Maulid Nabi: Begini Asal-usul Bangsa Arab
Senin, 09 September 2024 - 16:30 WIB
Bangsa Arab berasal dari ras Samiyah dan terbagi kepada dua suku. Pertama, suku Arab al-Baidah, yaitu bangsa Arab yang sudah punah seperti kaum ‘ Ad dan Tsamud . "Kedua, suku Arab al-Baqiyah, yaitu bangsa Arab yang masih hidup sampai sekarang, terdiri dari keturunan Qahthan dan Adnan," tulis Dr H Syamruddin Nasution M.Ag dalam bukunya berjudul "Sejarah Peradaban Islam" (Yayasan Pusaka Riau, 2013).
Allah mengutus Nabi Hud kepada kaum ‘Ad tetapi mereka mendustakan-Nya maka Allah menyiksa mereka dengan meniupkan angin selama tujuh malam delapan hari secara terus menerus.
"Mereka mati bergelimpangan karena kedinginan kelaparan dan ditimpa berbagai penyakit sehingga mereka punah dan tidak ada yang tersisa," tulis Hamka dalam "Tafsir al-Azhar" (Jakarta Pustaka Panji Masyarakat, 2004).
Adapun kaum Tsamud diutus Allah kepada mereka Nabi Saleh dengan membawa mukjizat seekor unta dengan janji bahwa minuman mereka dan minuman untuk unta dibagi bergiliran hari. Akan tetapi mereka menyembelih unta dan memakan dagingnya, maka kemurkaan Allah datang kepada mereka dengan menimpakan sakit semacam penyakit kolera selama tiga hari lamanya.
Hari pertama muka mereka pucat kuning, hari kedua berubah menjadi merah padam dan hari ketiga jadi hitam serta malamnya mereka mati bergelimpangan.
Negeri asli keturunan Qahthan adalah Arabia Selatan, di antara mereka ada yang muncul menjadi Raja, seperti Raja Yaman, Raja Saba’ dan Raja Himyar. Tetapi semenjak bendungan Saba’ rusak, di antara mereka ada yang mengembara ke utara dan malahan dapat membentuk kerajaan-kerajaan, seperti Hirah dan Ghasasinah. Termasuk suku Aus dan Khazraj yang mendiami Madinah juga berasal dari suku Qahthan ini.
Ibrahim Hasan dalam "Sejarah dan Kebudayaan Islam" (Jakarta, Kalam Mulia, 2006) menjelaskan adapun keturunan Adnan, mereka disebut juga Arab Musta’ribah artinya percampuran antara darah Arab asli yang mendiami Makkah dengan darah pendatang, yaitu Nabi Isma’il as . Salah satu anaknya adalah Adnan yang menurunkan keturunan Quraisy, kemudian keturunan Abd al-Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW yang lebih dikenal dengan keturunan Bani Hasyim. Itulah sebabnya silsilah Nabi Muhammad SAW dapat ditelusuri sampai ke atas terus kepada Nabi Isma’il AS.
Allah mengutus Nabi Hud kepada kaum ‘Ad tetapi mereka mendustakan-Nya maka Allah menyiksa mereka dengan meniupkan angin selama tujuh malam delapan hari secara terus menerus.
"Mereka mati bergelimpangan karena kedinginan kelaparan dan ditimpa berbagai penyakit sehingga mereka punah dan tidak ada yang tersisa," tulis Hamka dalam "Tafsir al-Azhar" (Jakarta Pustaka Panji Masyarakat, 2004).
Adapun kaum Tsamud diutus Allah kepada mereka Nabi Saleh dengan membawa mukjizat seekor unta dengan janji bahwa minuman mereka dan minuman untuk unta dibagi bergiliran hari. Akan tetapi mereka menyembelih unta dan memakan dagingnya, maka kemurkaan Allah datang kepada mereka dengan menimpakan sakit semacam penyakit kolera selama tiga hari lamanya.
Hari pertama muka mereka pucat kuning, hari kedua berubah menjadi merah padam dan hari ketiga jadi hitam serta malamnya mereka mati bergelimpangan.
Negeri asli keturunan Qahthan adalah Arabia Selatan, di antara mereka ada yang muncul menjadi Raja, seperti Raja Yaman, Raja Saba’ dan Raja Himyar. Tetapi semenjak bendungan Saba’ rusak, di antara mereka ada yang mengembara ke utara dan malahan dapat membentuk kerajaan-kerajaan, seperti Hirah dan Ghasasinah. Termasuk suku Aus dan Khazraj yang mendiami Madinah juga berasal dari suku Qahthan ini.
Ibrahim Hasan dalam "Sejarah dan Kebudayaan Islam" (Jakarta, Kalam Mulia, 2006) menjelaskan adapun keturunan Adnan, mereka disebut juga Arab Musta’ribah artinya percampuran antara darah Arab asli yang mendiami Makkah dengan darah pendatang, yaitu Nabi Isma’il as . Salah satu anaknya adalah Adnan yang menurunkan keturunan Quraisy, kemudian keturunan Abd al-Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW yang lebih dikenal dengan keturunan Bani Hasyim. Itulah sebabnya silsilah Nabi Muhammad SAW dapat ditelusuri sampai ke atas terus kepada Nabi Isma’il AS.
(mhy)