Inilah Tanda-tanda Hati yang Sehat dan Menetramkan
Senin, 31 Agustus 2020 - 06:55 WIB
Tujuan akhirat ini, seakan-akan merupakan salah satu putra dan penghuni akhirat yang datang ke dunia sebagai perantau yang mengambil sekedar kebutuhannya saja, kemudian kembali ke negeri asalnya.
Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , “Jadilah di dunia ini seakan-akan dirimu adalah orang asing atau orang yang singgah dalam erjalanan. Dan anggaplah dirimu sebagai seorang ahli kubur.” (HR. Bukhari).
4. Selalu berzikir kepada Allah
Orang yang hatinya sehat akan selalu beribadah kepada Allah Ta’ala, tidak pernah bosan dan selalu berdzikir kepada Allah dengan zikir dan sesuai dengan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang hatinya sakit hanya beribadah kepada Allah Ta’ala secara musiman, sedangkan orang yang hatinya sehat akan selau beribadah kepada Allah Ta’ala secara kontinyu dan terus-menerus meski sedikit.
(Baca juga : Dampingi 1.250 UMKM yang Berharap Banpres Rp2,4 Juta )
5. Bersedih apabila terluput dari wirid
Apabila terlewatkan dari wiridnya, ia merasakan kepedihan yang melebihi kepedihan orang rakus yang kehilangan hartanya. “Wirid” secara bahasa artinya “juz”. Beberapa ulama salaf membagi Al-Quran menjadi beberapa juz yang sama panjangnya. Mereka menamakannya al-aurad (wirid). (Ibnul Atsir)
6. Rindu kebaikan
Orang yang hatinya sehat selalu merindukan kebakitan sebagaimana orang lapar yang merindukan makanan dan minuman.
(Baca juga : Refly Harun: Demonstrasi Meminta Jokowi Mundur Bukan Makar )
7. Cemas bila tidak melaksanakan Salat
Apabila memasuki waktu salat, kecemasan dan kesedihannya terhadap dunia menjadi lenyap, ia betul-betul keluar dari dunia dan menemukan ketenangan dan kebahagiaan dalam sholat tersebut.
8 Selalu ingin memperbaiki amal
Senantiasa memperhatikan perbaikan amal, melebihi perhatiannya terhadap amal itu sendiri. Ia berkeinginan kuat untk merealisasikan keikhlasan dan mutaba’ah (mengikuti sunnah Rasul). Selain itu, ia tetap menyadari karunia Allah di dalamnya dan kekurangannya dalam memenuhi hak Allah.
(Baca juga : Pendaftar Kartu Prakerja Terancam Pidana Jika Palsukan Identitas )
Demikianlah, hati yang sehat tidak saja menenteramkan pemiliknya, tetapi juga menjadi penyerap cahaya kebenaran Al-Qur'an dengan baik. Sehingga, pikiran, ucapan, dan perilakunya senantiasa menghadirkan arti dan inspirasi di dalam pergaulan. Itulah sumber ketenteraman hati yang sesungguhnya, yang kita diperintahkan untuk menggapainya.
Wallahu A'lam
Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , “Jadilah di dunia ini seakan-akan dirimu adalah orang asing atau orang yang singgah dalam erjalanan. Dan anggaplah dirimu sebagai seorang ahli kubur.” (HR. Bukhari).
4. Selalu berzikir kepada Allah
Orang yang hatinya sehat akan selalu beribadah kepada Allah Ta’ala, tidak pernah bosan dan selalu berdzikir kepada Allah dengan zikir dan sesuai dengan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang hatinya sakit hanya beribadah kepada Allah Ta’ala secara musiman, sedangkan orang yang hatinya sehat akan selau beribadah kepada Allah Ta’ala secara kontinyu dan terus-menerus meski sedikit.
(Baca juga : Dampingi 1.250 UMKM yang Berharap Banpres Rp2,4 Juta )
5. Bersedih apabila terluput dari wirid
Apabila terlewatkan dari wiridnya, ia merasakan kepedihan yang melebihi kepedihan orang rakus yang kehilangan hartanya. “Wirid” secara bahasa artinya “juz”. Beberapa ulama salaf membagi Al-Quran menjadi beberapa juz yang sama panjangnya. Mereka menamakannya al-aurad (wirid). (Ibnul Atsir)
6. Rindu kebaikan
Orang yang hatinya sehat selalu merindukan kebakitan sebagaimana orang lapar yang merindukan makanan dan minuman.
(Baca juga : Refly Harun: Demonstrasi Meminta Jokowi Mundur Bukan Makar )
7. Cemas bila tidak melaksanakan Salat
Apabila memasuki waktu salat, kecemasan dan kesedihannya terhadap dunia menjadi lenyap, ia betul-betul keluar dari dunia dan menemukan ketenangan dan kebahagiaan dalam sholat tersebut.
8 Selalu ingin memperbaiki amal
Senantiasa memperhatikan perbaikan amal, melebihi perhatiannya terhadap amal itu sendiri. Ia berkeinginan kuat untk merealisasikan keikhlasan dan mutaba’ah (mengikuti sunnah Rasul). Selain itu, ia tetap menyadari karunia Allah di dalamnya dan kekurangannya dalam memenuhi hak Allah.
(Baca juga : Pendaftar Kartu Prakerja Terancam Pidana Jika Palsukan Identitas )
Demikianlah, hati yang sehat tidak saja menenteramkan pemiliknya, tetapi juga menjadi penyerap cahaya kebenaran Al-Qur'an dengan baik. Sehingga, pikiran, ucapan, dan perilakunya senantiasa menghadirkan arti dan inspirasi di dalam pergaulan. Itulah sumber ketenteraman hati yang sesungguhnya, yang kita diperintahkan untuk menggapainya.
Wallahu A'lam
(wid)