Khalifah Umar Bin Abdul Aziz: Dicintai Rakyat namun Dibenci Para Pejabat
Sabtu, 21 September 2024 - 05:11 WIB
Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah Bani Umayyah pada tahun 717 – 720 M. Ia dicintai rakyatnya namun dibenci pejabat tinggi Bani Umayyah. Umar wafat diduga karena diracun.
Dalam buku berjudul "Sejarah Peradaban Islam" karya Syamruddin Nasution disebutkanUmar adalah anak keturunan terkenal, ayahnya Abd al-Aziz bin Marwan, pamannya Abdul Malik khalifah agung, istrinya Fathimah binti Abdul Malik, saudara al-Walid.
Dia dididik dan dibesarkan dalam suasana penuh kenikmatan dan kemakmuran hidup, di kelilingi oleh kekayaan yang melimpah ruah. Akan tetapi setelah diangkat menjadi Khalifah dia hidup zuhud dan sederhana.
Umar bin Abdul Aziz terkenal sebagai khalifah yang saleh, adil dan sikapnya anti kekerasan. Dia melarang caci maki kepada Ahlul Bait .
Demikian hebatnya penghormatan orang kepadanya sehingga kelak Daulah Abbasiyah , musuh Daulah Umaiyah, membongkar kuburan semua khalifah Daulah Umayyah kecuali kuburannya.
Kaum Muslimin menyamakan kepemimpinannya dengan kakeknya Umar bin Khattab , baik dalam keadilan maupun dalam kezuhudannya.
Hal itu tidak mengherankan karena pada masa pemerintahannya keadilan ditegakkan, peperangan dihentikan, kezaliman dimusnahkan, harta yang dirampas dikembalikan, diskusi-diskusi dan dakwah secara lemah lembut digalakkannya sehingga banyak negeri-negeri dengan kesadaran sendiri menyatakan diri masuk Islam.
Di bidang ekonomi dia menurunkan tarif berbagai pajak dan menghentikan pemungutan jizyah bagi mereka yang masuk Islam, sehingga penghasilan negara berkurang.
Ketika gubernur mengeluh atas kebijaksanaannya itu, dia menegaskan bahwa Nabi diutus untuk memberi petunjuk bagi manusia dan bukan untuk memungut pajak.
Kemelaratan, kemiskinan dan kesulitan hidup telah dapat diatasi pada masa singkat pemerintahannya, dia telah berhasil membuat rakyatnya menjadi kaya dan makmur, sehingga orang yang ingin mengeluarkan zakat terpaksa mondar-mandir mencari orang-orang yang patut menerimanya, tetapi tidak menemukannya sehingga dia terpaksa pulang ke rumah membawa zakat yang hendak dibagi-bagikannya.
Di bidang politik dia melakukan dialog dengan kaum Khawarij sehingga mereka tidak melakukan tindakan-tindakan kekerasan sebagaimana biasa mereka lakukan selama ini.
Ali yang selama ini dikutuk di dalam khutbah Jumat, dia perintahkan untuk dihentikan, sehingga dia mendapat simpati orang-orang Syi’ah.
Umar mensejajarkan antara bangsa Arab dan bukan Arab, sebagaimana dalam Islam, sehingga tidak ada lagi istilah mawali dalam pemerintahannya yang selama ini meresahkan orang Islam bukan Arab karena dianaktirikan dalam pemerintahan.
Namun pemerintahan Umar begitu pendek hanya dua tahun lima bulan tetapi kalangan Bani Umayyah merasakan beratnya tekanan Khalifah Umar kepada mereka sebab Umar telah mengambil kembali harta benda yang tidak sedikit jumlahnya yang selama ini telah mereka kuasai. Karena beratnya tekanan tersebut diperkirakan mereka meracun Umar kemudian sakit dan wafat pada bulan Rajab 101 H.
Dalam buku berjudul "Sejarah Peradaban Islam" karya Syamruddin Nasution disebutkanUmar adalah anak keturunan terkenal, ayahnya Abd al-Aziz bin Marwan, pamannya Abdul Malik khalifah agung, istrinya Fathimah binti Abdul Malik, saudara al-Walid.
Dia dididik dan dibesarkan dalam suasana penuh kenikmatan dan kemakmuran hidup, di kelilingi oleh kekayaan yang melimpah ruah. Akan tetapi setelah diangkat menjadi Khalifah dia hidup zuhud dan sederhana.
Umar bin Abdul Aziz terkenal sebagai khalifah yang saleh, adil dan sikapnya anti kekerasan. Dia melarang caci maki kepada Ahlul Bait .
Demikian hebatnya penghormatan orang kepadanya sehingga kelak Daulah Abbasiyah , musuh Daulah Umaiyah, membongkar kuburan semua khalifah Daulah Umayyah kecuali kuburannya.
Kaum Muslimin menyamakan kepemimpinannya dengan kakeknya Umar bin Khattab , baik dalam keadilan maupun dalam kezuhudannya.
Hal itu tidak mengherankan karena pada masa pemerintahannya keadilan ditegakkan, peperangan dihentikan, kezaliman dimusnahkan, harta yang dirampas dikembalikan, diskusi-diskusi dan dakwah secara lemah lembut digalakkannya sehingga banyak negeri-negeri dengan kesadaran sendiri menyatakan diri masuk Islam.
Di bidang ekonomi dia menurunkan tarif berbagai pajak dan menghentikan pemungutan jizyah bagi mereka yang masuk Islam, sehingga penghasilan negara berkurang.
Ketika gubernur mengeluh atas kebijaksanaannya itu, dia menegaskan bahwa Nabi diutus untuk memberi petunjuk bagi manusia dan bukan untuk memungut pajak.
Kemelaratan, kemiskinan dan kesulitan hidup telah dapat diatasi pada masa singkat pemerintahannya, dia telah berhasil membuat rakyatnya menjadi kaya dan makmur, sehingga orang yang ingin mengeluarkan zakat terpaksa mondar-mandir mencari orang-orang yang patut menerimanya, tetapi tidak menemukannya sehingga dia terpaksa pulang ke rumah membawa zakat yang hendak dibagi-bagikannya.
Di bidang politik dia melakukan dialog dengan kaum Khawarij sehingga mereka tidak melakukan tindakan-tindakan kekerasan sebagaimana biasa mereka lakukan selama ini.
Ali yang selama ini dikutuk di dalam khutbah Jumat, dia perintahkan untuk dihentikan, sehingga dia mendapat simpati orang-orang Syi’ah.
Umar mensejajarkan antara bangsa Arab dan bukan Arab, sebagaimana dalam Islam, sehingga tidak ada lagi istilah mawali dalam pemerintahannya yang selama ini meresahkan orang Islam bukan Arab karena dianaktirikan dalam pemerintahan.
Namun pemerintahan Umar begitu pendek hanya dua tahun lima bulan tetapi kalangan Bani Umayyah merasakan beratnya tekanan Khalifah Umar kepada mereka sebab Umar telah mengambil kembali harta benda yang tidak sedikit jumlahnya yang selama ini telah mereka kuasai. Karena beratnya tekanan tersebut diperkirakan mereka meracun Umar kemudian sakit dan wafat pada bulan Rajab 101 H.
(mhy)