Lebih Utama Mana, Niat Atau Amal? Simak Penjelasan Ustaz Saeful Huda

Selasa, 25 Agustus 2020 - 22:06 WIB
Lebih Utama Mana, Niat...
Ustaz Saeful Huda, kiyai lulusan Hadhramaut Yaman saat memberi tausiyah di Ponpes Sultan Fatah Semarang. Foto/Istimewa
Kita sering mendengar hadis ini "Innamal a'malu binniyat" yang artinya sesungguhnya amal perbuatan itu bergantung pada niatnya. Niat dan amal adalah dua hal penting karena agama pada dasarnya bertumpu pada keduanya.

Pertanyaannya, lebih utama mana niat atau amal? Berikut penjelasan Ustaz Saeful Huda (Pengasuh Pondok Pesantren Sultan Fatah Semarang) dalam tausiyahnya kemarin. Kata Ustaz Saeful , meski amal sangat penting, namun niat atau azam (berkeinginan kuat) lebih utama dari pada amal . (Baca Juga: Kenapa Adab Lebih Utama Daripada Ilmu? )

Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi sebagai berikut:

نِيةُ المُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ


Artinya:

"Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya".

Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Risalatul Mu'awanah wal Mudzâharah wal Muwâzarah menjelaskan keutamaan niat dibandingkan amal dengan tiga (3) gambaran keadaan sebagai berikut:

الأولى أن يعزم ويعمل.

والثاني أن يعزم ولا يعمل مع القدرة

على العمل.

الثالثة أن يعزم على فعل أمر لا يستطيع فعله

1. Seseorang yang berazam kemudian berbuat.

2. Seseorang yang berazam tetapi tidak berbuat meski ia memiliki kemampuan untuk itu.

3. Seseorang yang berazam untuk melakukan sesuatu yang ia sendiri tidak mampu melakukannya.

Dari kutipan di atas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, orang yang berniat melakukan suatu amal kebaikan lalu mengerjakannya, maka kepada orang tersebut diberikan pahala mulai dari 10 kebaikan, 700 kebaikan, hingga berlipat-lipat. Hal ini sebagaimana dijelaskan Sayyid Abdullah Al-Haddad , dengan mengutip hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim sebagaimana penggalan berikut:

وان هم بها فعملها كتبها الله عز و جل عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى أضعاف كثيرة

Artinya:

"Dan apabila seseorang berniat melakukan sesuatu kebaikan lalu mengamalkannya, Allah 'azza wa jalla akan mencatat pahalnya di sisi-Nya sebagai perbuatan 100 kebaikan sampai 700, bahkan berlipat-lipat ganda banyaknya."

Kedua, seseorang yang berniat melakukan suatu amal kebaikan dan mampu melakukannya tetapi tidak jadi melakukannya, maka kepada orang tersebut diberikan pahala 1 kebaikan saja. Hal ini, sebagaimana dijelaskan Sayyid Abdullah Al-Haddad , dengan mengutip hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim sebagaimana penggalan berikut:
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat.  (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang.  (2) Wanita-wanita berpakaian tetapi (seperti) bertelanjang (pakaiannya terlalu minim, tipis, ketat, atau sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.

(HR. Muslim No. 3971)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More