Sejarah Bani Umayyah: Kisah Hasan Cucu Rasullah SAW Menyerah Kalah

Kamis, 05 September 2024 - 15:59 WIB
e. Agar Muawiyah membayar kepada saudaranya Husein sebanyak 5 juta dirham dari Baitul Mal.

f. Agar Muawiyah datang secara langsung ke Kufah untuk menerima penyerahan jabatan khalifah dari Hasan dan mendapat baiat dari penduduk Kufah.

Pada waktu pendukung Hasan mengecam penyerahan kekuasaan kepada Muawiyah, hal itu dijawab Hasan bahwa dia tidak rela menyaksikan umat Islam saling membunuh untuk memperebutkan kekuasaan dan dia berkata: “inti kekuasaan bangsa Arab saat ini ada di tanganku, jika aku ingin damai mereka siap berdamai, jika aku ingin perang mereka siap berperang”.



Selain itu, Hasan sadar bahwa ayahnya Ali dahulu pun banyak mengalami kesulitan menghadapi Muawiyah dan tidak dapat diatasi ayahnya, apalagi dia. Oleh sebab itu dia ingin mencari jalan selamat bagi dirinya dan keluarganya karena kekuatan yang dimilikinya tidak mampu menghadapi tekanan-tekanan Muawiyah.

Muawiyah menyetujui syarat-syarat yang diajukan Hasan. Untuk itu dia datang ke Kufah menerima bai’at jabatan khalifah dari Hasan dan penduduk Kufah.

Tahun itu (661 M/41 H) disebut “Tahun Persatuan”, karena umat Islam telah bersatu di bawah pimpinan seorang khalifah. Setelah itu Hasan pindah ke Madinah dan hidup tenang di sana sampai meninggal tahun 675 M/ 49 H, lima belas tahun setelah penyerahan jabatan kekhalifahan itu.

Di sisi lain, untuk mempertahankan jabatan khalifah di tangan Bani Umayyah, Muawiyah menciptakan sistem Monarchi dalam pemerintahannya. Walaupun untuk itu dia telah melanggar janjinya dengan Hasan bin Ali.

(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ فَمَنۡ شَهِدَ مِنۡكُمُ الشَّهۡرَ فَلۡيَـصُمۡهُ ؕ وَمَنۡ کَانَ مَرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَؕ يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡرَ وَلِتُکۡمِلُوا الۡعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ وَلَعَلَّکُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ
Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka wajib menggantinya, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Baqarah Ayat 185)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More