11 Adab dan Sopan Santun saat Makan dalam Islam, Yuk Kenali dan Amalkan!
Selasa, 27 Agustus 2024 - 11:05 WIB
Adab dan sopan santun saat makan menurut Islam penting diketahui umat Muslim. Meski terkesan sepele, ketentuannya bisa dijadikan acuan untuk memperoleh keberkahan dan beragam manfaatnya.
Pada agama Islam, segala sesuatu telah diatur sesuai kadarnya masing-masing. Hal ini termasuk beragam aspek dalam kehidupan sehari-hari, tak terkecuali makan dan minum.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sudah banyak memberi contoh tentang adab dan sopan santun ketika makan. Maka dari itu, kita yang mengaku sebagai umatnya tentu dianjurkan untuk mengikuti ajaran terkait adab makan tersebut.
Lantas, apa saja sebenarnya adab dan sopan santun ketika makan dalam Islam termasuk yang diajarkan oleh Rasulullah Saw? Untuk itu, berikut ini ulasannya yang bisa disimak.
Umat Muslim tentu sudah mengetahui doa sebelum dan sesudah makan. Selain itu, Nabi Saw ketika hendak makan juga mengawalinya dengan ucapan "Bismillah" (dengan menyebut nama Allah) untuk mengundang berkah Allah melalui makanan tersebut.
Apabila terlupa, Anda tidak perlu khawatir. Sebagai gantinya, bisa diucapkan doa "Bismillâhi Awwalahu wa Akhirahu" (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya).
"Jika salah seorang di antara kalian makan, tetapi dia lupa menyebut nama Allah, maka hendaklah dia membaca, "Bismillâhi Awwalahu wa Akhirahu" (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya)". (HR at-Tirmidzi)
"...Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS Al-A'raf Ayat 31)
Senada dengan ketentuan di atas, Rasulullah Saw juga menganjurkan hal yang sama untuk umatnya. Beliau pernah bersabda: "Tidak ada yang lebih jahat daripada orang yang memadati perutnya dengan makanan untuk menguatkan badannya. Jika perlu ia makan, hendaklah perutnya diisi sepertiga makanan, sepertiga air (minuman), dan sepertiga lagi untuk udara (bernafas)." (HR At-Tirmidzi)
Sebagai pengecualian, apabila ada uzur yang menyebabkan seseorang tidak dapat makan atau minum dengan tangan kanan, baik berupa sakit, luka, maupun masalah lainnya, dia boleh makan atau minum dengan tangan kiri." (Syaikh an-Nawawi, dalam penjelasan Shahih Muslim)
"Rasulullah Saw tidak pernah mencela makanan. Apabila beliau berselera (menyukai makanan yang telah dihidangkan) beliau memakannya. Jika tidak suka (tidak berselera), maka beliau meninggalkannya." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Namun, apabila ada kondisi tertentu seperti sakit atau tidak memungkinkan untuk duduk, orang yang bersangkutan tetap diperkenankan makan dengan cara yang dia bisa. Intinya, tidak perlu sampai membebaninya.
Pada agama Islam, segala sesuatu telah diatur sesuai kadarnya masing-masing. Hal ini termasuk beragam aspek dalam kehidupan sehari-hari, tak terkecuali makan dan minum.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sudah banyak memberi contoh tentang adab dan sopan santun ketika makan. Maka dari itu, kita yang mengaku sebagai umatnya tentu dianjurkan untuk mengikuti ajaran terkait adab makan tersebut.
Lantas, apa saja sebenarnya adab dan sopan santun ketika makan dalam Islam termasuk yang diajarkan oleh Rasulullah Saw? Untuk itu, berikut ini ulasannya yang bisa disimak.
Adab dan Sopan Santun ketika Makan
1. Membaca doa
Rasulullah Saw menganjurkan umatnya agar senantiasa mengucap niat dan berdoa sebelum memulai sebuah aktivitas. Hal ini juga termasuk ketika hendak menyantap makanan.Umat Muslim tentu sudah mengetahui doa sebelum dan sesudah makan. Selain itu, Nabi Saw ketika hendak makan juga mengawalinya dengan ucapan "Bismillah" (dengan menyebut nama Allah) untuk mengundang berkah Allah melalui makanan tersebut.
Apabila terlupa, Anda tidak perlu khawatir. Sebagai gantinya, bisa diucapkan doa "Bismillâhi Awwalahu wa Akhirahu" (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya).
"Jika salah seorang di antara kalian makan, tetapi dia lupa menyebut nama Allah, maka hendaklah dia membaca, "Bismillâhi Awwalahu wa Akhirahu" (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya)". (HR at-Tirmidzi)
2. Tidak makan berlebihan
Allah Swt memerintahkan hambanya agar tidak berlebihan dalam segala hal, termasuk makan. Hal ini bisa dilihat dari firman-Nya dalam separuh akhir dari Surat Al-A'raf ayat 31."...Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS Al-A'raf Ayat 31)
Senada dengan ketentuan di atas, Rasulullah Saw juga menganjurkan hal yang sama untuk umatnya. Beliau pernah bersabda: "Tidak ada yang lebih jahat daripada orang yang memadati perutnya dengan makanan untuk menguatkan badannya. Jika perlu ia makan, hendaklah perutnya diisi sepertiga makanan, sepertiga air (minuman), dan sepertiga lagi untuk udara (bernafas)." (HR At-Tirmidzi)
3. Gunakan tangan kanan
Adab berikutnya adalah memakai tangan kanan ketika makan. Ibnu 'Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda: "Jika di antara kalian makan, hendaklah dia makan salah seorang dengan tangan kanannya. Dan jika dia minum, hendaklah dia minum dengan tangan kanan. Karena setan itu selalu makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri." (HR Muslim)Sebagai pengecualian, apabila ada uzur yang menyebabkan seseorang tidak dapat makan atau minum dengan tangan kanan, baik berupa sakit, luka, maupun masalah lainnya, dia boleh makan atau minum dengan tangan kiri." (Syaikh an-Nawawi, dalam penjelasan Shahih Muslim)
4. Jangan mencela makanan
Nabi Saw juga mengajarkan agar umatnya tidak mencela atau memilih-milih makanan. Beliau sangatlah menghargai setiap jenis makanan yang diberikan dan selalu bersyukur atas nikmat tersebut.مَا عَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعاَماً قَطُّ إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَ إِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ
"Rasulullah Saw tidak pernah mencela makanan. Apabila beliau berselera (menyukai makanan yang telah dihidangkan) beliau memakannya. Jika tidak suka (tidak berselera), maka beliau meninggalkannya." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
5. Duduk ketika makan
Rasulullah Saw pernah bersabda: "Aku tidak makan sambil bersandar. Aku adalah seorang hamba, maka aku minum seperti minumnya hamba dan makan pun seperti makannya seorang hamba."Namun, apabila ada kondisi tertentu seperti sakit atau tidak memungkinkan untuk duduk, orang yang bersangkutan tetap diperkenankan makan dengan cara yang dia bisa. Intinya, tidak perlu sampai membebaninya.