2 Jenis Medan Pertarungan dalam Pemikiran Menurut Syaikh Al-Qardhawi

Sabtu, 09 November 2024 - 10:46 WIB
Yakni arus pemikiran yang literal. Arus pemikiran ini, walaupun keras dalam perkara agama dan pembelaannya, memiliki sifat-sifat yang menjadi ciri khas penganutnya; seperti:

1. Kontroversialisme dalam Aqidah;

2. Formalisme dalam ibadah;

3. Zahiriyah dalam fiqh;

4. Parsialisme dalam memberikan perhatian;

5. Kering dalam roh;

6. Kasar dalam melakukan dakwah; dan

7. Menyempitkan diri dalam perselisihan pendapat.



c. Arus Pemikiran yang Reaktif dan Keras

Ada lagi aliran yang menolak masyarakat dengan semua institusinya. Walaupun pengikut aliran ini memiliki kelebihan dalam hal semangat dan keikhlasannya, tetapi ada sifat-sifat lain yang dimiliki olehnya; antara lain:

1. Keras dan kaku dalam menjalankan ajaran agama;

2. Membanggakan diri sehingga merasa superior dan melecehkan masyarakat;

3. Memiliki wawasan yang sempit dalam memahami agama, kenyataan hidup, suMah kauniyah, dan sunnah kemasyarakatan;

4. Tergesa-gesa mengambil tindakan sebelum waktunya;

5. Cepat mengafirkan dan tidak hati-hati;

6. Mempergunakan kekuatan untuk mewujudkan cita-citanya; dan

7. Berprasangka buruk kepada selain kelompoknya.

d. Arus pemikiran yang moderat

Akan tetapi, ada pula arus pemikiran yang moderat, yang didasarkan pada keseimbangan dalam memahami agama, kehidupan, dan perjuangan untuk memenangkan agama. Arus pemikiran ini juga memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari arus pemikiran lainnya; antara lain penekanannya terhadap prinsip-prinsip berikut ini:
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu, ia berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Ajarkanlah aku suatu do'a yang bisa aku panjatkan saat shalat!. Maka Beliau pun berkata: Bacalah! ALLAHUMMA INNII ZHALAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA FAGHFIRLII MAGHFIRATAN MIN 'INDIKA WARHAMNII INNAKA ANTAL GHAFUURUR RAHIIM (Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)

(HR. Bukhari No. 790)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More