Maraknya Cek Khodam: Allah Taala Tidak Menerima Salatnya Selama 40 Hari
Kamis, 04 Juli 2024 - 07:48 WIB
Kian maraknya cek khodam di media sosial membuat sejumlah ulama mengingatkan tentang bahaya tindakan itu terhadap akidah . Amir Faishol Fath, misalnya, dalam akun Instagram abiamirofficial mengingatkan agar umat Islam tidak mempercayai khodam dan dukun karena perbuatan itu akan menghapus 40 hari salatnya.
"“Barangsiapa yang mendatangi dukun lalu membenarkan ucapan tentang khodam, maka ia telah kufurdengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW ," ujar Amir Faishol mengutip sebuah hadis Nabi SAW .
Bahkan, seorang muslim yang datang kepada dukun untuk bertanya tanpa mempercayainya pun hukumnya haram dan hukuman bagi pelakunya bahwa salatnya tidak diterima selama 40 hari. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam shahih Muslim,sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa yang mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu (termasuk khodam) niscaya salatnya tidak diterima selama empat puluh(40)hari.”
Sedangkan seorang muslim yang datang kepada dukun, lalu bertanya dan mempercayai ucapannya, maka ini adalah kafir kepada Allah Ta’ala. Mengapa? Karena ia mempercayai pengakuannya terhadap ilmu gaib, dan mempercayai manusia dalam pengakuan mengetahui yang gaib termasuk mendustakan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Katakanlah:”Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah“,( QS an-Naml/27 :65)
Karena inilah disebutkan dalam hadis sahih:
“Barangsiapa yang mendatangi dukun lalu membenarkan ucapannya, maka ia telah kufur(ingkar)dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW.
Hanya saja, jika seorang muslim datang kepada dukun lalu bertanya kepadanya untuk menampakan keadaannya yang sebenarnya kepada manusia dan sesungguhnya ia adalah dukun, penipu dan menyesatkan, maka ini tidak apa-apa.
Dalilnya adalah bahwa Nabi SAW mendatangi Ibnu Syayyad, maka Nabi SAW menyembunyikan sesuatu dalam dirinya, lalu Nabi SAWbertanya kepadanya apakah yang dia sembunyikan? Ia menjawab: ‘Dukhkh: maksudnya asap. Maka Nabi SAWbersabda: ‘Diamlah, maka engkau tidak akan melewati takdirmu.” [Al-Bukhari 6172, 6173 dan Muslim 2930]
Minta Tolong kepada Jin
Lebih jauh lagi, sesungguhnya Islam melarang minta tolong kepada jin. Tindakan ini, termasuk istimta’, (mencari kesenangan) dengan jin, dilarang secara mutlak ( surat al-An’âm , ayat ke-128).
Keberadaan dan kemampuan jin sudah diketahui di zaman Nabi SAW, bahkan beliau pernah bertemu dengan sebagian mereka yang telah masuk Islam, tetapi Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya tidak pernah meminta tolong kepada jin, padahal mereka menghadapi berbagai kesusahan dalam kehidupan. Ini menunjukkan bahwa meminta tolong kepada jin merupakan perkara baru yang tidak pernah terjadi di zaman salaf.
Dibolehkannya meminta tolong kepada jin, akan membuka pintu kesesatan dan kesyirikan yang sangat besar, sehingga hal ini harus ditutup.
Anggapan bahwa jin yang dimintai tolong adalah jin Muslim tidak bisa diterima. Karena hal itu perkara ghaib, kita tidak bisa mengetahui kejujuran dan hakikat jin tersebut. Manusia yang terlihat mata saja masih bisa menipu, bagaimana dengan jin yang tidak kelihatan.
"“Barangsiapa yang mendatangi dukun lalu membenarkan ucapan tentang khodam, maka ia telah kufurdengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW ," ujar Amir Faishol mengutip sebuah hadis Nabi SAW .
Bahkan, seorang muslim yang datang kepada dukun untuk bertanya tanpa mempercayainya pun hukumnya haram dan hukuman bagi pelakunya bahwa salatnya tidak diterima selama 40 hari. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam shahih Muslim,sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْئٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَ ةٌ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا
“Barangsiapa yang mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu (termasuk khodam) niscaya salatnya tidak diterima selama empat puluh(40)hari.”
Sedangkan seorang muslim yang datang kepada dukun, lalu bertanya dan mempercayai ucapannya, maka ini adalah kafir kepada Allah Ta’ala. Mengapa? Karena ia mempercayai pengakuannya terhadap ilmu gaib, dan mempercayai manusia dalam pengakuan mengetahui yang gaib termasuk mendustakan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
قُل لاَّيَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ
Katakanlah:”Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah“,( QS an-Naml/27 :65)
Karena inilah disebutkan dalam hadis sahih:
مَنْ أَتَى كََاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم
“Barangsiapa yang mendatangi dukun lalu membenarkan ucapannya, maka ia telah kufur(ingkar)dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW.
Hanya saja, jika seorang muslim datang kepada dukun lalu bertanya kepadanya untuk menampakan keadaannya yang sebenarnya kepada manusia dan sesungguhnya ia adalah dukun, penipu dan menyesatkan, maka ini tidak apa-apa.
Dalilnya adalah bahwa Nabi SAW mendatangi Ibnu Syayyad, maka Nabi SAW menyembunyikan sesuatu dalam dirinya, lalu Nabi SAWbertanya kepadanya apakah yang dia sembunyikan? Ia menjawab: ‘Dukhkh: maksudnya asap. Maka Nabi SAWbersabda: ‘Diamlah, maka engkau tidak akan melewati takdirmu.” [Al-Bukhari 6172, 6173 dan Muslim 2930]
Minta Tolong kepada Jin
Lebih jauh lagi, sesungguhnya Islam melarang minta tolong kepada jin. Tindakan ini, termasuk istimta’, (mencari kesenangan) dengan jin, dilarang secara mutlak ( surat al-An’âm , ayat ke-128).
Keberadaan dan kemampuan jin sudah diketahui di zaman Nabi SAW, bahkan beliau pernah bertemu dengan sebagian mereka yang telah masuk Islam, tetapi Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya tidak pernah meminta tolong kepada jin, padahal mereka menghadapi berbagai kesusahan dalam kehidupan. Ini menunjukkan bahwa meminta tolong kepada jin merupakan perkara baru yang tidak pernah terjadi di zaman salaf.
Dibolehkannya meminta tolong kepada jin, akan membuka pintu kesesatan dan kesyirikan yang sangat besar, sehingga hal ini harus ditutup.
Anggapan bahwa jin yang dimintai tolong adalah jin Muslim tidak bisa diterima. Karena hal itu perkara ghaib, kita tidak bisa mengetahui kejujuran dan hakikat jin tersebut. Manusia yang terlihat mata saja masih bisa menipu, bagaimana dengan jin yang tidak kelihatan.