Membangun Ummat Terbaik di Amerika

Minggu, 04 Oktober 2020 - 12:02 WIB
Dan karenanya politik dan partisipasi politik tidak harus dilihat sebagai inovasi baru. Apalagi dilihat bertentangan bahkan ancaman bagi agama. Justru politik dapat dilihat sebagai salah satu bentuk amar ma'ruf nahi mungkar dalam agama.

Dengan demikian, bagi komunitas Muslim di Amerika partisipasi politik bukan sekadar politik. Bukan juga sekedar pilihan kandidat, apalagi mengejar kekuasaan. Tapi lebih mulia dari itu melakukan tanggung jawab agama dalam amar ma'ruf dan nahi mungkar.

Bahwa melalui partisipasi politik itu kita tujukan untuk membawa perubahan komunal atau social change ke arah yang lebih baik. Melalui proses politik harapannya akan terpilih Pemimpin yang lebih credible, capable, with integrity.

Seperti yang digambarkan dalam Al-Qur'an : "Dan Kami (Allah) jadikan dari kalangan mereka Pemimpin-Pemimpin dari kalangan mereka (Bani Israel) yang memberi petunjuk dengan peringah Kami, mereka bersabar, dan mereka mengikuti ayat-ayat Kami".

Tentu dalam konteks Amerika yang dimaksudkan adalah substansi dari ajaran Al-Qur'an itu. Mungkin the least evil jika tidak menemukan "the best" bahkan "the good" sekalipun.

Dengan pemimpin yang demikian kita harapkan akan terbangun Suasana publik yang lebih kondusif, damai, dan tentram. Dan pastinya juga terbangun persatuan, kebersamaan, kesetaraan dan keadilan. Semua inilah nantinya yang akan melahirkan stabilitas, kemakmuran dan kebahagiaan.

Semua keadaan di atas tersimpulkan dalam satu kata: keberkahan. Seperti yang digambarkan pada ayat terdahulu: "Kalau sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa nisacara Kamu akan bukakan bagi mereka berkah-berkah dari langit dan bumi".

Kesadaran seperti inilah yang harus terbangun di kalangan Komunitas Muslim Amerika sehingga tumbuh kesadaran akan tanggung jawab sosial tersebut. Keterlibatan mereka dalam proses politik dan pesta Demokrasi di negara ini tidak saja sebuah hak sipil (civil right). Tapi sekaligus menjadi tanggung jawab keagamaan dalam konteks amar makruf dan nahi mungkar.

Tentu lebih mulia lagi jika keterlibatan dalam proses politik itu diniatkan sekaligus untuk menjadi bagian dari menanam tunas atau benih "Khaer Ummah" atau bangsa terbaik. Sebab, Amerika bagi komunitas Muslim Amerika adalah negaranya sendiri yang harus dibangun sesuai idealisme agama dan Amerika itu sendiri.

Di sinilah masyarakat muslim Amerika harus bejajar memahami jika Islam dan Amerika adalah dua entitas yang tidak harus dipertentangkan. Dan Karenanya idealisme Islam harus dilihat dalam konteks Amerika. Sehingga kebangsaan dan keagamaan bukanlah dua hal yang paradoks.

Demikian ringkasan khutbah yang saya sampaikan di Jamaica Muslim Center New York. Semoga juga menjadi pengetahuan umum, sekaligus sebagai motivasi khususnya kepada mereka yang punya hak pilih (warga negara Amerika) untuk mengambil tanggung jawab publiknya. Semoga! ( )

New York, 3 Oktober 2020
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman, yakni:  Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya.  Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.  Dan dia benci kembali kepada kekufuran, seperti dia benci bila dilempar ke neraka

(HR. Bukhari No. 15)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More