Kisah Daulah Aghlabiyah Taklukkan Eropa di Bawah Pimpinan Ziyadatullah I
Kamis, 12 Desember 2024 - 13:00 WIB
Dedi Supriyadi dalam bukunya berjudul "Sejarah Peradaban Islam" mengatakan Ibrahim bin Aghlab diberikan hak penuh atas pemerintahan Tunisia, sebagai gantinya ia harus menyerahkan pajak tahunan sebesar 40.000 dinar ke pemerintahan Abbasiyah di Baghdad.
Hanya saja, karena letak geografis antara wilayah Afrika Utara dan pusat pemerintahan di Baghdad sangat jauh, maka kontrol dari pusat tidak berjalan baik. Karena hal itulah Ibrahim bin Aghlab kemudian mendirikan Dinasti Aghlabiyah, dengan wilayah kekuasannya mencakup daerah Tunisia dan Aljazair.
Ibrahim bin Aghlab sangat cakap dalam bidang administrasi pemerintahan. Ia sukses membangun Dinasti Aghlibiyah menjadi pemerintahan yang berpengaruh dalam dunia Islam.
Ekspansi ke Eropa
Ketika berada di bawah pimpinan Ziyadatullah I, Dinasti Aghlabiyah berada pada masa kejayan. Ia mampu memimpin pasukan Aghlabiyah melakukan ekspansi hingga ke wilayah Eropa.
Ziyadatullah I pernah mengirimkan sebuah armada laut menuju wilayah pesisir Italia, Prancis, Cosica, dan Sardia. Kemudian pada 827 M, Ziyadatullah mengirim sebuah ekspedisi untuk merebut wilayah Sisilia dari tangan pemerintahan Bizantium.
Sisilia pun berhasil dikuasai pada 902 M setelah melakukan serangkaian peperangan dengan pasukan Bizantium.
Sisilia yang terletak di wilayah strategis kemudian dijadikan sebagai pusat komando pasukan Dinasti Aghlabiyah untuk menaklukan daratan-daratan Eropa.
Ziyadatullah memberikan kontribusi penting dalam sejarah Islam karena ia berhasil menyebarkan peradaban Islam ke wilayah Eropa. Bahkan Renaisans di Italia terjadi karena penyebaran ilmu pengetahuan melalui pulau Sisilia yang dikuasai Dinasti Aghlabiyah.
Dinasti Aghlabiyah terkenal dengan prestasinya di bidang arsitektur, terutama dalam pembangunan arsitektur masjid. Pada masa Ziyadatullah, yang disempurnakan oleh Ibrahim II, berdiri sebuah masjid yang sangat megah, yaitu Masjid Qairawan.
Menara masjid yang merupakan warisan dari bentuk bangunan masa Umayyah menjadi salah satu bangunan tertua di Afrika.
Wilayah Qairawan pun disebut sebagai kota suci keempat setelah Makkah, Madinah, dan Yerussalem.
Masa Kemunduran
Pada akhir abad ke-9 masehi, Dinasti Aghlabiyah di Ifrikiyah mengalami kemunduran setelah masuknya propaganda Syi’ah oleh Abdullah Al-Syi’ah atas perintah Ubaidilah Al-Mahdi.
Ia telah menanamkan pengaruh yang kuat di kalangan orang-orang suku Ketama. Ditambah adanya kesenjangan sosial antara keluarga Aghlab dengan orang-orang Ketama. Sehingga muncul sebuah kekuatan militer baru menentang pemerintah Aghlabiyah.
Pada 909 M, kekuatan militer baru itu berhasil menggulingkan pemerintahan terakhir Dinasti Aghlabiyah, pimpinan Ziyadatullah III.
Dinasti Aghlabiyah pun gagal mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat di Baghdad, sehingga Ziyadatullah diusir ke Mesir. Sejak saat itu wilayah Ifrikiyah dikuasai oleh orang-orang Syi’ah, yang masa selanjutnya membentuk Dinasti Fatimiyah.
Hanya saja, karena letak geografis antara wilayah Afrika Utara dan pusat pemerintahan di Baghdad sangat jauh, maka kontrol dari pusat tidak berjalan baik. Karena hal itulah Ibrahim bin Aghlab kemudian mendirikan Dinasti Aghlabiyah, dengan wilayah kekuasannya mencakup daerah Tunisia dan Aljazair.
Ibrahim bin Aghlab sangat cakap dalam bidang administrasi pemerintahan. Ia sukses membangun Dinasti Aghlibiyah menjadi pemerintahan yang berpengaruh dalam dunia Islam.
Ekspansi ke Eropa
Ketika berada di bawah pimpinan Ziyadatullah I, Dinasti Aghlabiyah berada pada masa kejayan. Ia mampu memimpin pasukan Aghlabiyah melakukan ekspansi hingga ke wilayah Eropa.
Ziyadatullah I pernah mengirimkan sebuah armada laut menuju wilayah pesisir Italia, Prancis, Cosica, dan Sardia. Kemudian pada 827 M, Ziyadatullah mengirim sebuah ekspedisi untuk merebut wilayah Sisilia dari tangan pemerintahan Bizantium.
Sisilia pun berhasil dikuasai pada 902 M setelah melakukan serangkaian peperangan dengan pasukan Bizantium.
Sisilia yang terletak di wilayah strategis kemudian dijadikan sebagai pusat komando pasukan Dinasti Aghlabiyah untuk menaklukan daratan-daratan Eropa.
Ziyadatullah memberikan kontribusi penting dalam sejarah Islam karena ia berhasil menyebarkan peradaban Islam ke wilayah Eropa. Bahkan Renaisans di Italia terjadi karena penyebaran ilmu pengetahuan melalui pulau Sisilia yang dikuasai Dinasti Aghlabiyah.
Dinasti Aghlabiyah terkenal dengan prestasinya di bidang arsitektur, terutama dalam pembangunan arsitektur masjid. Pada masa Ziyadatullah, yang disempurnakan oleh Ibrahim II, berdiri sebuah masjid yang sangat megah, yaitu Masjid Qairawan.
Menara masjid yang merupakan warisan dari bentuk bangunan masa Umayyah menjadi salah satu bangunan tertua di Afrika.
Wilayah Qairawan pun disebut sebagai kota suci keempat setelah Makkah, Madinah, dan Yerussalem.
Masa Kemunduran
Pada akhir abad ke-9 masehi, Dinasti Aghlabiyah di Ifrikiyah mengalami kemunduran setelah masuknya propaganda Syi’ah oleh Abdullah Al-Syi’ah atas perintah Ubaidilah Al-Mahdi.
Ia telah menanamkan pengaruh yang kuat di kalangan orang-orang suku Ketama. Ditambah adanya kesenjangan sosial antara keluarga Aghlab dengan orang-orang Ketama. Sehingga muncul sebuah kekuatan militer baru menentang pemerintah Aghlabiyah.
Pada 909 M, kekuatan militer baru itu berhasil menggulingkan pemerintahan terakhir Dinasti Aghlabiyah, pimpinan Ziyadatullah III.
Dinasti Aghlabiyah pun gagal mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat di Baghdad, sehingga Ziyadatullah diusir ke Mesir. Sejak saat itu wilayah Ifrikiyah dikuasai oleh orang-orang Syi’ah, yang masa selanjutnya membentuk Dinasti Fatimiyah.
Lihat Juga :