allah, Amru bin Ash bersama kaum muslimin memenangkan Perang Ajnabin. Para Artobun ini kabur ke Baitul Maqdis.
Saat itu Baitul Maqdis dikuasai oleh dua kekuatan yaitu Pendeta Agung dan pasukan militer Romawi. Kemudian Umar mengirim Amru bin Ash, Khalid bin Walid, Abu Ubaidah, Yazid bin Abi Sufyan dan lainnya untuk mengepung Baitul Maqdis. Artobun mengirim surat kepada Amru bin Ash yang isinya: "Kita sama-sama cerdas dan hebat. Tapi kalian tidak akan bisa memenangkan Palestina, lebih kalian pulang."
Amri bin Ash mengirim surat balasan dengan seorang kuris Arab yang mengerti bahasa Romawi. Dan ia memerintahkan kurir untuk menyimak pembicaraan para Artobun. Surat balasan Amru berisi: "Akulah penakluk negeri ini."
Artobun tertawa membaca surat itu. Ia mengatakan dalam bahasa Romawi bahwa orang yang memenangkan Baitul Maqdis hanya 3 huruf (عمر) atau Umar, bukan 4 huruf (عمرو) atau Amru.
Palestina Aman Saat Dibebaskan Umar
Pada 16 Hijriyah menjadi tahun bersejarah bagi umat Islam karena pada saat itu Baitul Maqdis jatuh ke tangan Islam. Ketika itu, Khalifah Umar bin Khattab datang dengan sangat sederhana di hadapan petinggi Nasrani. Abu Ubaidah sempat menasihati Umar agar memperbaiki penampilannya sebagai Amirul Mukminin.
Umar membalas nasihat Abu Ubaidah itu: "Allah memuliakan aku dan kalian dengan Islam, maka cukuplah Islam yang memuliakan dan meningginkan harga diriku, bukan dengan penampilanku." Maka dibuatlah perjanjian keamanan bagi penduduk ilyah/Palestina oleh Umar bin Khattab.
Ketika mengetahui Umar datang Menuju Baitul Maqdis, para Artobun Romawi melarikan diri ke Mesir. Bersamaan dengan itu, Pendeta Sofronius mengirim utusan dan menyatakan berdamai, tapi hanya akan memberikan kunci Baitul Maqdis kepada Umar bin Khattab.
Isi Surat Perjanjian Umar bin Khattab Saat Bebaskan Baitul Maqdis
"Bismillaahir Rahmaanir Rahiim. Umar sebagai hamba Allah menjanjikan keamanan bagi setiap jiwa raja, harta, tempat ibadah, salib dan semua keyakinan beragama. Tidak memaksa untuk berpindah agama. Dan semua yang ingin keluar dari Palestina akan aman sampai ke tempat tujuannya. Yang ingin tetap tinggal di Palestina akan aman dengan membayar Jizyah. Namun, orang Yahudi tidak boleh tinggal di Baitul Maqdis."
Setelah surat perjanjian Umar itu diserahkan kepada Pendeta Sofranius, Khalifah Umar berkeliling dan membersihkan Al-Aqsha dari koptoran dan sampah-sampah. Umar menolak untuk mendirikan sholat di dalam gereja sat waktu sholat tiba, demi menjaga gereja agar tidak dialihfungsikan. Baitul Maqdis pun kembali damai dalam kekuasaan Islam.
Lihat Juga: Umar Bin Khattab dan Shalahudin Al Ayubi, Pahlawan Pembebas Baitul Maqdis, Siapa Berikutnnya?
Beda halnya saat Baitul Maqdis dalam "kekuasaan" Israel, konflik dan pertumparan darah selalu terjadi di bumi Palestina. Ketika negara Israel berdiri 1948, penjajahan terhadap Palestina kian menjadi-jadi hingga menyebabkan penderitaan panjang bagi warga Palestina. Perjuangan melawan invasi Israel pun terus dikobarkan para pejuang Palestina hingga hari ini.
Umar Bebaskan Baitul Maqdis Tanpa Perang
Masjidil Aqsha atau Baitul Maqdis adalah tempat penting dan bersejarah bagi umat Islam. Selain menjadi kiblat pertama kaum muslimin, Baitul Maqdis merupakan tempat para Nabi dan Rasul bersujud. Bahkan Masjid Al-Aqsa menjadi titik akhir perjalanan Isra' Nabi Muhammad ï·º dan titik awal perjalanan Mikraj.
Kisah Khalifah Umar bin Khattab membebaskan Baitul Maqdis menarik untuk diulas. Beliau membebaskan tempat suci itu dari cengkraman Romawi tanpa perang dan pertumpahan darah. Sayyidina Umar mengambil alih Yerussalem (Al-Quds) itu dari tangan Romawi Timur pada Tahun 637 M.
Pembebasan Syam dari penguasa Romawi ternyata tidak lepas dari perjuangan Rasulullah ï·º. Mengutip informasi dari @zainabaz, sejak Rasulullah hidup beliau sudah menyusun rencana untuk membebaskan Masjidil Aqsa dari penguasa Romawi. Nabi mengirim pasukan Usamah bin Zaid untuk menguasai kawasan di sekitaran negeri Syam.
Tiga Perang Menuju Pembebasan Baitul Maqdis
Tiga perang menjadi eskalasi menuju pembebasan Syam dari kekuasaan musuh yaitu, Perang Mu'tah, Perang Tabuk dan Perang Yarmuk. Hingga saat Rasulullah wafat dan Abu Bakar menjadi khalifah, beliau tetap mengirim pasukan Usamah untuk berjihad menuju negeri Syam. Sedangkan Abu Bakar menyelesaikan permasalahan yang muncul di jazirah Arab setelah Rasulullah ï·º wafat.
Kemenangan dalam Perang Yarmuk Tahun ke-13 Hijriyah memudahkan kaum muslimin untuk menaklukkan sisa wilayah Syam. Hingga Kaisar Heraklius mundur dari wilayah Syam karena kalah dalam perang. Khalifah Umar mengirim Amru bin Ash untuk menaklukkan Ajnadin dan melawan Artobun (orang-orang cerdas Romawi). Atas izin Allah, Amru bin Ash bersama kaum muslimin memenangkan Perang Ajnabin. Para Artobun ini kabur ke Baitul Maqdis.
Saat itu Baitul Maqdis dikuasai oleh dua kekuatan yaitu Pendeta Agung dan pasukan militer Romawi. Kemudian Umar mengirim Amru bin Ash, Khalid bin Walid, Abu Ubaidah, Yazid bin Abi Sufyan dan lainnya untuk mengepung Baitul Maqdis. Artobun mengirim surat kepada Amru bin Ash yang isinya: "Kita sama-sama cerdas dan hebat. Tapi kalian tidak akan bisa memenangkan Palestina, lebih kalian pulang."
Amri bin Ash mengirim surat balasan dengan seorang kuris Arab yang mengerti bahasa Romawi. Dan ia memerintahkan kurir untuk menyimak pembicaraan para Artobun. Surat balasan Amru berisi: "Akulah penakluk negeri ini."
Artobun tertawa membaca surat itu. Ia mengatakan dalam bahasa Romawi bahwa orang yang memenangkan Baitul Maqdis hanya 3 huruf (عمر) atau Umar, bukan 4 huruf (عمرو) atau Amru.
Palestina Aman Saat Dibebaskan Umar
Pada 16 Hijriyah menjadi tahun bersejarah bagi umat Islam karena pada saat itu Baitul Maqdis jatuh ke tangan Islam. Ketika itu, Khalifah Umar bin Khattab datang dengan sangat sederhana di hadapan petinggi Nasrani. Abu Ubaidah sempat menasihati Umar agar memperbaiki penampilannya sebagai Amirul Mukminin.
Umar membalas nasihat Abu Ubaidah itu: "Allah memuliakan aku dan kalian dengan Islam, maka cukuplah Islam yang memuliakan dan meningginkan harga diriku, bukan dengan penampilanku." Maka dibuatlah perjanjian keamanan bagi penduduk ilyah/Palestina oleh Umar bin Khattab.
Ketika mengetahui Umar datang Menuju Baitul Maqdis, para Artobun Romawi melarikan diri ke Mesir. Bersamaan dengan itu, Pendeta Sofronius mengirim utusan dan menyatakan berdamai, tapi hanya akan memberikan kunci Baitul Maqdis kepada Umar bin Khattab.
Isi Surat Perjanjian Umar bin Khattab Saat Bebaskan Baitul Maqdis
"Bismillaahir Rahmaanir Rahiim. Umar sebagai hamba Allah menjanjikan keamanan bagi setiap jiwa raja, harta, tempat ibadah, salib dan semua keyakinan beragama. Tidak memaksa untuk berpindah agama. Dan semua yang ingin keluar dari Palestina akan aman sampai ke tempat tujuannya. Yang ingin tetap tinggal di Palestina akan aman dengan membayar Jizyah. Namun, orang Yahudi tidak boleh tinggal di Baitul Maqdis."
Setelah surat perjanjian Umar itu diserahkan kepada Pendeta Sofranius, Khalifah Umar berkeliling dan membersihkan Al-Aqsha dari koptoran dan sampah-sampah. Umar menolak untuk mendirikan sholat di dalam gereja sat waktu sholat tiba, demi menjaga gereja agar tidak dialihfungsikan. Baitul Maqdis pun kembali damai dalam kekuasaan Islam.
Lihat Juga: Umar Bin Khattab dan Shalahudin Al Ayubi, Pahlawan Pembebas Baitul Maqdis, Siapa Berikutnnya?
(rhs)