Ayat-Ayat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW

Jum'at, 06 September 2024 - 16:35 WIB
3. Surah Al-Fiil [105] ayat 1-5

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (1) أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (2) وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (4) فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (5)


Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia. dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong. yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar. sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).”

Imam Jalalain menafsirkan surah ini dengan ta’dziman li maulid al-nabiyy. Bahwa penghancuran tentara Abrahah yang hendak menyerang kota Makkah merupakan bentuk pengagungan terhadap kelahiran Nabi SAW. Dan mengagungkan kelahiran Nabi Saw. adalah esensi dari perayaan maulid. Sehingga dengan kata lain, Allah Swt. pun turut merayakan kelahiran Nabi saw.

Imam Al-Qurthubiy dalam kitab Sulaiman al-Jamal memaparkan bahwa peristiwa penghancuran tentara Abrahah ini bahkan tidak terjadi tepat pada bulan Rabi‘ul Awwal, melainkan 50 hari sebelum kelahiran Nabi Muhammad saw., atau tepatnya pada tanggal 22 Muharram. Hal ini sekaligus menjadi dalil bahwa peringatan maulid Nabi SAW tidak harus dilaksanakan pada bulan Rabi‘ul Awwal atau bulan maulid.



4. Surah Maryam [19] ayat 33

وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا


“Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan hari aku dibangkitkan hidup (kembali).”

Dalam beberapa tempat, al-Quran menyebutkan ayat yang memberi isyarat akan pentingnya hari lahir. Misalnya ayat di atas—Maryam ayat 33—yang berbicara Nabi Isa ‘alaihissalam, dan Maryam ayat 15 yang khusus berbicara Nabi Yahya ‘alaihissalam.

Berkumpulnya dua ayat, yaitu ayat 15 dan 33 dalam satu surah yang sama, Maryam, menunjukkan bahwa hari-hari tersebut; hari kelahiran, hari wafat dan hari kebangkitan adalah sesuatu yang esensial. Supaya umat Muslim dapat memetik pelajaran dari pengutusan dua nabi, Nabi Isa dan Nabi Yahya, tersebut.

5. Surat Ibrahim [14] Ayat 5

وَذَكِّرْهُمْ بِاَيّٰىمِ اللّٰهِ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ……


“..dan ingatkanlah mereka tentang hari-hari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat penyabar lagi banyak bersyukur.”



Maksud dari hari-hari Allah adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada manusia, baik berupa nikmat maupun siksaan yang mereka alami.

Sayyid Quthb dalam Fi Zhilal al-Quran menuturkan, “semua hari adalah hari Allah. Tetapi maksud dari ayat tersebut adalah hari-hari terjadinya peristiwa bagi manusia atau sekelompok golongan, berupa nikmat atau siksaan seperti kisah peringatan Musa kepada kaumnya yang akan diceritakan kemudian.

Hari-hari tersebut kemudian disebut dengan ayyam (hari-hari) mereka, seperti halnya hari-hari bagi kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud dan kaum-kaum setelahnya. Inilah yang maksud hari-hari (Allah).”

Ayat tersebut, meski diturunkan untuk menyinggung Bani Israil, tetapi hukumnya adalah umum, sebagaimana kaidah usul katakan, al-‘ibratu bi ‘umum al-lafzhi la bi khusus al-sabab; makna ayat dipahami dari lafalnya yang umum, bukan sebabnya yang khusus. Karena tujuan turunnya ayat tersebut tak lain adalah sebagai peringatan dan pelajaran untuk manusia seluruhnya.

Jika peristiwa-peristiwa penting yang dialami kaum terdahulu diperintahkan untuk mengingatnya, tidakkah peristiwa lahirnya Nabi Muhammad Saw dan kisah hidup beliau lebih penting dan lebih perlu untuk diingat? Pun kita sudah mafhum, bahwa nikmat Allah terbesar bagi hambaNya adalah adanya Nabi Muhammad, sosok yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju kegemilangan.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Malaikat tidak mau masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar.

(HR. Muslim No. 3948)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More