Kemunduran Islam setelah Bangsa Mongol Meruntuhkan Abbasiyah
Senin, 02 September 2024 - 16:06 WIB
Seandainya buku-buku ilmiah tersebut tidak dihancurkan, mungkin Islam mudah untuk bangkit kembali; karena ilmu adalah fondasi peradaban. Apa jadinya jika Islam hanya melakukan invasi tanpa membangun peradaban? Mungkin tidak akan ada Kekhalifahan Abbasiyah dan Umayyah yang terkenal, tidak akan ada pula intelek-intelek muslim seperti Ibnu Sina, al-Farabi, al-Kindi, al-Khawarizmi, Ibnu Haitsam, Ibnu Hayyan, Ibnu Firnas, Ibnu Rusyd, dan masih banyak lagi.
Sekadang mengingatkan perpustakaan pada masa itu lebih dikenal dengan Baitul Hikmah daripada maktabah. Maksudnya adalah seseorang yang masuk ke perpustakaan dan membaca buku diharapkan menjadi orang yang lebih pandai serta bijaksana. Jadi pada masa Kekhalifahan Abbasiyah sebenarnya terdapat banyak perpustakaan, namun yang terbesar dan terlengkap terdapat di Baghdad dengan mengacu pada nama Baitul Hikmah.
Baitul Hikmah menjadi pusat penyimpanan karangankarangan ilmu pengetahuan umum dari berbagai bidang terutama non-agama.
Baca Juga
Sekadang mengingatkan perpustakaan pada masa itu lebih dikenal dengan Baitul Hikmah daripada maktabah. Maksudnya adalah seseorang yang masuk ke perpustakaan dan membaca buku diharapkan menjadi orang yang lebih pandai serta bijaksana. Jadi pada masa Kekhalifahan Abbasiyah sebenarnya terdapat banyak perpustakaan, namun yang terbesar dan terlengkap terdapat di Baghdad dengan mengacu pada nama Baitul Hikmah.
Baitul Hikmah menjadi pusat penyimpanan karangankarangan ilmu pengetahuan umum dari berbagai bidang terutama non-agama.
(mhy)