Khotbah Jumat: Siapakah Nabi dan Rasul yang Paling Tinggi Derajatnya?
Kamis, 31 Oktober 2024 - 21:50 WIB
“Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.”
Namun, sebagai hamba, muncul pertanyaan: apakah kita sebagai umat diperbolehkan untuk membandingkan derajat atau keutamaan antara satu nabi dengan nabi lainnya?
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Meskipun Allah mengutamakan sebagian nabi, kita diingatkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 136 agar tidak membeda-bedakan para nabi dan rasul. Allah berfirman:
“Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami berserah diri kepada-Nya.”
Senada dengan ayat tersebut, QS. Ali Imran ayat 84 juga mengingatkan kita untuk tidak membedakan para nabi dan rasul Allah.
“Katakanlah (Muhammad), “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.”
Bahkan dalam sebuah hadis shahih, ketika ada seorang Yahudi menyebut Nabi Musa sebagai yang paling mulia di antara manusia, Nabi Muhammad Saw segera menegaskan kepada sahabatnya untuk tidak melebihkan beliau di atas para nabi lainnya.
Jamaah salat jumat yang dimuliakan Allah,
Pesan dari Nabi Saw ini membawa makna mendalam. Perbedaan derajat antar nabi adalah hak Allah semata. Hanya Allah yang boleh memberikan penilaian terhadap manusia pilihan-Nya. Kita sebagai umat bukanlah penentu derajat atau keutamaan mereka, tetapi tugas kita adalah untuk beriman kepada seluruh nabi dan mengakui risalah mereka.
Hal ini pun diperkuat oleh penjelasan Ibnu Katsir yang menyatakan bahwa umat tidak perlu mengistimewakan satu nabi di atas nabi lainnya, melainkan cukup dengan meyakini dan mengikuti mereka. Kita tidak perlu mencari-cari siapa yang paling utama di antara mereka.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Sebagai umat Nabi Muhammad Saw, kita pun wajib meneladani beliau, karena Allah SWT telah menyebutnya sebagai teladan terbaik dalam QS. Al-Ahzab ayat 21:
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
Maka, mari kita teguhkan keyakinan kita kepada seluruh nabi dan rasul Allah. Janganlah kita terjebak dalam perdebatan mengenai siapa yang lebih utama di antara mereka, sebab Allah telah memberikan tugas dan keistimewaan bagi setiap nabi sesuai dengan hikmah-Nya.
Namun, sebagai hamba, muncul pertanyaan: apakah kita sebagai umat diperbolehkan untuk membandingkan derajat atau keutamaan antara satu nabi dengan nabi lainnya?
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Meskipun Allah mengutamakan sebagian nabi, kita diingatkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 136 agar tidak membeda-bedakan para nabi dan rasul. Allah berfirman:
قُوْلُوْٓا اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَمَآ اُنْزِلَ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَمَآ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَمَآ اُوْتِيَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْۚ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ
“Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami berserah diri kepada-Nya.”
Senada dengan ayat tersebut, QS. Ali Imran ayat 84 juga mengingatkan kita untuk tidak membedakan para nabi dan rasul Allah.
قُلْ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَآ اُنْزِلَ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَمَآ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْۖ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ
“Katakanlah (Muhammad), “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.”
Bahkan dalam sebuah hadis shahih, ketika ada seorang Yahudi menyebut Nabi Musa sebagai yang paling mulia di antara manusia, Nabi Muhammad Saw segera menegaskan kepada sahabatnya untuk tidak melebihkan beliau di atas para nabi lainnya.
Jamaah salat jumat yang dimuliakan Allah,
Pesan dari Nabi Saw ini membawa makna mendalam. Perbedaan derajat antar nabi adalah hak Allah semata. Hanya Allah yang boleh memberikan penilaian terhadap manusia pilihan-Nya. Kita sebagai umat bukanlah penentu derajat atau keutamaan mereka, tetapi tugas kita adalah untuk beriman kepada seluruh nabi dan mengakui risalah mereka.
Hal ini pun diperkuat oleh penjelasan Ibnu Katsir yang menyatakan bahwa umat tidak perlu mengistimewakan satu nabi di atas nabi lainnya, melainkan cukup dengan meyakini dan mengikuti mereka. Kita tidak perlu mencari-cari siapa yang paling utama di antara mereka.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Sebagai umat Nabi Muhammad Saw, kita pun wajib meneladani beliau, karena Allah SWT telah menyebutnya sebagai teladan terbaik dalam QS. Al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
Maka, mari kita teguhkan keyakinan kita kepada seluruh nabi dan rasul Allah. Janganlah kita terjebak dalam perdebatan mengenai siapa yang lebih utama di antara mereka, sebab Allah telah memberikan tugas dan keistimewaan bagi setiap nabi sesuai dengan hikmah-Nya.