Memperbaiki Hati, Salah Satu Cara Meraih Surga Allah Ta'ala
Senin, 31 Agustus 2020 - 19:30 WIB
Surga yang Allah Ta’ala siapkan untuk hamba-hamba-Nya diwujudkan dalam beberapa tingkatan. Artinya Allah menciptakan surga beserta nama-nya, tidak hanya satu. Kenikmatan yang Allah Ta’ala siapkan di surga sungguh tiada terkira.
Syariat pun menyebutkan berbagai sifat atau kenikmatan yang akan didapatkan di surga sebagai motivasi bagi para hamba-Nya untuk bersemangat melaksanakan berbagai macam amal ketaatan.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu :
أُصِيبَ حَارِثَةُ يَوْمَ بَدْرٍ وَهُوَ غُلاَمٌ، فَجَاءَتْ أُمُّهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ عَرَفْتَ مَنْزِلَةَ حَارِثَةَ مِنِّي، فَإِنْ يَكُنْ فِي الجَنَّةِ أَصْبِرْ وَأَحْتَسِبْ، وَإِنْ تَكُ الأُخْرَى تَرَى مَا أَصْنَعُ، فَقَالَ: «وَيْحَكِ، أَوَهَبِلْتِ، أَوَجَنَّةٌ وَاحِدَةٌ هِيَ، إِنَّهَا جِنَانٌ كَثِيرَةٌ، وَإِنَّهُ فِي جَنَّةِ الفِرْدَوْسِ»
“Pada saat perang Badar, Haritsah terluka padahal dia masih kecil. Datanglah ibunya menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, Engkau telah mengetahui kedudukan Haritsah di sisiku. Seandainya dia di surga aku akan bersabar dan berharap memperoleh pahala. Namun kalau keadaannya lain, menurut pendapatmu, apa yang harus aku lakukan?’
Rasulullah menjawab, ‘Janganlah begitu (tenanglah). Atau kamu merasa berat ditinggal anakmu atau kamu mengira bahwa surga itu hanya satu? Sesungguhnya surga itu banyak, dan anakmu sekarang berada di surga Firdaus.’” (HR. Bukhari)
(Baca juga : Jadilah Calon Istri yang Sesuai Panduan Rasulullah )
Surga adalah tempat yang telah Allah Ta’ala siapkan untuk hamba-hambaNya yang beriman. Setiap orang beriman pasti menginginkan agar dapat menuju surga-Nya kelak di hari kiamat. Nah, dari sekian sifat mukminin yang akan menjadi penghuni surga, salah satu adalah yang memilih hati yang bersih.
Hati adalah jendela jiwa . Suara hati yang terdalam itulah rasa kita yang sebenarnya. Bahasa hati adalah bahasa kebenaran. Bahasa hati adalah bahasa kearifan.
Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah pernah berkata bahwa Nabi Adam 'alaihis salam, beliau dikeluarkan dari surga (oleh Allah) disebabkan satu dosa yang dilakukan oleh beliau.
Satu kesalahan Nabi Adam, sudah menggelincirkan dari surga. Sedangkan manusia (muslimin) saat ini, melakukan berbagai dosa-dosa dan memperbanyaknya, tetapi (bersamaan dengan itu pula) justru menginginkan meraih surga dengan membawa dosa-dosa tersebut.(Baca juga : Ketika Suami Tidak Saleh, Bagaimana Sebaiknya Sikap Istri? )
Pantaskah manusia membawa banyak dosanya di hadapan Allah Ta'ala lantas meminta surga? Tidak malukah kepada Allah?
Sejatinya, l-Imam Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah memberi nasehat dan teguran yang sangat lembut untuk kita semua, yang tentunya bercita-cita dan berharap meraih surga, tetapi amalannya masih penuh dosa dan maksiat, tanpa diiringi taubat dan istighfar, memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla.
Atau bagi kita yang enggan bertaubat dan beristighfar, karena kesombongannya, terlalu yakin bahwa Allah Azza wa Jalla pasti mengampuni dosa-dosanya, tetapi juga masih meremehkan dosa-dosa itu hingga terus-menerus mengulangi melakukannya.
Oleh sebab itu, yang sepantasnya dilakukan ketika muslimin terjatuh pada perbuatan dosa dan kekhilafan maka segeralah mengingat Allah Azza wa Jalla kemudian bertaubat kepada-Nya, dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Baca juga : Kata Fahira Idris soal Benteng Pertahanan Lawan Covid-19 )
AllahTa'ala berfirman :
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran: 135)
AllahTa'ala juga berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah : "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 57)
Ayat-ayat tersebut adalah panduan dari Allah Azza wa Jalla senantiasa menjaga kita agar terhindar dari perbuatan dosa dan kemaksiatan.(Baca juga : Usai Heboh Rhoma Irama di Bogor, Viral Acara Santunan Dihadiri Evie Tamala saat Pandemi )
Dari Abdullah bin Mas'ud ra, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ، قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا، وَنَعْلُهُ حَسَنَةً، قَالَ: إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ . [رواه مسلم والترمذي وأبو داود وابن ماجه وأحمد ]
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar _dzarrah_." Ada seseorang yang bertanya: "Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?" Beliau SAW. menjawab: "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesombongan adalah menolak kebenaran, menolak nasehat kebaikan, misalnya pergi meninggalkan dari majelis taklim yang dibacakan Qolallahu Ta'ala dan Qolarasulullahi shallallahu alaihi wa sallam. Kesombongan jenis ini adalah sombong dalam bentuk perbuatan, karena mulutnya tidak mengucapkan apapun.
(Baca juga : Balikkan Kinerja Jadi Untung, Pertamina Tak Bisa cuma Abrakadabra )
Kesombongan berikutnya karena memandang rendah orang yang menyampaikan kebenaran, sehingga pesan apapun yang disampaikan kepada mereka, meskipun pesan itu mengenai kebaikan akan dipandang sebelah mata. Harus kita sadari bahwa sesungguhnya kesombongan adalah sifat warisan Iblis laknatullah yang menjadi penghalang seseorang meraih surga.
Kesombongan adalah karakter perilaku penentang dakwah Rasulullah;
فَقَالَ الْمَلأ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلا بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ ۞
”Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya, Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina-dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kalian memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami.” (QS. Hud: 27)
Padahal, sesungguhnya kesombongan adalah karakter Iblis laknatullah.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)
(Baca juga : Mengenal Cara Berpakaian Ummul Mukminin )
Saat ini, tanamkan dalam hati agar kita dan keluarga bisa dibimbing Allah Ta'ala menuju surga. Mulai menjauhkan hati dan sifat buruk yang bisa menghalangi menuju surga. Tanamkan kelembutan di hati dan kecintaan kepada semua hal yang disyariatkan Allah dan rasul-Nya.
Wallahu A'lam.
Syariat pun menyebutkan berbagai sifat atau kenikmatan yang akan didapatkan di surga sebagai motivasi bagi para hamba-Nya untuk bersemangat melaksanakan berbagai macam amal ketaatan.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu :
أُصِيبَ حَارِثَةُ يَوْمَ بَدْرٍ وَهُوَ غُلاَمٌ، فَجَاءَتْ أُمُّهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ عَرَفْتَ مَنْزِلَةَ حَارِثَةَ مِنِّي، فَإِنْ يَكُنْ فِي الجَنَّةِ أَصْبِرْ وَأَحْتَسِبْ، وَإِنْ تَكُ الأُخْرَى تَرَى مَا أَصْنَعُ، فَقَالَ: «وَيْحَكِ، أَوَهَبِلْتِ، أَوَجَنَّةٌ وَاحِدَةٌ هِيَ، إِنَّهَا جِنَانٌ كَثِيرَةٌ، وَإِنَّهُ فِي جَنَّةِ الفِرْدَوْسِ»
“Pada saat perang Badar, Haritsah terluka padahal dia masih kecil. Datanglah ibunya menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, Engkau telah mengetahui kedudukan Haritsah di sisiku. Seandainya dia di surga aku akan bersabar dan berharap memperoleh pahala. Namun kalau keadaannya lain, menurut pendapatmu, apa yang harus aku lakukan?’
Rasulullah menjawab, ‘Janganlah begitu (tenanglah). Atau kamu merasa berat ditinggal anakmu atau kamu mengira bahwa surga itu hanya satu? Sesungguhnya surga itu banyak, dan anakmu sekarang berada di surga Firdaus.’” (HR. Bukhari)
(Baca juga : Jadilah Calon Istri yang Sesuai Panduan Rasulullah )
Surga adalah tempat yang telah Allah Ta’ala siapkan untuk hamba-hambaNya yang beriman. Setiap orang beriman pasti menginginkan agar dapat menuju surga-Nya kelak di hari kiamat. Nah, dari sekian sifat mukminin yang akan menjadi penghuni surga, salah satu adalah yang memilih hati yang bersih.
Hati adalah jendela jiwa . Suara hati yang terdalam itulah rasa kita yang sebenarnya. Bahasa hati adalah bahasa kebenaran. Bahasa hati adalah bahasa kearifan.
Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah pernah berkata bahwa Nabi Adam 'alaihis salam, beliau dikeluarkan dari surga (oleh Allah) disebabkan satu dosa yang dilakukan oleh beliau.
Satu kesalahan Nabi Adam, sudah menggelincirkan dari surga. Sedangkan manusia (muslimin) saat ini, melakukan berbagai dosa-dosa dan memperbanyaknya, tetapi (bersamaan dengan itu pula) justru menginginkan meraih surga dengan membawa dosa-dosa tersebut.(Baca juga : Ketika Suami Tidak Saleh, Bagaimana Sebaiknya Sikap Istri? )
Pantaskah manusia membawa banyak dosanya di hadapan Allah Ta'ala lantas meminta surga? Tidak malukah kepada Allah?
Sejatinya, l-Imam Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah memberi nasehat dan teguran yang sangat lembut untuk kita semua, yang tentunya bercita-cita dan berharap meraih surga, tetapi amalannya masih penuh dosa dan maksiat, tanpa diiringi taubat dan istighfar, memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla.
Atau bagi kita yang enggan bertaubat dan beristighfar, karena kesombongannya, terlalu yakin bahwa Allah Azza wa Jalla pasti mengampuni dosa-dosanya, tetapi juga masih meremehkan dosa-dosa itu hingga terus-menerus mengulangi melakukannya.
Oleh sebab itu, yang sepantasnya dilakukan ketika muslimin terjatuh pada perbuatan dosa dan kekhilafan maka segeralah mengingat Allah Azza wa Jalla kemudian bertaubat kepada-Nya, dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Baca juga : Kata Fahira Idris soal Benteng Pertahanan Lawan Covid-19 )
AllahTa'ala berfirman :
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran: 135)
AllahTa'ala juga berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah : "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 57)
Ayat-ayat tersebut adalah panduan dari Allah Azza wa Jalla senantiasa menjaga kita agar terhindar dari perbuatan dosa dan kemaksiatan.(Baca juga : Usai Heboh Rhoma Irama di Bogor, Viral Acara Santunan Dihadiri Evie Tamala saat Pandemi )
Dari Abdullah bin Mas'ud ra, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ، قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا، وَنَعْلُهُ حَسَنَةً، قَالَ: إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ . [رواه مسلم والترمذي وأبو داود وابن ماجه وأحمد ]
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar _dzarrah_." Ada seseorang yang bertanya: "Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?" Beliau SAW. menjawab: "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesombongan adalah menolak kebenaran, menolak nasehat kebaikan, misalnya pergi meninggalkan dari majelis taklim yang dibacakan Qolallahu Ta'ala dan Qolarasulullahi shallallahu alaihi wa sallam. Kesombongan jenis ini adalah sombong dalam bentuk perbuatan, karena mulutnya tidak mengucapkan apapun.
(Baca juga : Balikkan Kinerja Jadi Untung, Pertamina Tak Bisa cuma Abrakadabra )
Kesombongan berikutnya karena memandang rendah orang yang menyampaikan kebenaran, sehingga pesan apapun yang disampaikan kepada mereka, meskipun pesan itu mengenai kebaikan akan dipandang sebelah mata. Harus kita sadari bahwa sesungguhnya kesombongan adalah sifat warisan Iblis laknatullah yang menjadi penghalang seseorang meraih surga.
Kesombongan adalah karakter perilaku penentang dakwah Rasulullah;
فَقَالَ الْمَلأ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلا بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ ۞
”Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya, Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina-dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kalian memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami.” (QS. Hud: 27)
Padahal, sesungguhnya kesombongan adalah karakter Iblis laknatullah.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)
(Baca juga : Mengenal Cara Berpakaian Ummul Mukminin )
Saat ini, tanamkan dalam hati agar kita dan keluarga bisa dibimbing Allah Ta'ala menuju surga. Mulai menjauhkan hati dan sifat buruk yang bisa menghalangi menuju surga. Tanamkan kelembutan di hati dan kecintaan kepada semua hal yang disyariatkan Allah dan rasul-Nya.
Wallahu A'lam.
(wid)