Bila Kau Mencintai Tuhan, Berusahalah Pula untuk Dicintai-Nya.

Selasa, 08 September 2020 - 06:29 WIB
"Hanya satu saja permohonan hamba," kata si pelayan, "yaitu, bahwa hendaknya Sultan akan terus menjadi tamu hamba. Menjadi pelayan-mandi yang duduk di dekat Tuanku dalam bilik-panas lebih baik daripada menjadi raja di sebuah taman tak bersama Tuanku. Karena kemujuran telah datang pada hamba lantaran bilik-panas ini, maka tak tahu berterimakasihlah hamba ini bila hamba tinggalkan bilik ini. Kehadiran Tuanku telah menerangi tempat ini; apakah yang lebih baik dapat hamba minta selain diri Tuanku sendiri?"



Bila kau mencintai Tuhan, berusahalah pula untuk dicintai-Nya. Tetapi sementara ada yang mencari cinta ini, yang senantiasa usang dan senantiasa baru, maka ada pula yang menginginkan dua keping obol2 perak dari khazanah dunia; ia mencari setitik air ketika ia mestinya dapat memiliki lautan.

Dua Orang Pengangkut Air

Seorang pengangkut air, ketika bertemu dengan seorang pengangkut air yang lain, meminta sedikit air padanya. Yang dimintai itu berkata, "O kau yang tak tahu akan kerohanian, mengapa tidak kau minum kepunyaanmu sendiri?"



Yang meminta berkata, "Beri aku sedikit airmu, kau yang memiliki pengetahuan rohani, sebab aku muak akan kepunyaanku sendiri."

Adam kenyang dengan apa-apa yang tak asing lagi baginya, dan itulah sebabnya ia pun makan makanan terlarang, ialah sesuatu yang baru baginya. Dijualnya apa-apa yang lama itu untuk sekadar mendapatkan makanan itu.



Ia pun menjadi si mata satu. Cinta datang dan mengetuk pintu baginya. Ketika ia sama sekali lebur dalam cahaya kilat cinta, apa yang lama dan yang baru pun lenyap dan tiada apa pun lagi yang tinggal! Tetapi tidaklah layak bagi siapa saja untuk muak terhadap diri sendiri dan menolak sama sekali hidupnya yang lama.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
cover top ayah
وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسَانَ بِوَالِدَيۡهِ اِحۡسَانًا‌ ؕ حَمَلَـتۡهُ اُمُّهٗ كُرۡهًا وَّوَضَعَتۡهُ كُرۡهًا‌ ؕ وَحَمۡلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوۡنَ شَهۡرًا‌ ؕ حَتّٰٓى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرۡبَعِيۡنَ سَنَةً  ۙ قَالَ رَبِّ اَوۡزِعۡنِىۡۤ اَنۡ اَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ الَّتِىۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وَالِدَىَّ وَاَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًا تَرۡضٰٮهُ وَاَصۡلِحۡ لِىۡ فِىۡ ذُرِّيَّتِىۡ ؕۚ اِنِّىۡ تُبۡتُ اِلَيۡكَ وَاِنِّىۡ مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ
Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.

(QS. Al-Ahqaf Ayat 15)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More