5 Nasihat untuk Menghadapi Dahsyatnya Fitnah Akhir Zaman, Simak Ya!
Selasa, 03 Desember 2024 - 08:44 WIB
Apabila semua umat Islam dalam semua individunya mereka komitmen kepada apa yang dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka pertolongan itu akan dekat. Karena semua keburukan yang kita dapatkan hari ini dari keburukan para pemimpin kita, maka itu sesuai dengan kata:
“Bagaimana kalian, maka demikianlah pemimpin kalian.”
Apabila ketika melihat sesuatu kedzaliman, maka problem solvingnya adalah setiap mukmin melakukan perombakan jiwa, setiap mukmin melakukan perombakan individu yang dinamakan dengan istilah revolusi mental dalam arti revolusi karakter, yaitu berkaitan dengan akhlak kita sebagai seorang muslim, yaitu kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka kewajiban kita adalah beribadah kepada Allah. Kemudian kita membereskan diri. Kemudian jadikanlah bagian-bagian dari shalat kita dalah berdoa untuk kebaikan pemimpin kita. Sehingga para ulama kita mengatakan: “Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, maka aku akan khususkan doa ini adalah untuk pemimpinku.” Doakan agar pemimpin kita mendapat hidayah, agar pemimpin kita menjadi pemimpin yang adil.
“Dalam setiap kondisi semangat, akan datang masa yang lemah. Maka barangsiapa yang melemahnya kepada sunnahku, maka ia akan selamat. Dan barangsiapa yang dalam kondisi lemahnya kepada selain sunnah, maka dia akan celaka.” (HR. Ibnu Hibban)
Dahsyatnya fitnah hari ini terkadang akan mengurangi dan menguras kondisi iman kita. Semangat beramal berkurang, semangat mencari ilmu adalah berkurang. Solusinya adalah ‘Umar bin Khattab menjelaskan hadis yang tadi, beliau mengatakan:
“Hati itu ada bolak-balinya, turun naiknya. Apabila sedang semangat, sedang kuat, maka tunaikanlah perkara-perkara yang wajib dan ikutilah dengan perkara-perkara yang sunnah. Jika dalam keadaan lemah, maka komitmenlah kepada perkara yang wajib.”
Hadis dan makna dari ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu memberikan satu wawasan bahwa tidak ada di antara kita yang tidak pernah melemah iman. Tidak ada di antara kita yang tidak pernah salah atau terjerumus ke dalam maksiat. Tetapi semampu mungkin orang mukmin diperintahkan untuk istiqamah. Jika melemah, maka jangan sampai meninggalkan yang wajib dan melakukan yang haram. Komitmenlah di situ.
Dikala ini, kita perlu kepada teman yang saleh, perlu kepada seorang ulama, kepada orang alim yang membimbing kita semua.
Wallahu A'lam
كَـمَـا تَـكُـونُـوا يُـولَّـى عَـلَـيْـكُـم
“Bagaimana kalian, maka demikianlah pemimpin kalian.”
Apabila ketika melihat sesuatu kedzaliman, maka problem solvingnya adalah setiap mukmin melakukan perombakan jiwa, setiap mukmin melakukan perombakan individu yang dinamakan dengan istilah revolusi mental dalam arti revolusi karakter, yaitu berkaitan dengan akhlak kita sebagai seorang muslim, yaitu kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka kewajiban kita adalah beribadah kepada Allah. Kemudian kita membereskan diri. Kemudian jadikanlah bagian-bagian dari shalat kita dalah berdoa untuk kebaikan pemimpin kita. Sehingga para ulama kita mengatakan: “Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, maka aku akan khususkan doa ini adalah untuk pemimpinku.” Doakan agar pemimpin kita mendapat hidayah, agar pemimpin kita menjadi pemimpin yang adil.
5. Solusi ketika iman sedang turun
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan bahwa di antara hiruk-pikuk kehidupan dalam fitnah, maka kita akan sering mendapatkan ujian yang menyebabkan kita lemah. Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun telah mengisyaratkan:إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي فَقَدْ أَفْلَحَ وَمَنْ كَانَتْ شِرَّتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ
“Dalam setiap kondisi semangat, akan datang masa yang lemah. Maka barangsiapa yang melemahnya kepada sunnahku, maka ia akan selamat. Dan barangsiapa yang dalam kondisi lemahnya kepada selain sunnah, maka dia akan celaka.” (HR. Ibnu Hibban)
Dahsyatnya fitnah hari ini terkadang akan mengurangi dan menguras kondisi iman kita. Semangat beramal berkurang, semangat mencari ilmu adalah berkurang. Solusinya adalah ‘Umar bin Khattab menjelaskan hadis yang tadi, beliau mengatakan:
إن لهذه القلوب إقبالا وإدبارا ، فإذا أقبلت فخذوها بالنوافل ، وإن أدبرت فألزموها الفرائض
“Hati itu ada bolak-balinya, turun naiknya. Apabila sedang semangat, sedang kuat, maka tunaikanlah perkara-perkara yang wajib dan ikutilah dengan perkara-perkara yang sunnah. Jika dalam keadaan lemah, maka komitmenlah kepada perkara yang wajib.”
Hadis dan makna dari ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu memberikan satu wawasan bahwa tidak ada di antara kita yang tidak pernah melemah iman. Tidak ada di antara kita yang tidak pernah salah atau terjerumus ke dalam maksiat. Tetapi semampu mungkin orang mukmin diperintahkan untuk istiqamah. Jika melemah, maka jangan sampai meninggalkan yang wajib dan melakukan yang haram. Komitmenlah di situ.
Dikala ini, kita perlu kepada teman yang saleh, perlu kepada seorang ulama, kepada orang alim yang membimbing kita semua.
Baca Juga
Wallahu A'lam
(wid)
Lihat Juga :